Jumat, 29 Juli 2022

Menanam Papcoy Hidroponik dengan Arang Sekam

 




Keterbatasan media tumbuh dan keberagaman komoditi dalam areal sempit, mengakibatkan produksi tanaman tidak optimal dan tidak berkelajutan. Keterbatasan media tanam yang berupa tanah dapat diantisipasi dengan memanfaatkan bahan organik dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan mencari bahan - bahan selain tanah dan tanpa membutuhkan lahan yang luas untuk bercocok tanam.  menyatakan bahwa media tanam berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, juga sebagai penyedia hara bagi tanaman.

Media tanam dapat diperbaiki dengan pemberian bahan organik seperti kompos, pupuk kandang atau bahan organik lain. Tanah yang berstruktur remah sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena di dalamnya mengandung bahan organik yang merupakan sumber ketersediaan hara bagi tanaman. Penggunaan limbah arang sekam dan sabut kelapa dapat dijadikan sebagai media tanam dan memiliki karakteristik sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori - pori

    Arang sekam dihasilkan melalui proses pembakaran sekam padi. Media organik berupa arang sekam mempunyai pori-pori sehingga kemampuannya dalam menyerap air cukup tinggi (porous), cukup dapat menahan air, ringan, dan tidak kotor. Arang sekam mempunyi kandungan asam silikat (SiO2) 52%, nitrogen (N) sebesar 0,18%, karbon (C) sebesar 31%, fluor (F) sebesar 0,08%, kalium (K) sebesar 0,3%, dan kalsium (Ca) sebesar 0,14%. Terdapat suatu kandungan pada arang sekam yang tidak merugikan karena dapat membuat tanaman tahan terhadap terjadinya hama penyakit yang diakibatkan adanya pengerasan pada jaringan, yaitu silikat. Selain itu penggunaan arang sekam dimaksudkan untuk menambah kadar kalium pada tanah sebagai nutrisi tanaman
                           

Keunggulan sistem hidroponik yaitu sedikit kemungkinan terjangkit penyakit yang ditularkan melewati tanah, membutuhkan waktu tumbuh yang sedikit dibandingkan budidaya konvensional, tidak adanya halangan mekanis akar, penggunaan nutrisi yang lebih sedikit, dan tersedianya nutrisi yang telah tersedia bagi tanaman. Aulia et al. (2015) dalam penelitiannya tentang pengaruh penggunaan sistem hidroponik pada tanaman sawi diketahui bahwa, penggunaan sistem hidroponik memberikan hasil pertumbuhan tanaman tinggi tanaman sawi terbaik sebesar 24,6 cm daripada perlakuan sistem tanam lainnya.

Manfaat Metode Hidroponik dengan Arang Sekam

Metode menanam secara hidroponik memang memiliki berbagai manfaat. Apalagi cara menanam hidroponik dengan media arang sekam tidak sulit untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa manfaat dari menanam secara hidroponik dengan arang sekam:

·                Tanaman bisa lebih mudah menyerap nutrisi karena sifat dari arang sekam yang berpori

·                Arang sekam mudah untuk ditemukan, dan bisa dibuat sendiri menggunakan kulit gabah bekas beras

·                Adanya tanaman dapat membantu membuat lingkungan terlihat lebih bersih dan asri. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi karena tanaman memang bisa menjadi hiasan yang baik, apalagi jika dipajang dengan rapi

·                Adanya tanaman hidroponik bisa membuat udara menjadi lebih bersih dan sejuk. Hal ini karena tanaman hijau membutuhkan karbon dioksida untuk fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Apalagi, metode hidroponik tidak perlu banyak menggunakan bahan kimia untuk pemupukan dan penanggulangan hama.

·                Adanya tanaman hidroponik dapat membantu untuk mengurangi polusi udara. Hal ini tidak lepas dari proses fotosintesis tumbuhan hijau

·                Tanaman hidroponik juga dapat membantu meningkatkan kadar oksigen di udara dari hasil fotosintesis tanaman hijau


Cara Merawat Tanaman Hidroponik dengan Arang Sekam

·        Tanaman sebaiknya diperhatikan agar mendapatkan nutrisi, air, dan sinar matahari yang diperlukan sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tanaman

·        Perhatikan tumbuh kembang tanaman setiap beberapa hari sekali untuk memastikan tanaman hidroponik tetap sehat

·        Beri tanaman air secukupnya. Penyiraman bisa dilakukan setiap hari atau dua kali sehari, terutama jika tidak sedang musim hujan

·        Bersihkan tanaman dari gulma yang mengganggu atau hama hewan yang merugikan

·        Jika tanaman sudah terlihat cukup matang, maka tanaman sayuran atau buah tersebut sudah bisa untuk dipanen



OLEH : RETY APRIANI




Senin, 18 Juli 2022

Hama Ulat pada Tanaman Pakcoy Hidroponik

 


Hama sebenarnya makhluk hidup yang sedang mencari makan untuk kelangsungan hidupnya. Namun keberadaannya yang sering memakan daun sayuran menjadikan hama termasuk organisme yang diperangi oleh petani. Untuk tanaman hidroponik, bukan berarti tanaman bebas dari serangan hama, tetap saja ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman.

