Selasa, 27 Desember 2022

PEMUPUKAN PADA TANAMAN KACANG TANAH

 

Arachis hypogaea L atau yang biasa kita kenal dengan nama kacang tanah merupakan salah satu tanaman polong-polongan atau legume anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan di Indonesia dan termasuk ke dalam kacang-kacangan terpenting kedua setelah kedelai di Indonesia.

Peningkatan produksi kacang tanah lebih banyak ditentukan oleh peningkatan areal panen daripada peningkatan produktivitas. Hal ini tercermin dari kecilnya peningkatan produktivitas dalam satu dekade terakhir petani di Indonesia masih menanam kacang tanah varietas lokal dan hanya sekitar 24% petani yang menanam varietas unggul baru (VUB). Padahal VUB memiliki potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas lokal, selain umur varietas unggul genjah dan tahan hama penyakit.  penggunaan varietas unggul dengan teknik budi daya yang baik, dapat meningkatkan produktivitas kacang tanah lebih dari dua kalilipat.

Demi memperoleh hasil panen yang melimpah dan kualitas yang bagus, pastikan Anda memilih benih yang tepat., yaitu : Warna cokelat kehitaman. Tidak ada selaput saat cangkang dibuka. Benih berasal dari varietas unggul dan murni, tidak bercampur dengan varietas lain. Memiliki daya tumbuh minimal 90 persen. Tampilan kulit benih mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan tidak kotor. Kadar air 9 hingga 12 persen. Benih bersertifikat.

Selain penggunaan varietas lokal, petani juga belum melakukan pemberian pupuk sesuai dengan anjuran, padahal pemberian unsur hara

seperti bahan organik dan pupuk pada lahan kering dan lahan sawah tadah hujan sangat dianjurkan, mengingat rendahnya kesuburan tanah dan banyaknya lahan ini yang terdegradasi. Meskipun sumbangan hara bahan organik rendah, tetapi bahan organik dan dolomit serta interaksinya masing-masing dapat meningkatkan serapan hara P dan K tanaman.

Tanaman kacang tanah cocok ditanam pada ketinggian 50 - 500 meter di atas permukaan laut dan memiliki curah hujan sedang. Karena curah hujan tinggi akan menyebabkan sulit untuk melakukan penyerbukan dan dapat mempengaruhi kesuburan jamur yang bermanfaat untuk pertumbuhan kacang tanah

Hasil tanaman ditentukan oleh ketersediaan unsur hara baik unsur hara makro seperti; C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S serta unsur hara mikro seperti; Fe, Zn, Co, Mn, Mo, Bo, dan Cl. Cekaman kekeringan menjadi kendala produksi tanaman kacang tanah yang kebanyakan ditanam di lahan kering. Cekaman kekeringan juga menyebabkan tanaman memperlihatkan gejala defisiensi hara karena penyerapan hara terhambat. Cekaman kekeringan merupakan kendala bagi peningkatan produksi tanaman di lahan kering. Pertumbuhan tanaman dapat terhambat bila unsur hara kurang tersedia. penggunaan bahan organik tidak hanya menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman, tetapi juga menciptakan kondisi yang sesuai untuk tanaman dengan memperbaiki aerasi, mempermudah penetrasi akar dan memperbaiki kapasitas menahan air. Kekurangan air selama fase-fase pertumbuhan kacang tanah pada stadia pembentukan hingga pengisian polong dapat menyebabkan penurunan.

Kacang tanah membutuhkan unsur hara N, P, K, dan Ca dalam jumlah yang cukup, sehingga membutuhkan pemberian kapur dan pemupukan baik organik maupun anorganik. menambahkan bahwa penambahan bahan organik dapat meningkatkan efisiensi penyerapan unsur fosfor (P), yang dapat meningkatkan agregasi tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur, dan sangat menguntungkan untuk pertumbuhan ginofor.

Pengapuran juga dapat mengatasi lahan asam untuk meningkatkan produksi Beberapa daerah sentra produksi kacang tanah menunjukkan gejala kekurangan unsure mikro Fe (besi) yaitu daun berwarna kuning pucat. Gejala ini dapat diatasi dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur mikro, yang dilakukan pada saat tanaman berumur 3 dan 6 minggu.

