Minggu, 11 April 2021

Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Ternak Sapi untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman

 

Pemanfaatan sampah organik sudah banyak dilakukan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan di pertanian atau sebagai sumber biogas. Dipertanian sampah organic yang berupa dedaunan, tanaman sisa panen, jerami dll, dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Pupuk ini digunakan sebagai pupuk penyubur tanah di awal penanaman. Ataupun diperjual belikan sebagai penyubur tanah di lahan terbuka lainnya.

Sampah organik adalah sampah yang banyak dihasilkan oleh rumah tangga, pasar, pertanian, maupun industri dll. Sehingga pemanfaatan sampah organik sangat berpeluang besar karena banyaknya bahan baku di lingkungan.

Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organic adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya; nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik.

Pupuk kompos atau pupuk padat organik memang tidak sepopuler pupuk kimia yang beredar di pasaran. Permasalahan yang sering terjadi adalah minimnya informasi tentang cara membuat pupuk organik padat dari kotoran sapi ini. Para petani pun lebih tertarik menggunakan pupuk kimia karena dirasa lebih praktis dan mudah didapat. Berbeda halnya dengan pupuk padat yang perlu waktu dan tenaga untuk membuatnya, belum lagi sugesti yang mengatakan bahwa pupuk kimia memiliki dampak lebih baik dari pada pupuk organik. Padahal sebenarnya pupuk organik mempunyai kualitas yang tidak kalah dalam hal pemberian nutrisi pada tanah dan tumbuhan. Hanya saja reaksi yang ditimbulkan pupuk organik memang lebih lambat dari pada pupuk kimia

Proses pengomposan dapat diartikan sebagai proses proses menurunkan C/N bahan organik hingga sama dengan C/N tanah (<20). Selama proses pengomposan, terjadi perubahan-perubahan unsur kimia yaitu : 1) karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi CO2 dan H2O, 2) penguraian senyawa organik menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman

Bahan yang mudah diperoleh ini tidak bisa langsung menjadi pupuk tetapi harus dicampur dengan senyawa lain yaitu EM-4. Peningkatan kualitas penyerapan unsur hara dari tanah secara optimal menjadi alasan kenapa pupuk kompos organik menggunakan em4 dipilih.

Penggunaan Mikro organisme seperti Effektivitas Migroorganisme (EM4)[/B] merupakan bahan stater untuk membangun pertanian akrab lingkungan dengan memanfatkan mikro organisme pembusuk yang bermanfaat untuk kesuburan tanah, dengan cara pembuatan kompos pupuk kandang dengan menggunakan  EM4 atau sejenisnya, sesuai dengan dosis atau pemakaian yang tepat berdasarkan petunjuk penggunaan. Berdasarkan hal tersebut di atas maka organisme di dalam tanah akan tumbuh subur kembali, sehingga fisik tanah yaitu tektur dan struktur menjadi lebih baik, tanaman akan tumbuh subur, dengan produktifitas yang tinggi


Perlu diketahui bahwa dalam mengambil kotoran sapi Anda harus memilih yang lebih lama dahulu. Hal ini dikarenakan kotoran sapi yang dibiarkan dalam jangka waktu lama akan lebih cocok digunakan sebagai pupuk kandang. Maka Anda harus mengatur penempatan kotoran sapi lama menjadi lebih mudah terjangkau untuk diambil sebagai kotoran sapi daripada kotoran sapi baru

  1. Alat dan bahan :
    Kotoran sapi
    Jerami padi
    EM4, Gula pasir
    Terpal atau plastik penutup

2.      Cara Pembuatan

Buatlah dahulu perbandingan antara kotoran sapi dan jerami padi. Komposisi yang ideal adalah 60 : 40, atau boleh juga membuat dengan perbandingan 50 : 50. Jadi jika kita memiliki bahan kotoran sapi sebanyak 60 kg, maka jerami padi yang dibutuhkan adalah 40 kg, begitu seterusnya. Sedangkan EM4 yang dibutuhkan adalah 100 ml saja. Aktifkan terlebih dahulu EM4 dengan cara membuat larutan gula sebanyak 1,5 liter air untuk 3 – 4 sendok gula. Setelah itu tambahkan 2 – 3 EM4 di dalamnya, kocok hingga menyatu kemudian diamkan selama semalaman.

Cacah terlebih dahulu jerami padi agar memudahkan proses pengomposan, Aduk rata kotoran sapi dan jerami padi hingga merata. Setelah itu, tata atau hamparkan kedua bahan tersebut dan sirami secara perlahan larutan EM4 ke atasnya. Sebagai tips, jangan langsung menghabiskan bahan untuk disiram EM4 seluruhnya

Setelah semua bahan habis, langkah selanjutnya adalah menutup bakal kompos tersebut menggunakan terpal atau plastik penutup. Beri beban di tiap sisi terpal agar terpal tidak mudah tersingkap dan mengakibatkan masuknya lalat atau belatung. Biarkan proses pengomposan berlangsung, tandanya adalah adanya suhu panas di permukaan bakal kompos. Biarkan selama kurang lebih 30 hari. Tiap 3 hari sekali Anda dapat membuka terpal dan mengaduk-aduk bahannya agar proses aerasi berlangsung. Jika kotoran sudah tidak berbau, mudah hancur, berwarna hitam kecoklatan, dan tidak terasa panas ketika dipegang, maka Anda sudah boleh menggunakannya sebagai pupuk untuk tanaman


Yang perlu diperhatikan pada cara membuat pupuk organik padat dari kotoran sapi ini adalah komitmen kita untuk bersabar menunggu pupuk tersebut matang


PENULIS : RETY APRIANI, R.GAUK

0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...