Sebagai petani tanaman hidroponik, tentunya wajib mengetahui hama ulat apa saja yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Petani wajib tahu berbagai macam hama, dan nantinya petani wajib tahu bagaimana cara menghilangkan hama. Berikut adalah hama ulat yang sering menyerang tanaman hidroponik

1.    Hama yang sering menyerang pada tanaman pakcoy salah satunya adalah hama ulat gerayak (Spodoptera litura Fab.) hama ini merupakan salah satu jenis hama daun penting yang menyerang pada tanaman pakcoy dan sejenisnya, bersifat polifag atau mempunyai kisaran inang yang banyak seperti kacang tanah, kedelai, kubis, ubi jalar, kentang, dan lain-lain.

Hama ini termasuk ke dalam jenis hama yang mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri atas empat stadia yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Hama ulat gerayak menyerang tanaman pada stadium larva (ulat) yang dapat mengakibatkan penurunan produktivitas hasil panen dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini antara lain daun menjadi robek, berlubang dan bahkan menyebabkan daun menjadi terpotong-potong.

2.    Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.) Gejala seperti daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian luar rusak dan kelihatan bekas gigitan. Penyebab kerusakan tersebut adalah ulat titik tumbuh atau Crocidolomia binotalis Zell. Ulat ini berwarna hijau. Dipunggungnya terdapat garis berwarna hijau muda dan rambut yang berwarna hitam. Seranggan dewasa menghasilkan telur yang jumlahnya 30-80 butir tiap kelompok. Telur ini akan menetas dalam jangka waktu 1-2 minggu dan setiap hari jumlah telurnya akan bertambah. Setelah menetas ulat akan melalap habis daun yang berada disekitarnya.

3.    Ulat tritip (Plutella maculipennis) Gejala akibat penyerangan ulat tririp daun tampak seperti bercakbercak tersebut adalah kulit ari daun yang tersisa setelah dagingnya dimakan hama. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena kulit ari daun tersebut sobek. Serangan berat menyebabkan seluruh daging daun habis termakan sehingga yang tertinggal hanyalah tulang-tulang daunnya. Penyebab kerusakan tersebut adalah plutella maculipennis atau ulat tritip. Ulat yang baru menetas warnanya hijau muda. Setelah dewasa warna kepalanya menjadi lebih pucat dan terdapat bintik cokelat. Seranggan dewasa menghasilkan telur secara berkelompok, tetapi hanya terdapat 2-3 butir setiap kelompok.

4.    Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)

Ulat yang satu ini sangat menyukai pucuk tanaman sawi, sehingga tidak heran jika pucuk tanaman akan berlubang dan tanaman sawi tidak akan tumbuh dengan benar karena pucuk nya terganggu oleh ulat yang satu ini, ciri dari ulat yang satu ini adalah mempunyai warna tubuh yang hijau muda dan panjang maksimal 10 mm,  adapun cara menanggulangi nya yaitu dengan menyemprotkan insektisida seperti: March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC dan Buldok 25 EC.


OLEH : RETY APRIANI




Minggu, 03 Juli 2022

CARA PRAKTIS MEMBUAT TOGE

 Berikut cara membuat toge dengan kain flanel paling mudah dan murah.

1.  Pemilihan benih

Salah satu tahapan penting dalam menanam toge adalah memilih benih. Memilih benih berkualitas juga dapat meningkatkan kualitas panen. Benih tanaman toge dapat berasal dari biji kacang hijau atau kacang kedelai.

Namun, toge dari biji kacang hijau lebih disukai ketimbang yang berasal dari biji kacang kedelai. Siapkan kurang lebih 1 kilogram biji kacang hijau dan pastikan Anda mendapatkan biji yang benar-benar kering. Pilih biji yang berwarna hijau mengilap, berukuran besar, tidak cacat serta tidak busuk.

Cuci bersih biji kacang hijau dan buang kotoran atau biji yang mengapung. Biji yang mengapung memiliki kualitas jelek. Kemudian, rendam biji kacang hijau di dalam air selama 1×24 jam. Pisahkan dan buang biji kacang hijau yang mengapung dan hanya gunakan biji yang tenggelam.

2.  Persiapan media tanam

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah kain flanel dan juga tambahan kain strimin. Media kain flanel dipilih karena kain flanel memiliki kemampuan yang baik dalam memegang air dan mengontrol air sehingga tanaman tidak akan mengalami kebusukan.

Selain itu, kain flanel juga bisa didapatkan dengan harga yang reltif murah. Anda hanya perlu menyiapkan 2 jenis nampan atau tray. Nampan pertama adalah nampan yang tanpa lubang yang berfungsi untuk menampung air. Sementara, nampan kedua adalah nampan dengan lubang kecil kecil.