Fosfor (P) memainkan peran kunci dan mengontrol efisien pemanfaatan sebagian besar nutrisi didalam tanaman dan memperbaiki pertumbuhan vegetatif menjadi lebih baik mengatur pembentukan dan trans lokasi dari substansi atau material seperti gula dan pati, penting dalam proses pematangan dan pembentukan buah dan biji Dengan demikian dapat dihasilkan bahan kering yang tinggi dan terjadi translokasi fotosintesis yang baik ke bagian reproduktif menyebabkan meningkatnya komponen hasil dan hasil polong.

Di samping itu, meningkatnya jumlah polong isi kacang tanah terjadi karena pemberian Ca, di duga karena ada hubungannya dengan peranan Ca yang mendorong perkembangan polong kacang tanah. Tersedianya Ca dalam tanah dengan jumlah yang cukup menyebabkan perkembangan polong dan biji lebih baik dan akibatnya hasil polong dan biji akan meningkat. Unsur Ca bagi kacang tanah mempunyai peranan penting sebagai aktivator tertentu pada reaksi enzimatik dalam pembentukan polong. Kalsium berguna dalam mencegah gugurnya bakal biji dan menambah terbentuknya polong yang beruang dua, juga dilaporkan bahwa pemberian Ca di daerah ginosfor dapat meningkatkan secara nyata jumlah dan bobot polong isi karena Ca sangat esensial untuk pertumbuhan normal akar

Kacang tanah seperti tanaman kacang-kacangan lainnya tidak menunjukkan respons yang nyata terhadap tambahan pupuk. Akan tetapi untuk mempertahankan keseimbangan unsur hara di dalam tanah, maka pemberian bahan organik 20 t/ha dapat meningkatkan serapan hara P tanaman dari 7,21 menjadi 9,12 mg/pot dan serapan hara K dari 461,90 menjadi 517,37 mg/pot. Sementara pemberian dolomit 2 ton/ha meningkatkan serapan P dari 4,51 menjadi 9,31 mg/pot dan serapan hara K dari 115,58 menjadi 660,82 mg/pot Unsur K merupakan hara yang tergolong

banyak diserap tanaman kacang tanah setelah hara N. Serapan hara K pada tanaman kacang tanah mencapai 116 kg K2O/ha dan hara N mencapai 230 kg N/ha, hara P sekitar 39 kg P2O5/ha dan Ca hanya 66 kg Ca/ha

Pemberian pupuk K satu kali pada saat tanam lebih efektif dan lebih efisien daripada diberikan dua kali, sedangkan bila diberikan tiga kali, justru menurunkan hasil. Hara K bukan pembentuk senyawa organic dalam tanaman tetapi sangat penting peranannya.



Pupuk dapat diberikan dengan disebar merata pada petakan tanah sebelum tanam lalu dicampur/diaduk dengan tanah. Dapat pula pupuk diberikan secara larikan yaitu dengan membuat parit sekitar 7−10 cm di samping lubang benih Selama masa perawatan kacang tanah, Anda tetap diwajibkan untuk memberikan nutrisi melalui pupuk. Supaya kacang tanah bisa tumbuh serempak dan sesuai harapan.

Menggunakan pupuk organik dalam bentuk cair. Lakukan penyemprotan setiap seminggu sekali. Penggunaan pupuk cair ini efektif dalam mencegah berbagai penyakit tanaman dan hama. Selain itu, baik untuk mempercepat tumbuhnya sulur bunga dan memaksimalkan jumlah polong yang dihasilkan. Bunga biasanya keluar pada umur 20 HST hingga umur 75 hari. Selanjutnya bakal buah atau ginifor biasanya terbentuk pada hari ke 3 hingga 4. Ginifor inilah yang bakal tumbuh ke dalam tanah, membentuk polong kacang tanah. Pastikan kembali, Anda melakukan penyiangan untu membasmi gulma supaya kacang polong bisa tumbuh sempurna.


OLEH : RETY APRIANI, R.GAUK


Kamis, 15 Desember 2022

PEMUPUKAN PADA TANAMAN UBI JALAR

 

Ubi jalar adalah tanaman tahunan dikotil dengan batang menjalar. Warna kulit umbi bisa putih, kecoklatan, merah, ungu agak merah, atau kuning dengan warna umbi bisa putih, kuning, oranye atau merah. Hari panjang meningkatkan pertumbuhan batang, sedangkan hari pendek merangsang pembesaran umbi dan pembungaan.

