Rabu, 31 Maret 2021

PENGAMATAN OPT PADI

 


Mendasari laporan dari anggota Poktan Alam Indah, Selasa 30 maret 2021 tentang serangan OPT pada tanaman padinya, PPL Desa Bontosunggu (Herlina) melalui BPP Benteng-Bontoharu langsung berkoordinasi ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Kepulauan Selayar.

Rabu 31 Maret 2021 dilaksanakan kegiatan peninjauan dan pengamatan OPT pada tanaman padi di kelompok tani Alam Indah Desa Bontosunggu Kecamatan Bontoharu. Kegiatan Pengamatan ini dikoordinir langsung oleh Koordinator BPP Benteng-Bontoharu (Umi azimar) bersama PPL dan Pengamat hama dari DISTAN KP.


Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Padi merupakan langkah awal yang wajib dilakukan oleh petani untuk mengetahui hama ataupun penyakit yang kemungkinan muncul pada tanaman. Dengan melakukan pengamatan, petani dapat mengetahui keberadaan awal Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sehingga dapat dilakukan pengendalian sejak awal sebelum populasi OPT menyebar luas. Pengamatan sebaiknya dilakukan sejak dalam masa pesemaian sebagai pencegahan utama terhadap OPT khususnya penggerek batang. Kemudian dilanjutkan mulai umur dua minggu setelah tanam. Pengamatan secara rutin dan pengendalian sejak dini dapat menekan angka OPT sehingga target produksi dapat dicapai secara optimal.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan. Sedangkan Musuh alami adalah suatu mahluk hidup (Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT). Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT, banjir dan kekeringan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (varietas, umur tanaman, musuh alami, curah hujan, suhu, kecepatan angin dan radiasi matahari). Pengamatan rutin merupakan pengamatan yang dilakukan secara berkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatan untuk mengetahui keadaan serangan OPT, serta perbandingan jumlah OPT dan musuh alami dilahan pertanaman tersebut.

Pengamatan yang dilakukan secara langsung dan rutin dapat membantu meminimalisir terjadinya serangan hama dan juga penyakit. Setidaknya, dengan kita melakukan pengamatan secara rutin kita bisa mengetahui lebih awal populasi hama atau gejala penyakit pada tanaman padi dan bisa langsung dilakukan pengendalian sedini mungkin sebelum terlambat. Pengamatan terhadap hama dan penyakit yang harus diperhatikan adalah jumlah populasi, gejala serangan, gejala serangan hama penyakit dapat diketahui dengan gejala serangan yang ditimbulkan. Oleh karena itu pengamatan dapat dilakukan sedini mungkin guna mengendalikan serangan hama penyakit. Pengamatan sendiri dapat dimulai dari umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga tanaman menjelang panen.

Dengan melakukan pengamatan kita dapat mengetahui keberadaan awal OPT, baik itu intensitas serangan maupun populasi di suatu wilayah. Populasi serangga berpengaruh pada kerusakan tanaman. Itulah sebabnya, pengamatan populasi OPT penting dilakukan untuk menduga tingkat kerusakan tanaman, tentu saja dengan mempertimbangkan jenis hama dan tanaman.

Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3) pengamatan indeks populasi.

Populasi mutlak adalah jumlah populasi hama hasil pengamatan yang dinyatakan dalam unit satuan luas, unit habitat yang berupa tanaman, kelompok tanaman ataupun bagian tanaman, misalnya 10 ekor/rumpun. Populasi relatif adalah hasil pengamatan yang dinyatakan dalam unit satuan usaha, misalnya oleh penggunaan jaring serangga dan penggunaan berbagai jenis perangkap, misalnya 25 ekor/10 kali ayunan jaring. Indeks populasi adalah pengamatan yang dilakukan tidak langsung pada individu hamanya, tetapi kepada hasil kegiatan yang dilakukan oleh hama tersebut, misalnya gejala kerusakan dan sarang yang dibuat oleh hama.

Hasil pengamatan kemudian dianalisis, dan jika ditemukan bahwa populasi organisme pengganggu di atas Ambang Ekonomi (AE), maka dapat melakukan pengendalian dengan tetap memperhatikan prinsif PHT segingga mampu menurunkan populasi dengan cepat. 


 OLEH : UMI AZIMAR



Senin, 29 Maret 2021

JARAK TANAM PADA TANAMAN BAWANG

 

Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan banyak dikonsumsi manusia sebagai campuran bumbu masak setelah cabai. Bawang merah juga dijual dalam bentuk olahan seperti ekstrak bawang merah, bubuk, minyak atsiri, bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula darah, mencegah penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah serta memperlancar aliran darah. Sebagai komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat, potensi pengembangan bawang merah masih terbuka lebar tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga luar negeri

Salah satu teknik budidaya yang perlu diperbaiki ialah pengaturan jarak tanam. Kerapatan/jarak tanam berhubungan erat dengan populasi tanaman per satuan luas, dan persaingan antartanaman dalam penggunaan cahaya, air, unsur hara, dan ruang, sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil umbi. Jarak tanam yang optimal untuk produksi umbi bawang merah menggunakan benih umbi konvensional (4 – 5 g/umbi) ialah 10 x 20 cm atau 15 x 20 cm. Kedua jarak tanam tersebut belum tentu optimal untuk produksi umbi bawang merah dari benih umbi mini.

