Untuk meningkatkan hasil dan mutu jagung,
tanaman jagung memerlukan zar hara dalam jumlah banyak diantaranya nitrogen
(N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara
sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta hara mikro yang jumlahnya sangat
sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe).
Tanaman
yang kekurangan Urea (zat hara N) tumbuhnya kerdil, anakan sedikit dan daunnya
berwarna kuning pucat, terutama daun tua. sebaliknya tanaman yang dipupuk Urea
berlebihan, tumbuhnya subur, daun hijau anakan banyak tetapi jumlah malai
sedikit, mudah rebah dan pemasakan lambat.
Selama
pertumbuhan, tanaman jagung di lahan membutuhkan ketersediaan unsur hara yang
memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan. Jenis dan dosis pupuk yang
tepat untuk tanaman jagung harus mengacu
kepada hasil analisis tanah ataupun tanaman dilaboratorium. Oleh karena itu,
dosis pupuk tanaman jagung dapat berbeda
antara satu daerah dengan daerah lain
Respon tanaman terhadap pemupukan tergantung pada jenis tanah, faktor
lingkungan lainnya maupun dari jenis varietas yang digunakan. Hal ini berarti
bahwa jenis dan dosis pupuk yang akan diaplikasikan harus sesuai jenis tanah
dan jenis tanaman yang akan ditanam. Kenyataannya bahwa, aplikasi pupuk yang
dilakukan oleh petani biasanya berdasarkan pada rekomendasi umum.
Konsekuensinya bahwa hasil tanaman akan tinggi jika kondisi tanah dan respon
varietas yang digunakan positif maka hasilnya akan tinggi, demikian pula
sebaliknya.
Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pengolahan tanah
harus diperhatikan aspek pemupukan. Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan
waktu pemupukan yang tepat sangat penting agar produksi optimum. Pupuk yang
biasa diberikan dalam budidaya jagung
adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan (kimia). Pupuk organik
yang umum diberikan yaitu pupuk kandang
dan pupuk hijau, sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea, KCl,
NPK dan SP 36 yang diberikan pada saat penanaman .
Tanaman yang kekurangan zat hara fosfat
(P) tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah
sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah. Sedangkan
tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan
cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, bijinya banyak
yang tidak jadi, mutu jagung menurun. Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil
dan mutu jagung tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus
cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Apabila salahsatu zat hara tersebut jumlahnya
dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu jagung akan menurun. Oleh karena
itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat
kesuburan tanah)
Keuntungan
utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih
efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan
tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan
kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Apabila
pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak
terpakai, sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini
merupakan pemborosan. Namun sebaliknya jika tanah kekurangan fosfat dan kalium
maka harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah sebenarnya
pengertian pemupukan berimbang.
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur.
Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3
tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada
barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300
kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
Waktu Pemupukan |
Urea (Kg/ha) |
Sp-36 (Kg/ha) |
KCL (Kg/ha) |
7 Hari setelah tanam (hst) |
100 |
150 |
100 |
28 – 30 hst |
150 |
- |
- |
45 – 50 hst (Gunakan BWD) |
100
- 150 |
- |
- |
Takaran Pupuk dan Waktu Pemberian Pada
Tanaman Jagung Bila Menggunakan Pupuk NPK 15:15:15
Waktu Pemupukan Urea (Kg/ha) Phonska (Kg/ha) 7 hari sesudah tanam (hst) - 350 28 – 30 hst 150 - 45 – 50 hst (gunakan BWD) 100 - 150 -
Cara Pemupukan.
• Cara pemberian pupuk,
ditugal sedalam kira-kira 5 cm sekitar 10 cm di samping
pangkal tanaman dan ditutup dengan
tanah.
• Bagan warna daun hanya
digunakan pada waktu pemberian pupuk ketiga. Sebelum pemupukan,
dilakukan
pembacaan BWD dengan cara menempelkan daun
jagung teratas yang sudah sempurna terbuka. Waktu
pembacaan sebaiknya sore hari agar tidak terpengaruh
dengan cahaya matahari.
• Pada saat pemupukan III (45-50 hari sesudah tanam)
Warna Daun |
Skala BWD |
Pemberian Urea (Kg/ha) |
Hijau Kekuningan |
< 4 |
150 |
Hijau |
4 4,5 |
125 |
Hijau Gelap |
>4,5 |
100 |
0 komentar:
Posting Komentar