Keistimewaan tanaman ini mempunyai kandungan gizinya yang lengkap yaitu : beta karoten yang tinggi, vitamin A, B, C dan mineral penting seperti kalsium, zat besi, natrium, magesium dan fosfor yang cukup memadai dibandingkan dengan jenis tanaman pangan lainnya.

Budidaya ubi jalar memerlukan penanganan yang cukup intensif untuk mencapai hasil yang maksimal, salah satu usaha peningkatan produksi tanaman ubi jalar dapat dilakukan dengan pemberian pupuk. Pemupukan bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen,  menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di daerah setempat.

Peranan pupuk sangat penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman, karena dapat menyediakan unsure hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang dapat diberikan berupa pupuk organik dan anorganik. Pupuk organic adalah pupuk yang berasal dari sisa tumbuhan atau hewan yang telah mengalami proses dekomposisi, pupuk organik berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Semakin  baiknya sifat fisik tanah akan membuat pertumbuhan akar dan umbi berkembang dengan baik, semakin baik struktur tanah maka semakin mudah umbi berkembang.  Pertumbuhan tanaman terjadi akibat meningkatnya jumlah sel serta meluasnya ukuran sel, daun   dan   jaringan  lainnya  merupakan  sumber hasil asimilasi dan

sebagian hasil asimilasi tersebut ditinggalkan di dalam jaringan tanaman untuk pemeliharaan sedangkan sisanya ditranslokasikan sebagai cadangan makanan.


Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O /ha (±100 kg KCl/ha). Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang  tanaman, sedalam 5-7 cm, kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah.

 Kalium berperan penting pada tanaman yang menghasilkan karbohidrat termasuk pada tanaman ubi jalar, tanaman ubi jalar membutuhkan unsur K yang lebih banyak dibandingkan unsur hara lain.  Unsur kalium meningkatkan aktifitas fotosintesis dan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap proses pembentukan umbi dari pada pertumbuhan  batang dan daun. Fungsi kalium adalah menambah rasa manis pada umbi, membantu memproduksi karbohidrat, meningkatkan ukuran umbi dan kualitas umbi.

Kandungan kalium yang tersedia ditranslokasikan untuk pembesaran umbi, panjang umbi akan diikuti dengan pertambahan ukuran umbi. Peningkatan panjang umbi akan sejalan dengan ukuran umbi, panjang umbi akan diikuti pertambahan diameter umbi unsur kalium berperan penting dalam pembentukan dan translokasi karbohidrat tanaman.  tersedianya unsur K yang cukup akan meningkatkkam aktifitas metabolisme tanaman sehingga proses pemanjangan dan diferensiasi sel akan lebih baik. yang akhirnya dapat mendorong peningkatan ukuran umbi. Ubi jalar membutuhkan unsure kalium yang lebih banyak karena berperan penting dalam meningkatkan aktivitas fotosintesis terutama pada periode pembentukkan umbi, pemberian unsur K pada tanaman ubi jalar akan meningkatkan ukuran umbi

Pemberian pupuk organik kompos  10 ton/ha dan KCl 100 kg/ha mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan umbi tanaman ubi jalar karena unsur hara tersedia.  Fotosintesis akan berjalan baik bila unsur hara didalam tanah tersedia dan akan menghasilkan fotosintat yang dapat digunakan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Indeks hasil merupakan perbandingan hasil umbi dengan biomassa tanaman. Pemberian pupuk organik  dan peningkatan pemberian KCl sampai 100 kg/ha meningkatkan indeks hasil tanaman, terjadinya peningkatkan secara nyata terhadap indeks panen karena berat hasil panen umbi yang lebih banyak dibandingkan biomassa tanaman jika dibandingkan dengan pupuk organik tanpa pemberian KCl yang menghasilkan berat brangkasan yang lebih banyak.

