Kamis, 01 Desember 2022

PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG

 


Untuk meningkatkan hasil dan mutu jagung, tanaman jagung memerlukan zar hara dalam jumlah banyak diantaranya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe).

 Tanaman yang kekurangan Urea (zat hara N) tumbuhnya kerdil, anakan sedikit dan daunnya berwarna kuning pucat, terutama daun tua. sebaliknya tanaman yang dipupuk Urea berlebihan, tumbuhnya subur, daun hijau anakan banyak tetapi jumlah malai sedikit, mudah rebah dan pemasakan lambat.

Selama pertumbuhan, tanaman jagung di lahan membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya dilakukan pemupukan. Jenis dan dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung  harus mengacu kepada hasil analisis tanah ataupun tanaman dilaboratorium. Oleh karena itu, dosis pupuk tanaman jagung  dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain

Respon tanaman terhadap pemupukan tergantung pada jenis tanah, faktor lingkungan lainnya maupun dari jenis varietas yang digunakan. Hal ini berarti bahwa jenis dan dosis pupuk yang akan diaplikasikan harus sesuai jenis tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam. Kenyataannya bahwa, aplikasi pupuk yang dilakukan oleh petani biasanya berdasarkan pada rekomendasi umum. Konsekuensinya bahwa hasil tanaman akan tinggi jika kondisi tanah dan respon varietas yang digunakan positif maka hasilnya akan tinggi, demikian pula sebaliknya.

Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pengolahan tanah harus diperhatikan aspek pemupukan. Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan waktu pemupukan yang tepat sangat penting agar produksi optimum. Pupuk yang biasa diberikan dalam budidaya jagung  adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan (kimia). Pupuk organik yang umum diberikan yaitu  pupuk kandang dan pupuk hijau, sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea, KCl, NPK dan SP 36 yang diberikan pada saat penanaman .

 Tanaman yang kekurangan zat hara fosfat (P) tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah.  Sedangkan tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, bijinya banyak yang tidak jadi, mutu jagung menurun. Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu jagung tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

Apabila salahsatu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu jagung akan menurun. Oleh karena itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat kesuburan tanah)

      Keuntungan utama dari penerapan pemupukan berimbang adalah petani dapat memupuk lebih efisien karena jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Apabila tanahnya subur, dimana kadar fosfat dan kaliumnya cukup tinggi, maka sebenarnya cukup diberi Nitrogen N. Apabila pemberian pupuk P dan K pada tanah tersebut berlebihan, maka sisanya tidak terpakai, sebagian besar hilang bersama air hujan atau air irigasi dan ini merupakan pemborosan. Namun sebaliknya jika tanah kekurangan fosfat dan kalium maka harus dipupuk lengkap NPK sesuai dosis anjuran. Inilah sebenarnya pengertian pemupukan berimbang. 

Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.

Waktu Pemupukan

Urea

(Kg/ha)

Sp-36

(Kg/ha)

KCL (Kg/ha)

7 Hari setelah tanam (hst)

100

150

100

28 – 30 hst

150

-

-

45 – 50 hst

(Gunakan BWD)

100 - 150

-

-

                        

Takaran Pupuk dan Waktu Pemberian Pada Tanaman Jagung Bila Menggunakan Pupuk NPK 15:15:15


Waktu Pemupukan

Urea (Kg/ha)

Phonska (Kg/ha)

7 hari sesudah tanam (hst)

-

350

28 – 30 hst

150

-

45 – 50 hst (gunakan BWD)

100 - 150

-

Cara Pemupukan.

 Cara pemberian pupuk, ditugal sedalam kira-kira 5 cm sekitar 10 cm di samping pangkal   tanaman dan ditutup dengan tanah.

 Bagan warna daun hanya digunakan pada waktu pemberian pupuk ketiga. Sebelum pemupukan, dilakukan

pembacaan BWD dengan cara menempelkan daun jagung teratas yang sudah sempurna terbuka. Waktu pembacaan sebaiknya sore hari agar tidak terpengaruh dengan cahaya matahari.

  Pada saat pemupukan III (45-50 hari sesudah tanam)

Warna Daun

Skala BWD

Pemberian Urea

(Kg/ha)

Hijau Kekuningan

< 4

150

  Hijau

4 4,5

125

Hijau Gelap

>4,5

100



OLEH : RETY APRIANI R.GAUK




0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...