Potong kain flanel sesuai dengan ukuran nampan atau tray. Potong sebanyak 5 lembar kain flanel dan 3 lembar kain strimin. Basahi kain flanel dan kain strimin. Selain itu, siapkan juga kontainer tertutup yang telah diberi lubang di beberapa bagian.

3.  Menanam biji kacang hijau

Keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh teknik penamanan yang tepat. Kesalahan teknik akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh, busuk, bahkan mati. Letakkan nampan yang berlubang di atas nampan yang tidak berlubang dengan cara ditumpuk.

Lapisi bagian bawah nampan berlubang dengan satu lapis kain strimin, lalu letakkan kain flanel yang telah dibasahi di atas kain strimin. Tebarkan biji kacang hijau secara merata di atas kain flanel. Kemudian, tutup lagi dengn kain strimin. Setelah itu, tutupi bagian atas lapisan menggunakan sisa 2 lembar kain flanel. Lapisan tersebut berguna untuk menghindari sinar matahari langsung.

Masukkan wadah media tanam ke kontainer yang tertutup yang telah diberi lubang. Letakkan pada ruangan gelap agar kualitas toge yang dihasilkan berkualitas baik.

Cara membuang akar dan kulit hijaunya :

1. Angkat lembaran tauge yang dari strimin, seperti lembaran karpet
Lalu taruh diatas wadah dan gunting tauge nya, atau kalau pakai kain kasa nyamuk yang kaku, taugenya bisa dipotong. Jadi ekor atau buntutnya tetep nempel di kain strimin yg berlubang-lubang

2. Untuk membuang kulit hijaunya, rendam tauge dalam wadah besar dan kulit hijau akan berkumpul dan mengapung diatasnya. Bisa juga dengan sedikit diaduk-aduk taugenya supaya kulit hijaunya naik keatas dan bisa disingkirkan (dibuang).

3.Tiriskan tauge dan angin-anginkan, sesudah kering siap dikemas.




Hari 1 (pertama)

Cuci bersih kacang hijaunya dan kemudian direndam selama 24jam, wadah biarkan terbuka gak perlu ditutup
untuk percobaan bisa pakai 1/2 kg kacang hijau dulu


Penampakan dari kacang hijau yang sudah direndam selama 24jam. step 1 siapkan wadah plastik yang berlubang-lubang, beserta wadah plastik yang pas untuk menampung tetesan air siraman

kalau tidak ada kain flanel bisa kain putih biasa saja. Kain Flanel sebenarnya bisa mudah didapat ditempat penjualan kain, penjualan, alat-alat menjahit, atau malah ditoko buku yang menyediakan perangkat untuk prakarya.
step 3
Alasi lagi diatasnya dengan kain strimin atau kassa nyamuk

step 4
Tuang kacang hijau yang sudah direndam selama 24 jam kewadah atau diatas kain strimin, dan ratakan.
step 5
Tutupi atasnya dengan kain putih yang basah
Lapisan ke 2
step 6. 
Alasi lagi dengan kain strimin atau kassa nyamuk
step 7
Tuang kacang hijau lagi diatasnya dan ratakan.

step 8
Tutupi lagi atasnya dengan kain putih yang basah
Lapisan ke 3.
step 9. 
Lapisi lagi dengan kain strimin atau kassa nyamuk
step 10
Tuang kacang hijau lagi dan ratakan lalu tutupi dengan kain putih yang basah, ini adalah lapisan terakhir

Simpan di tempat gelap yang tidak terkena cahaya.
Usahakan benar-benar ditaruh ditempat yang tertutup dan gelap
Kalau tutup box cenderung masih transparant, tutupi lagi diatasnya dengan kain atau plastik hitam
Hari ke 3
Buka tutupnya dan lakukan penyiraman.
- Kita hanya tinggal menyiram saja semaian dari biji kacang hijaunya.
- Disiram dengan air biasa yang bersih sebanyak 2 atau 3x sehari.
- Siram diatas kainnya yang paling atas saja. Tanpa membuka kainnya.
- Kalau sudah selesai. Tutup lagi wadahnya dan simpan lagi.
- Air yang turun kebawah kalau banyak bisa dibuang, agar semaian tidak terendam air, tapi karena sudah ada bak penampungan ya biarkan saja

Hari ke 3. Menyiram semaian kacang hijau
- Kita hanya tinggal menyiram saja semaian dari biji kacang hijaunya.
- Disiram dengan air biasa yang bersih sebanyak 2 atau 3x sehari.
- Siram diatas kainnya yang paling atas saja. Tanpa membuka kainnya.
- Kalau sudah selesai. Tutup lagi wadahnya dan simpan lagi.
- Air yang turun kebawah kalau banyak bisa dibuang, agar semaian tidak terendam air, tapi karena sudah ada bak penampungan ya biarkan saja

Hari ke 4 atau ke 5

Panen




OLEH : RETY APRIANI

 

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...