Rabu, 01 Desember 2021

TEKNIK GRAFTING BIBIT ALPUKAT

 


Penyambungan atau enten (grafting) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya. Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupa tunas pucuk atau tunas samping. Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. Kadang-kadang bisa juga dilakukan penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam satu famili.

Keuntungan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah :

 Buah yang dihasilkan karakternya sama dengan induknya

 Tanaman cepat berbuah/berproduksi

 Arsitektur tanaman menjadi lebih rendah, sehingga mudah pengelolaannya baik pemeliharaan tanaman maupun pemanenan buah.

Model perbanyakan yang umum dilakukan pada alpukat adalah teknik sambung pucuk atau sambung celah dengan persentase keberhasilan sekitar 80% (Supriyanto, 1986). Kondisi lingkungan terutama temperatur, kelembaban udara dan cahaya sangat berperanan dalam proses perbanyakan sambung pucuk. Suhu harus tetap dipertahankan di bawah 30° C dengan kelembaban relatif lebih dari 80% serta cahaya yang tidak terlalu penuh (di bawah naungan).

Tahapan pelaksanaan perbanyakan tanaman alpukat dengan sambung pucuk atau sambung celah adalah sebagai berikut :

Ø Siapkan batang bawah yang telah berumur 1,5-2,5 bulan (berdiameter 0,5-0,7 cm) Potong batang bawah setinggi ± 15 cm dari pangkal batang. Tepat ditengah bekas potongan, belah dengan pisau menjadi 2 bagian sama besarnya sepanjang   ± 3 cm.

Ø Potong pucuk entris sepanjang ± 10 cm, buang seluruh daunnya, kemudian sayat miring bagian pangkal pada kedua sisinya sehingga membentuk taji (huruf ”V”). Pucuk entries dipilih yang ukurannya sama atau sedikit lebih kecil dari batang bawah. Entris diambil dari cabang yang masih muda (berwarna hijau) dengan diameter 0,6 - 0,7 cm.

Ø Sisipkan pucuk entris pada celah batang bawah dan bagian sambungan tersebut diikat dengan tali plastik kemudian sungkup dengan kantong plastik bening.

Ø 2-3 minggu setelah penyambungan, apabila entris sudah pecah tunas atau keluar daun baru, berarti penyam-bungan berhasil. Sungkup plastik pada saat ini sudah dapat dibuka, tetapi tali pengikat sambungan masih tetap dibiarkan sampai pertumbuhan bibit sudah kuat (2-3 bulan).

Ø Setiap hari tanaman disiram, dan untuk mencegah serangan penyakit sebaiknya tanaman disemprot fungisida. Pada musim kering hama tungau putih sering menyerang, untuk itu sebaiknya dicegah dengan semprotan kelthane. Bibit biasanya sudah dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 9-16 bulan, dan pemindahannya dilakukan pada saat permulaan musim hujan.

Teknik sambung pucuk (grafting) dikatakan berhasil apabila terjadi pertumbuhan batang bawah. Keuntungan dari batang bawah asal benih (semai) memiliki sistem perakaran yang kuat dan tidak membawa virus dari induknya (Sadwiyanti et al., 2019). Faktor lingkungan, keterampilan sumberdaya manusia dan kecukupan cadangan makanan pada entris dapat mempengaruhi keberhasilan dalam memproduksi bibit dengan menggunakan metode grafting. Pemeliharaan bibit hasil sambung pucuk terutama dalam hal pemupukan harus dilakukan secara intensif.


Oleh : ZUBAIR, S.ST





0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...