Minggu, 05 Februari 2023

Budidaya Kangkung Darat (Kangkung Cabut)

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ada dua jenis kangkung yang kita kenal, yaitu kangkung darat dan kangkung air. Jenis kangkung darat adalah kangkung yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Sedangkan kangkung air banyak tumbuh secara liar di rawa-rawa dan kawasan berair. Tanaman kangkung bisa diperbanyak dengan biji atau stek. Perbanyakan dengan biji biasanya dilakukan pada budidaya kangkung darat. Sedangkan kangkung air lebih mudah diperbanyak dengan stek. 

Kangkung darat (Ipomoea Reptans) memiliki warna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air (Ipomoea Aquatica) memiliki daun berwarna hijau agak gelap dengan ujung membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengan cara dipotong.

Syarat Tumbuh Kangkung Darat (Kangkung Cabut)

Tanaman kangkung merupakan tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan syarat tumbuh tertentu. Walaupun demikian, budidaya kangkung juga harus dilakukan dengan benar agar memperoleh hasil yang maksimal. Kangkung darat bisa tumbuh dengan baik dimana saja, baik di dataran rendah, menengah maupun dataran tinggi. Agar tanaman kangkung darat dapat tumbuh dengan maksimal, lahan untuk budidaya kangkung haruslah gembur, subur dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Persiapan Lahan & Pemberian Pupuk Dasar Budidaya Kangkung Darat

Lahan untuk menanam kangkung harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang sesuai dengan lahan. Jarak antara bedengan kurang lebih 30 cm. Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah pembuatan bedengan selesai. Pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos dan bisa ditambahkan pupuk NPK. Kebutuhan pupuk untuk tanaman kangkung darat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Jika perlu tambahkan kapur dolomit untuk menaikkan pH tanah. Setelah pupuk dasar ditaburkan, kemudian diaduk agar pupuk tersebar merata. Biarkan selama kurang lebig 1 minggu sebelum penanaman.

Persiapan Benih Budidaya Kangkung Darat / Kangkung Cabut

 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya menggunakan benih yang berkualitas baik. Supaya praktis, benih bisa didapatkan di toko saprotan. Saat ini banyak sekali benih – benih kangkung berkualitas yang beredar dipasaran. Misalnya benih kangkung Bika, Pingky, Bangkok, Kencana, Regina, Matahari dan lain sebagainya.

Cara menanam budidaya kangkung cabut atau kangkung darat :

a. Persiapan Bibit Kangkung Cabut atau Kangkung Darat

Benih kangkung cabut yang akan dijadikan bibit haruslah terbebas dari hama dan penyakit, memiliki daya tumbuh sekitar 95%. Benih tersebut dapat anda beli di toko pertanian.

b.    Persiapan Lahan Tanam Kangkung Cabut atau Kangkung Darat

Lahan yang akan digunakan untuk menanam kangkung darat atau kangkung cabut di gemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak. Selanjutnya buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter dengan panjang disesuaian dengan panjang lahan tanam, antar bedengan diberi jarak sekitar 40 cm untuk drainase. Jika sudah jadi, lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang berupa kotoran ayam yang ceat terurai. Untuk satu hektar lahan tanam dibutuhkan sekitar 10 ton kotoran ayam. Setelah itu diamkan lahan tanam selama sekitar 3 minggu agar pupuk tersebut cepat terurai.

c. Penanaman Kangkung Darat atau Kangkung Cabut

         Terdapat 2 cara penanaman kangkung cabut ini yaitu dengan cara disebar atau dengan cara ditugal. Kedua sistem tanam tersebut memiliki perbandingan yaitu:

  • Penanaman dengan cara disebar

Lebih cepat dan tidak membutuhkan biaya tenaga kerja yang banyak
Penggunaan benih lebih boros karena dalam 1 hektar lahan dapat menghabiskan sekitar 5 kg-10 kg benih.
Membutuhkan tenaga kerja yang terampil untuk menebar benih agar lebih merata Sulit mendapatkan kepadatan populasi tanaman.

  • Penanaman dengan cara ditugal

Dapat mengatur jarak tanam sehingga dapat mengetahui populasi tanam.
Biasanya jarak tanam yang digunakan yaitu sekitar 5 cm x 10 cm.
Membutuhkan tenaga kerja dan biaya yang lebih banyak.

d. Pemupukan Kangkung Darat atau Kangkung Cabut

        Kangkung darat atau kangkung cabut ini tidak memerlukan pemupukan susulan, namun apabila daun tanaman kangkung berubah warna dari hijau pucat atau pudar maka lakukan pemupukan sesulan dengan menggunakan pupuk kandang berupa kotoran ayam sama seperti pemupukan dasar. Dalam setiap lubang tanam di isi sekitar 2-3 benih.

e.      Penyiraman Tanaman Kangkung Darat atau Kangkung Cabut

           Kangkung darat atau Kangkung cabut ini membutuhkan banyak air, maka lakukan penyiraman secara rutin sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari apabila pada musim kemarau. Namun apabila pada musim penghujan pastikan air tidak menggenang pada lahan tanam kangkung karena dapat menyebabkan kangkung terserang penyakit busuk akar.

f.       Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung Darat / Kangkung Cabut

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang biasanya ditemukan pada tanaman kangkung adalah ulat grayak, belalang, kepik, kumbang perusak daun, dan kutu daun. Untuk mengendalikannya bisa dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida seperti regent, metindo, matador, curacron atau decis.

g.      Pemanenan Kangkung Darat atau Kangkung cabut
        Jika perawatan dilakukan secara optimal maka setelah berumur sekitar 30 hari – 45 hari sejak benih kangkung sudah dapat dipanen. Sesuai dengan namanya kangkung ini dpanen dengan cara mencabutnya hingga bagian akar. Setelah panen kangkung dibersihkan dari kotoran yang menempel pada kangkung dengan cara dicuci di air mengalir dan siap dijual kepada konsumen.


OLEH : RETY APRIANI 

0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...