Minggu, 19 Februari 2023

HIDROPONIK SISTEM WICK PADA SAYURAN


 


Hidroponik yang berasal dari bahasa Latin yang berarti hydro (air) dan ponos (kerja). Istilah hidroponik pertama kali dikemukakan oleh W.F. Gericke dari University of California pada awal tahun 1930-an, yang melakukan percobaan hara tanaman dalam skala komersial yang selanjutnya disebut nutrikultur atau hydroponics. Selanjutnya hidroponik didefinisikan secara ilmiah sebagai suatu cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, akan tetapi menggunakan media inert (tidak menyediakan unsur hara seperti pasir. yang diberikan larutan hara yang mengandung semua elemen esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal tanaman

Sistem Wick adalah sistem yang paling sederhana dari ke 6 dasar sistem hidroponik. Ini adalah sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu, biasanya sumbu menggunakan kain flannel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air. Sistem wick biasanya menggunakan media tanam seperti Rockwool, Perlite, Vermiculite, batu kerikil, hydroton, sekam bakar, dan cocopeat.

Wick System pada pertanian hidroponik disebut sebagai bentuk yang paling pasif dan sederhana. Model penanaman pada jenis ini mengandaikan tidak adanya elemen yang bergerak secara dinamis dan cepat untuk mensuplai nustrisi kepada tanaman. Ilustrasi sumbu kompor akan membantu memahami model ini. Air yang berisi nutrisi

akan dinaikkan ke bagian media tanam dengan menggunakan sumbu atau media lain yang dapat mengalirkan air. Air akan resap ke dalam media tanam yang disediakan dan diletakkan di bagian atas penampungan air. Wick System pada pertanian hidroponik disebut sebagai bentuk yang paling pasif dan sederhana.

Model penanaman pada jenis ini mengandalkan tidak adanya elemen yang bergerak secara dinamis dan cepat untuk mensuplai nustrisi kepada tanaman. Ilustrasi sumbu kompor akan membantu memahami model ini. Air yang berisi nutrisi akan dinaikkan ke bagian media tanam dengan menggunakan sumbu atau media lain yang dapat mengalirkan air. Air akan resap ke dalam media tanam yang disediakan dan diletakkan di bagian atas penampungan air.

Ternyata bercocok tanam menggunakan hidroponik sistem wick sederhana ini memiliki banyak keuntungan dan beberapa kelemahan, namun dengan kita mengetahui kelebihan dan kekurangan tersebut bisa menjadikan analisa dan mungkin kedepannya bisa memperbaiki atau bahkan mengembangkannya menjadi sistem yang lebih sempurna. Di bawah ini kita akan pelajari bersama dari beberapa kebehian dan kekurangan dari bercocok tanam menggunakan sistem sumbu ini, diantaranya.

Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik Sistem Wick Sederhana

Kelebihan Wick System (Sistem Sumbu):

-      Tanaman dapat mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus

-      Biaya pembuatan yang murah

-      Mempermudah perawatan tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman

-      Tidak tergantung listrik

Kekurangan :

- Banyak atau jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman akan sulit kita atur, mungkin dikarenakan dari daya serap bahan sumbu berbeda-beda sehingga daya hantar atau volume yang kita harapkan untuk kebutuhan tanaman tersebut akan sulit dipastikan. Mungkin sebagai solusi ketika kekurangan nutrisi kita bisa menambahkan jumlah sumbu pada media yang akan kita serap. Namun ketika tanaman kelebihan nutrisi bisa kita kurangi sumbu penghantar nutrisinya. Pengaturan jumlah penyaluran nutrinsi ini sangat penting untuk kita perhatikan karena sangat berpengaruh dengan kesuburan tanaman.

- Air dan nutrisi yang kita salurkan tentunya tidak dapat bersirkulasi / memutar kembali lagi pada bak atau wadah penampungan sehingga dirasa akan sedikit boros dan juga membutuhkan perhatian yang lebih untuk mengawasinya. Pengawasan harus sering dilakukan agar air dan nutrisi tetap stabil diterima oleh tanaman jangan sampai sering kehabisan sehingga tanaman layu bahkan mati.



Cara pembuatan dan instalasinya mudah. Cara membuat hidroponik sistem wick ini cukup sederhana.

§   Pertama, potong / jiregen atau botol minuman bekas menjadi dua bagian.

§   Kedua lubangi bagian atas tutup botolnya untuk memasukkan sumbu.

§   Ketiga, masukkan sumbu sepanjang 15 cm di lubang tutup tersebut.

