Sampah
organik adalah sampah yang banyak dihasilkan oleh rumah tangga, pasar,
pertanian, maupun industri dll. Sehingga pemanfaatan sampah organik sangat
berpeluang besar karena banyaknya bahan baku di lingkungan.
Pupuk organik adalah
nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat
dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan
No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan
bahwa pupuk organic adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Definisi
tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan
C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-organik itulah
yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak
masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah
tanah organik.
Pupuk kompos atau pupuk padat
organik memang tidak sepopuler pupuk kimia yang beredar di pasaran.
Permasalahan yang sering terjadi adalah minimnya informasi tentang cara membuat
pupuk organik padat dari kotoran sapi ini. Para petani pun lebih tertarik
menggunakan pupuk kimia karena dirasa lebih praktis dan mudah didapat. Berbeda
halnya dengan pupuk padat yang perlu waktu dan tenaga untuk membuatnya, belum
lagi sugesti yang mengatakan bahwa pupuk kimia memiliki dampak lebih baik dari
pada pupuk organik. Padahal sebenarnya pupuk organik mempunyai kualitas yang
tidak kalah dalam hal pemberian nutrisi pada tanah dan tumbuhan. Hanya saja
reaksi yang ditimbulkan pupuk organik memang lebih lambat dari pada pupuk kimia
Proses pengomposan dapat diartikan sebagai
proses proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah
(<20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia
yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan
H2O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman
Bahan
yang mudah diperoleh ini tidak bisa langsung menjadi pupuk tetapi harus
dicampur dengan senyawa lain yaitu EM-4. Peningkatan kualitas penyerapan unsur
hara dari tanah secara optimal menjadi alasan kenapa pupuk kompos organik menggunakan em4 dipilih.
Penggunaan Mikro organisme seperti
Effektivitas Migroorganisme (EM4)[/B] merupakan bahan stater untuk membangun
pertanian akrab lingkungan dengan memanfatkan mikro organisme pembusuk yang
bermanfaat untuk kesuburan tanah, dengan cara pembuatan kompos pupuk kandang
dengan menggunakan EM4 atau sejenisnya,
sesuai dengan dosis atau pemakaian yang tepat berdasarkan petunjuk penggunaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka organisme di dalam tanah akan tumbuh
subur kembali, sehingga fisik tanah yaitu tektur dan struktur menjadi lebih
baik, tanaman akan tumbuh subur, dengan produktifitas yang tinggi
Perlu diketahui bahwa dalam mengambil kotoran sapi Anda harus memilih yang lebih lama dahulu. Hal ini dikarenakan kotoran sapi yang dibiarkan dalam jangka waktu lama akan lebih cocok digunakan sebagai pupuk kandang. Maka Anda harus mengatur penempatan kotoran sapi lama menjadi lebih mudah terjangkau untuk diambil sebagai kotoran sapi daripada kotoran sapi baru
- Alat dan bahan :
Kotoran sapi
Jerami padi
EM4, Gula pasir
Terpal atau plastik penutup
2. Cara Pembuatan
Buatlah dahulu perbandingan antara kotoran sapi dan jerami padi. Komposisi yang ideal adalah 60 : 40, atau boleh juga membuat dengan perbandingan 50 : 50. Jadi jika kita memiliki bahan kotoran sapi sebanyak 60 kg, maka jerami padi yang dibutuhkan adalah 40 kg, begitu seterusnya. Sedangkan EM4 yang dibutuhkan adalah 100 ml saja. Aktifkan terlebih dahulu EM4 dengan cara membuat larutan gula sebanyak 1,5 liter air untuk 3 – 4 sendok gula. Setelah itu tambahkan 2 – 3 EM4 di dalamnya, kocok hingga menyatu kemudian diamkan selama semalaman.
Cacah terlebih dahulu jerami padi agar memudahkan proses pengomposan, Aduk rata kotoran sapi dan jerami padi hingga merata. Setelah itu, tata atau hamparkan kedua bahan tersebut dan sirami secara perlahan larutan EM4 ke atasnya. Sebagai tips, jangan langsung menghabiskan bahan untuk disiram EM4 seluruhnya
Setelah semua bahan habis, langkah selanjutnya adalah menutup bakal kompos tersebut menggunakan terpal atau plastik penutup. Beri beban di tiap sisi terpal agar terpal tidak mudah tersingkap dan mengakibatkan masuknya lalat atau belatung. Biarkan proses pengomposan berlangsung, tandanya adalah adanya suhu panas di permukaan bakal kompos. Biarkan selama kurang lebih 30 hari. Tiap 3 hari sekali Anda dapat membuka terpal dan mengaduk-aduk bahannya agar proses aerasi berlangsung. Jika kotoran sudah tidak berbau, mudah hancur, berwarna hitam kecoklatan, dan tidak terasa panas ketika dipegang, maka Anda sudah boleh menggunakannya sebagai pupuk untuk tanaman
Yang perlu
diperhatikan pada cara membuat pupuk organik padat dari kotoran sapi ini adalah
komitmen kita untuk bersabar menunggu pupuk tersebut matang
PENULIS : RETY APRIANI, R.GAUK
0 komentar:
Posting Komentar