Selain membutuhkan jarak tanam yang optimal, untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal tanaman bawang merah juga memerlukan ketersediaan hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang, terutama unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Unsur hara nitrogen merupakan bahan pembangun protein, asam nukleat, enzim, nukleoprotein, dan alkaloid, yang sangat dibutuhkan tanaman terutama untuk perkembangan daun, meningkatkan warna hijau daun, serta pembentukan cabang atau anakan.

Kekurangan hara N dapat membatasi pembelahan dan pembesaran sel. Unsur hara fosfor merupakan komponen enzim, protein, ATP, RNA, DNA, dan fitin, yang mempunyai fungsi penting dalam proses-proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer energi. Defisiensi P menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat, lemah, dan kerdil. Unsur hara kalium berfungsi dalam pembentukan gula dan pati, sintesis protein, katalis bagi reaksi enzimatis, penetral asam organik, serta berperan dalam pertumbuhan jaringan meristem, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, dan perbaikan kualitas hasil tanaman. Pemberian ketiga unsur hara tersebut secara tepat sangat membantu pembentukan umbi bawang merah.

Penggunaan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan 20 cm x 25 cm yang disertai dengan penyiangan 3 kali menghasilkan bobot umbi paling tinggi sebesar 12,44 ton ha-1 dan 12,53 ton ha-1 (Wulandari dkk, 2016). Perlakuan jarak tanam 10 x 20 cm dan pupuk pelengkap cair berpengaruh terhadap jumlah anakan terbanyak dan berat basah umbi (Setiawan dan Suparno, 2018). Perlakuan dengan jarak tanam 20 x 20 cm dengan hasil terbaik pada munculnya tunas tercepat (10,83 hari), jumlah daun terbanyak (10,55 helai), dan diameter umbi terbesar (17,99 mm)

 Bobot segar dan bobot kering umbi bawang merah dipengaruhi oleh ukuran umbi bibit dan kerapatan tanam. Dinyatakan pula bahwa semakin rapat jarak tanam maka laju peningkatan hasil tersebut mengalami penurunan dengan semakin rapatnya populasi tanaman. Jarak tanam juga menentukan kebutuhan bibit, karena semakin padat populasinya maka semakin banyak bibit yang dibutuhkan perluasan tanam. Untuk menghasilkan umbi jarak tanam yang umum digunakan adalah 20 x 20 cm tergantung juga ukuran bibitnya. Namun untuk produksi daun bawang banyak dilakukan penanaman dengan jarak tanam 20 x 10 cm (informasi petani).

Hal ini diduga karena pada masa pertumbuhan awal bawang merah, tingkat kerapatan tanaman tidak mempengaruhi ruang tumbuh tanaman. Tetapi pada pertumbuhan jumlah daun tanaman umur 6 mst, perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh yang nyata.Hal ini diduga karena pada umur 6 mst pertumbuhan jumlah daun mulai meningkat dimana kondisi tanaman membutuhkan ruang tumbuh yang cukup luas sesuai dengan kerimbunan tanaman. Pada jarak tanam yang lebih rapat tanaman bawang merah akan saling menaungi sehingga cahaya matahari yang sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis tidak diperoleh dengan baik. Sejalan dengan pendapat Setiawan dan Suparno (2018) yang menyatakan bahwa jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberikan ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanaman akan mempengaruhi kepadatan efisiensi penggunaan cahaya, persaingan diantara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Perbedaan pertumbuhan dimungkinkan karena respon yang berbeda dari masing-masing jarak tanam.

Pertumbuhan bawang merah didukung oleh berbagai macam faktor baik dari faktor internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah antara lain unsur hara, air, dan cahaya matahari. Namun dalam memperoleh ketiga faktor tersebut, setiap tanaman akan saling bersaing dengan tanaman lainnya yang tumbuh dalam satu areal lahan yang sama. Oleh karena itu, tingkat kerapatan tanaman perlu diperhatikan agar dapat meminimalisir kompetisi antar tanaman. Selain itu, dengan pengaturan jarak tanam yang baik dapat memberikan ruang tumbuh yang optimal bagi tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya baik di atas permukaan tanah maupun di dalam tanah.