Hal ini diduga karena sebagaian besar dari hasil fotosintesis ditranslokasikan kebagian vegetatif tanaman seperti batang, daun, cabang guna pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga hasil fotosintat ke umbi berkurang, ini berakibat dari hasil umbi rendah dibandingkan dengan tanpa pupuk KCl. pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman ubi jalar harus seimbang, pertumbuhan ubi jalar yang didominasi oleh fase pertumbuhan vegetatif saja akan mengakibatkan pertumbuhan bagian atas yaitu daun dan batang yang berlebihan, sehingga membuat kurangnya dalam pembentukan umbi.


OLEH : RETY APRIANI R.GAUK

Kamis, 01 Desember 2022

PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG

 


Untuk meningkatkan hasil dan mutu jagung, tanaman jagung memerlukan zar hara dalam jumlah banyak diantaranya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe).

 Tanaman yang kekurangan Urea (zat hara N) tumbuhnya kerdil, anakan sedikit dan daunnya berwarna kuning pucat, terutama daun tua. sebaliknya tanaman yang dipupuk Urea berlebihan, tumbuhnya subur, daun hijau anakan banyak tetapi jumlah malai sedikit, mudah rebah dan pemasakan lambat.

Selama pertumbuhan, tanaman jagung di lahan membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan. Jenis dan dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung  harus mengacu kepada hasil analisis tanah ataupun tanaman dilaboratorium. Oleh karena itu, dosis pupuk tanaman jagung  dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain

Respon tanaman terhadap pemupukan tergantung pada jenis tanah, faktor lingkungan lainnya maupun dari jenis varietas yang digunakan. Hal ini berarti bahwa jenis dan dosis pupuk yang akan diaplikasikan harus sesuai jenis tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam. Kenyataannya bahwa, aplikasi pupuk yang dilakukan oleh petani biasanya berdasarkan pada rekomendasi umum. Konsekuensinya bahwa hasil tanaman akan tinggi jika kondisi tanah dan respon varietas yang digunakan positif maka hasilnya akan tinggi, demikian pula sebaliknya.

Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pengolahan tanah harus diperhatikan aspek pemupukan. Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan waktu pemupukan yang tepat sangat penting agar produksi optimum. Pupuk yang biasa diberikan dalam budidaya jagung  adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan (kimia). Pupuk organik yang umum diberikan yaitu  pupuk kandang dan pupuk hijau, sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea, KCl, NPK dan SP 36 yang diberikan pada saat penanaman .

 Tanaman yang kekurangan zat hara fosfat (P) tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah.  Sedangkan tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, bijinya banyak yang tidak jadi, mutu jagung menurun. Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu jagung tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

Apabila salahsatu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu jagung akan menurun. Oleh karena itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat kesuburan tanah)

      Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Apabila pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan. Namun sebaliknya jika tanah kekurangan fosfat dan kalium maka harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah sebenarnya pengertian pemupukan berimbang. 

Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.

Waktu Pemupukan

Urea

(Kg/ha)

Sp-36

(Kg/ha)

KCL (Kg/ha)

7 Hari setelah tanam (hst)

100

150

100

28 – 30 hst

150

-

-

45 – 50 hst

(Gunakan BWD)

100 - 150

-

-

                        

Takaran Pupuk dan Waktu Pemberian Pada Tanaman Jagung Bila Menggunakan Pupuk NPK 15:15:15


Waktu Pemupukan

Urea (Kg/ha)

Phonska (Kg/ha)

7 hari sesudah tanam (hst)

-

350

28 – 30 hst

150

-

45 – 50 hst (gunakan BWD)

100 - 150

-

Cara Pemupukan.

 Cara pemberian pupuk, ditugal sedalam kira-kira 5 cm sekitar 10 cm di samping pangkal   tanaman dan ditutup dengan tanah.

 Bagan warna daun hanya digunakan pada waktu pemberian pupuk ketiga. Sebelum pemupukan, dilakukan

pembacaan BWD dengan cara menempelkan daun jagung teratas yang sudah sempurna terbuka. Waktu pembacaan sebaiknya sore hari agar tidak terpengaruh dengan cahaya matahari.

  Pada saat pemupukan III (45-50 hari sesudah tanam)

Warna Daun

Skala BWD

Pemberian Urea

(Kg/ha)

Hijau Kekuningan

< 4

150

  Hijau

4 4,5

125

Hijau Gelap

>4,5

100



OLEH : RETY APRIANI R.GAUK




PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...