§   Keempat, lubangi potongan bagian samping pada potongan botol yang ada sumbunya (buat 10-15 lubang sebesar mata solder meligkar di bagian botol yang mengerucut).

§   Kelima, pasang bagian yang bersumbu dengan posisi kerucut ke bawah.

§   Keenam, tanam benih sayuran yang berumur 1 minggu di sana, kemudian timbun dengan susunan aram sekam atau media lainnya lalu isi bagian bawah dengan air nutrisi.

Beberapa hal yang penting untuk anda perhatikan jika menanam sayuran hidroponik yaitu :

1.  Gunakan bahan yang tahan panas, tidak diianjurkan menggunakan bahan besi seperti kaleng seng dll biasanya menggunakan bak plastik dan juga bak berbahan stereform.

2.  jarak tanam jangan terlalu pendek

3.  jarak pot ke larutan nutrisi usahakan tidak lebih dari 1cm

4.  pilih tanaman yang kebutuhan air masih bisa terpenuhi oleh daya kapilaritas sumbu pada sistem

5.  aduk larutan nutrisi minimal 1 x sehari jika anda tidak menggunakan aerator

6.  Gunakan bak larutan nutrisi yang tidak tembus cahaya mataharikenapa gunakan bak larutan yang tidak tembus sinar matahari supaya pertumbuhan lumut tidak banyak.

7.  Ganti air 1 minggu sekali untuk antisipasi jentik nyamuk

8.  Gunakan air baku yang tds dibawah 100 (bisa gunakan air tetesan ac, atau air RO atau air apa saja yang ppmnya dibawah 100)

9.  Jaga suhu larutan nutrisi antara 24 - 27 celcius

 Tahap pemeliharaan dalam sistem hidroponik diantaranya

Pertama, pemberian nutrisi yang cukup ini memang perlu diperhatikan mengingat tanaman sangat bergantung pada nutrisi tersebut untuk dapat mempertahankan pertumbuhannya agar tetap stabil. Agar tanaman yang anda tanam mendapatkan nutrisi yang cukup tersebut maka anda bisa melakukannya dengan cara menambah larutan nutrisi pada bak nutrisi apabila stok nutrisi yang ada pada bak tersebut telah melewati batas minimal atau sudah berkurang setidaknya sepertiga dari volume sebelumnya. Dengan begitu, maka ketersediaan nutrisi pada tanaman akan terjamin hingga saatnya tanaman panen nanti.

Kedua, tanaman harus mendapatkan sinar matahari yang cukup, dimana tanaman membutuhkan sinar matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Tanaman yang baik biasanya membutuhkan sinar matahari minimal 5 jam per hari.

Ketiga yaitu pengecekan nutrisi yang secara berkala agar kebutuhan nutrisi terpenuhi dan menghasilkan hasil yang maksimal. Yang dimaksud dengan pengecekan nutrisi ini adalah dengan mengecek kadar nutrisi yang dibutuhkan tanaman hidroponik yang kita tanam.


OLEH : RETY APRIANI, R.GAUK

Minggu, 05 Februari 2023

Budidaya Kangkung Darat (Kangkung Cabut)

Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Ada dua jenis kangkung yang kita kenal, yaitu kangkung darat dan kangkung air. Jenis kangkung darat adalah kangkung yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Sedangkan kangkung air banyak tumbuh secara liar di rawa-rawa dan kawasan berair. Tanaman kangkung bisa diperbanyak dengan biji atau stek. Perbanyakan dengan biji biasanya dilakukan pada budidaya kangkung darat. Sedangkan kangkung air lebih mudah diperbanyak dengan stek. 

Kangkung darat (Ipomoea Reptans) memiliki warna hijau terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih. Sedangkan kangkung air (Ipomoea Aquatica) memiliki daun berwarna hijau agak gelap dengan ujung membulat atau lebih tumpul sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda kangkung darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengan cara dipotong.

Syarat Tumbuh Kangkung Darat (Kangkung Cabut)

Tanaman kangkung merupakan tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan syarat tumbuh tertentu. Walaupun demikian, budidaya kangkung juga harus dilakukan dengan benar agar memperoleh hasil yang maksimal. Kangkung darat bisa tumbuh dengan baik dimana saja, baik di dataran rendah, menengah maupun dataran tinggi. Agar tanaman kangkung darat dapat tumbuh dengan maksimal, lahan untuk budidaya kangkung haruslah gembur, subur dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Persiapan Lahan & Pemberian Pupuk Dasar Budidaya Kangkung Darat

Lahan untuk menanam kangkung harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang sesuai dengan lahan. Jarak antara bedengan kurang lebih 30 cm. Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah pembuatan bedengan selesai. Pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos dan bisa ditambahkan pupuk NPK. Kebutuhan pupuk untuk tanaman kangkung darat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Jika perlu tambahkan kapur dolomit untuk menaikkan pH tanah. Setelah pupuk dasar ditaburkan, kemudian diaduk agar pupuk tersebar merata. Biarkan selama kurang lebig 1 minggu sebelum penanaman.