OLEH : ZUBAIR

Jumat, 26 Maret 2021

KWT Matahari dan KWT Teratai kerja bakti didemplot P2L


 








Salah satu agenda rutin KWT Teratai Desa Bontotangnga Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar adalah aksi penataan pekarangan dan pembersihan lahan yang dijadwalkan setiap hari jumat. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh ketua KWT Teratai Nurhayati dan dikoordinir oleh PPL Desa Bontotangnga Rahmi Apriaty dan Muh. Jamil.


Di Kelurahan Putabangun Kecamatan Bontoharu pada hari yang sama juga dilaksanakan kerja bakti pada lahan demplot KWT Matahari sebagai rangkain kegiatan yang telah disepakati bersama pengurus & anggota KWT. Kegiatan ini dikoordinir langsung oleh PPL Putabangun Sitti Nurlaila.

 


BPP BE-BONT Aksi bersih lingkungan Kantor

Giat hari ini Jumat (26 Maret 2021) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan seluruh Staf Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Benteng-Bontoharu melakukan kerja bakti.


Kerja bakti di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Benteng-Bontoharu itu merupakan kegiatan untuk menata pekarangan, mengolah lahan dan membersihkan lingkungan di sekitar kantor.

"Kegiatan ini rutin akan dilaksanakan setiap hari jumat, seluruh PPL dan staf ," kata Umi azimar Koordinator BPP Benteng-Bontoharu.

" Lahan BPP rencana akan ditanami beberapa komoditi seperti jagung dan ragam sayuran," Tutup Umi

Selasa, 02 Maret 2021

PEMANGKASAN PADA TANAMAN SEMANGKA

 

Daya tarik budidaya semangka bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Beberapa kelebihan usahatani semangka diantaranya adalah berumur relatif singkat (genjah) hanya sekitar 70-80 hari, dapat dijadikan tanaman penyelang di lahan sawah pada musim kemarau, mudah dipraktikan pada petani dengan cara biasa (konvensional) maupun semi intensif hingga intensif, serta memberikan keuntungan usaha yang memadai.Untuk mendorong peningkatan mutu dan produktivitas tanaman semangka dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya,salah satu caranya adalah

Metode pemangkasan. Pemangkasan merupakan tindakan budidaya yang umum dilakukan untuk mengatasi adanya pertumbuhan vegetatif yang berlebihan pada tanaman. Pemangkasan tanaman ada dua macam, yaitu pemangkasan untuk memilih batang produksi dan pemeliharaan tunas. Pemangkasan produksi perlu dilakukan agar tanaman dapat berproduksi maksimal dengan melakukan pemilihan batang yang dipelihara, sedangkan pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan memangkas bagian tanaman yang tidak berguna. Pemangkasan ini perlu dilakukan guna mengatur percabangan yang cenderung banyak.  Cabang  primer  dan  cabang  sekunder perlu diberi perlakuan pemangkasan agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar matahari merata yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon maupun buahnya.

Pada umumnya pemangkasan bertujuan untuk memperoleh ukuran buah yang lebih besar. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja

Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama (cabang primer) atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja.

Peningkatan produksi semangka dapat juga dilakukan dengan pengaturan tingkat kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman akan mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman terutama dalam efisiensi penggunaan intensitas cahaya. Umumnya produksi yang tinggi dapat tercapai dengan populasi tanaman yang tinggi dalam tiap satuan luas, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Namun pada akhirnya pertumbuhan tanaman akan menurun, karena terjadi persaingan dalam memperoleh cahaya dan efeknya mengurangi ukuran pada seluruh bagian tanaman.

Penggunaan jarak tanam yang sempit atau kerapatan populasi tanaman yang tinggi akan mempercepat penutupan kanopi dan meningkatkan penyerapan cahaya oleh kanopi sehingga tingkat pertumbuhan tanaman dan hasil juga meningkat  serta menekan pertumbuhan dan kompetisi gulma

Berdasarkan penelitian pemangkasan dengan meninggalkan 3 cabang utama berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil buah tanaman semangka. Pemangkasan ini dilakukan 37 hari setelah tanam. Tujuan pemangkasan cabang adalah untuk memusatkan tenaga internalnya pada perkembangan buah. Batang yang pertumbuhannya terlalu panjang dapat dipotong ujungnya supaya tenaga internalnya yang ada dapat digunakan untuk perkembangan buah secara optimal. Metodenya dengan cara menggunting cabang tanaman semangka dengan interval 3 hari sekali sampai tanaman memasuki umur 3 minggu sesudah tanam(mulai berbunga).

Pemangkasan cabang primer dilakukan dengan cara memotong cabang yang tumbuh pada pangkal tanaman dengan memilih percabangan yang baik dan arah rambatannya membentuk siku.

Pemangkasan cabang sekunder di lakukan dengancara membuang cabang yang tumbuh pada ruas tiap-tiap ketiak daun pada cabang primer tanaman semangka.


OLEH : ZUBAIR

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...