Senin, 29 November 2021

PERBANYAKAN TANAMAN ALPUKAT SECARA GENERATIF (BIJI)

 


Keberadaan  tanaman alpukat telah cukup lama di Indonesia, sekitar dua abad yang lalu. Pengembangan tanaman alpukat di tanah air tampaknya belum merata. Buah alpukat merupakan buah yang memiliki nilai nutrisi, kandungan lemak, dan energi buah yang tinggi. Buah alpukat bukan hanya sekedar sumber vitamin dan mineral, tetapi dapat pula dijadikan bahan pangan dan penyedia energi. Namun masyarakat kita, khususnya masyarakat kota, hanya sekedar menkonsumsi buah alpukat dalam bentuk sari juice buahnya bersama sirop dan penyedap lain. Pola konsumsi hanya minum buah alpukat seyogianya dapat diubah menjadi pola konsumsi makan buah alpukat, khususnya bagi masyarakat di daerah wilayah dataran tinggi dan desa terpencil.

Bibit alpukat dapat diperoleh secara vegetatif maupun generatif. Perbanyakan melalui generatif didapatkan dengan langsung dari biji. Hasil bibit dengan cara ini memiliki keunggulan pada perakaran yang kuat dan dapat diproduksi secara masal, akan tetapi tanaman akan berbuah lama serta buah tidak seperti induknya.

Pembibitan dimaksudkan sebagai usaha memproduksi bahan tanaman (bibit). Tanaman dapat diperbanyak secara generatif (biji) Perbanyakan tanaman dengan biji sering mengecewakan karena selain umur mulai berbuahnya lama (panjang), juga sering terjadi penyimpangan sifat-sifat pohon induknya. Oleh sebab itu perbanyakan tanaman dengan biji hanya dianjurkan untuk memproduksi batang bawah sebagai bahan untuk penyambungan atau untuk okulasi.

Sebelum disemaikan, biji alpukat yang sudah terkumpul dan terpilih dibersihkan dengan air untuk menghilangkan lender dan sisa-sisa dari daging buah dengan maksud agar biji terbebas dari cendawan dan organisme pengganggu lainnya. Biji dipilih yang bernas, padat, dan tidak keriput. Biji dipilih yang berukuran besar (65-85 g) agar mempercepat pertumbuhan batang bawah. Setelah bersih, biji ini kemudian dikeringanginkan, dan selanjutnya direndam selama beberapa menit dalam larutan pestisida 2%. Penyemaian biji harus dilakukan di tempat yang aman terhadap gangguan hewan maupun manusia, dekat dengan sumber air, dan letaknya strategis agar mudah pengelo-laannya.

Selain itu harus memiliki naungan untuk melindungi bibit dari teriknya sinar mata-hari langsung dan derasnya air hujan. Untuk itu perlu dibuat rumah bibit yang permanen atau sederhana. Untuk perbanyakan bibit batang bawah, sebaiknya biji ditanam langsung di polybag (kantong plastik hitam).

Biji alpukat yang telah disiapkan segera ditanam pada polybag ukuran 15 x 21 cm. Media yang digunakan harus subur dan gembur, yaitu campuran tanah + pupuk kandang + pasir/sekam (2:1:1). Penanaman biji dalam polybag dilakukan sebagai berikut, yaitu bagian pangkal biji yang agak rata diletakkan di sebelah bawah dan bagian ujung biji yang runcing dan telah dipotong 1/3.  Pemotongan biji alpukat pada 1/3 bagian ujungnya dapat mempercepat saat berkecambahnya biji, meningkatkan pertumbuhan semai dan memperbaiki sistem perakaran dari semai. Selanjutnya, biji ini ditempatkan di bawah naungan. Kurang lebih 3 minggu setelah tanam, biji-biji ini akan mulai berkecambah dan membentuk anak semai.


OLEH : ZUBAIR, S.ST






Selasa, 16 November 2021

PERLAKUAN BENIH YANG BERKULIT KERAS SEBELUM DISEMAI


Persemaian terdiri dari persemaian sementara dan persemaian permanen. Persemaian sementara untuk menyediakan bibit dalam jangka pendek dan dengan peralatan sederhana. Sedangkan persemaian permanen dibangun untuk menyediakan bibit secara terus menerus dan dengan fasilitas yang lengkap

Masa persemaian memiliki peran strategis dalam proses pertumbuhan dan adaptasi tanaman. Pada tahap ini, secara tak langsung seleksi terhadap tanaman berkualitas prima sudah mulai dilakukan. Selain dengan tray ada beberapa wadah untuk pesemaian misalnya dengan polibag, baki/mampan, namun pada umumnya prinsipnya sama

Beberapa benih meskipun telah ditabur di media kecambah, terkadang menunjukkan proses perkecambahan yang lama. Hal ini disebabkan oleh sifat benih yang disebut dengan dormansi benih, yaitu sifat yang menunjukan suatu keadaan di mana benih-benih sehat (viable) gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk perkecambahan. Agar benih dapat segera berkecambah, maka perlu dilakukan perlakuan awal yang disebut dengan ”pematahan dormansi”. Pematahan dormansi tersebut dimaksudkan agar benih sehat yang awalnya sulit berkecambah menjadi cepat berkecambah dengan terlebih dahulu dilakukan perlakuan-perlakuan pendahuluan.

Komposisi media tumbuh bibit akan ikut menentukan bagaimana bibit tumbuh, karena berhubungan dengan kesesuaian media dan ketersediaan unsur hara yang dikandung dalam media tersebut untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya media tumbuh bibit merupakan kombinasi antara tanah, kompos, dan pasir. Namun demikian terdapat jenis-jenis bahan lain yang dapat digunakan sebagai campuran media tumbuh, antara lain: serbuk gergaji, arang sekam, arang kayu, dll. Pemberian tanah dalam media tumbuh tanaman di samping berfungsi sebegai penyedia hara juga berperan sebagai pengikat air, pemberian kompos dimaksudkan sebagai media pemasok nutrisi bagi pertumbuhan tanaman, sedangkan pasir untuk meningkatkan porositas media.

 

Pada tahap selanjutnya, proses perkecambahan dapat dipercepat melalui

persemaian biji.

Tahapan penyemaian ;

Ø Rendam biji dengan air hangat dan larutan pertumbuhan akar/tunas.

Ø Untuk biji yang kecil-kecil dapat dilakukan penyemaian bersama pada satu pot, beri lapisan yang halus dan menyimpan banyak air seperti cocopeat halus.

Ø Untuk biji yang relatif besar, dapat ditempatkan satu bji per pot sehingga dapat tumbuh dan berkembang tanpa dilakukan re-potting.

Ø Pastikan media basah pada saat penyemaian dan jaga kelembaban hingga keluar kecambah tetapi jangan dilakukan penyiraman terlebih dahulu.

Ø Setelah keluar akar dan tunas daun, lakukan penyiraman dengan kepala nozzle halus, dan jangan melakukan kegiatan pemupukan.

Ø Setelah bibit terlihat tumbuh, pacu pertumbuhan dengan pupuk dengan unsur N tinggi. Letakkan bibit pada tempat yang teduh tetapi mempunyai sirkulasi udara yang baik



OLEH : ZUBAIR, S.ST






PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...