Persiapan Benih Budidaya Kangkung Darat / Kangkung Cabut

 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya menggunakan benih yang berkualitas baik. Supaya praktis, benih bisa didapatkan di toko saprotan. Saat ini banyak sekali benih – benih kangkung berkualitas yang beredar dipasaran. Misalnya benih kangkung Bika, Pingky, Bangkok, Kencana, Regina, Matahari dan lain sebagainya.

Cara menanam budidaya kangkung cabut atau kangkung darat :

a. Persiapan Bibit Kangkung Cabut atau Kangkung Darat

Benih kangkung cabut yang akan dijadikan bibit haruslah terbebas dari hama dan penyakit, memiliki daya tumbuh sekitar 95%. Benih tersebut dapat anda beli di toko pertanian.

b.    Persiapan Lahan Tanam Kangkung Cabut atau Kangkung Darat

Lahan yang akan digunakan untuk menanam kangkung darat atau kangkung cabut di gemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak. Selanjutnya buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter dengan panjang disesuaian dengan panjang lahan tanam, antar bedengan diberi jarak sekitar 40 cm untuk drainase. Jika sudah jadi, lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang berupa kotoran ayam yang ceat terurai. Untuk satu hektar lahan tanam dibutuhkan sekitar 10 ton kotoran ayam. Setelah itu diamkan lahan tanam selama sekitar 3 minggu agar pupuk tersebut cepat terurai.

c. Penanaman Kangkung Darat atau Kangkung Cabut

         Terdapat 2 cara penanaman kangkung cabut ini yaitu dengan cara disebar atau dengan cara ditugal. Kedua sistem tanam tersebut memiliki perbandingan yaitu:

  • Penanaman dengan cara disebar

Lebih cepat dan tidak membutuhkan biaya tenaga kerja yang banyak
Penggunaan benih lebih boros karena dalam 1 hektar lahan dapat menghabiskan sekitar 5 kg-10 kg benih.
Membutuhkan tenaga kerja yang terampil untuk menebar benih agar lebih merata Sulit mendapatkan kepadatan populasi tanaman.

  • Penanaman dengan cara ditugal

Dapat mengatur jarak tanam sehingga dapat mengetahui populasi tanam.
Biasanya jarak tanam yang digunakan yaitu sekitar 5 cm x 10 cm.
Membutuhkan tenaga kerja dan biaya yang lebih banyak.

d. Pemupukan Kangkung Darat atau Kangkung Cabut

        Kangkung darat atau kangkung cabut ini tidak memerlukan pemupukan susulan, namun apabila daun tanaman kangkung berubah warna dari hijau pucat atau pudar maka lakukan pemupukan sesulan dengan menggunakan pupuk kandang berupa kotoran ayam sama seperti pemupukan dasar. Dalam setiap lubang tanam di isi sekitar 2-3 benih.

e.      Penyiraman Tanaman Kangkung Darat atau Kangkung Cabut

           Kangkung darat atau Kangkung cabut ini membutuhkan banyak air, maka lakukan penyiraman secara rutin sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari apabila pada musim kemarau. Namun apabila pada musim penghujan pastikan air tidak menggenang pada lahan tanam kangkung karena dapat menyebabkan kangkung terserang penyakit busuk akar.

f.       Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung Darat / Kangkung Cabut

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang biasanya ditemukan pada tanaman kangkung adalah ulat grayak, belalang, kepik, kumbang perusak daun, dan kutu daun. Untuk mengendalikannya bisa dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida seperti regent, metindo, matador, curacron atau decis.

g.      Pemanenan Kangkung Darat atau Kangkung cabut
        Jika perawatan dilakukan secara optimal maka setelah berumur sekitar 30 hari – 45 hari sejak benih kangkung sudah dapat dipanen. Sesuai dengan namanya kangkung ini dpanen dengan cara mencabutnya hingga bagian akar. Setelah panen kangkung dibersihkan dari kotoran yang menempel pada kangkung dengan cara dicuci di air mengalir dan siap dijual kepada konsumen.


OLEH : RETY APRIANI 

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...