Kacang hijau (Phaseolus
radiatus L.) merupakan salah satu tanaman leguminosa yang menempati urutan
ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau merupakan sumber protein,
vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia.
Salah satu
alternatif untuk meningkatkan hasil tanaman persatuan luas adalah meningkatkan
populasi tanaman hingga batas optimum yaitu dengan cara pengaturan jarak tanam,
dimana tindakan ini merupakan salah satu teknik budidaya yang dapat digunakan
untuk meningkatkan produksi.
Lahan
sebagai tempat tumbuh tanaman perlu diperhatikan kebutuhan unsur hara dan
pengaturan jarak tanamnya, agar tidak terjadi kompetisi antar tanaman yang bisa
menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Hal ini berkaitan dengan adanya
persaingan dalam penggunaan hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. setiap tanaman
menghendaki tingkat kerapatan tanam yang berbeda-beda. Jarak tanam diatur
berdasarkan sifat tanaman dan disesuaikan dengan faktor lingkungan yang ada
sehingga diperoleh jumlah produksi yang semaksimal mungkin, pada umumnya
produksi per satuan luas dapat ditingkatkan dengan cara penambahan kepadatan
tanam sampai batas optimum, sedangkan penambahan kepadatan tanam di atas
optimum akan menurunkan produksi tanaman.
Salah
satu teknik budidaya yang perlu diketahui ialah jarak tanam atau kerapatan
tanam yang tepat. Jika kondisi tanaman terlalu rapat maka dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman, karena perkembangan vegetatif dan hasil panen
menurun akibat laju fotosintesis dan perkembangan daun yang terhambat.
Tujuan
pengaturan kerapatan tanaman atau jarak tanam pada dasarnya adalah memberikan
kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami persaingan dalam
hal pengambilan air, unsur hara, cahaya matahari dan memudahkan pemeliharaan
tanaman. Penggunaan jarak tanam yang kurang tepat dapat merangsang pertumbuhan
gulma, sehingga dapat menurunkan hasil. Secara
umum
hasil tanaman per satuan luas tertinggi
diperoleh pada kerapatan tanaman tinggi, akan tetapi bobot masing-masing umbi
secara individu menurun karena terjadinya persaingan antar tanaman.
Peranan Jarak Tanam
Jarak
tanam adalah pengaturan ruang tumbuh bagi tanaman yang sedemikian rupa sehingga
persaingan dalam penyerapan cahaya matahari, air dan unsur hara diantara
masing-masing individu tanaman dapat ditekan sekecil-kecilnya. Semakin rapat
jarak tanam semakin banyak populasi tanaman per satuan luas, sehingga
persaingan hara antar tanaman semakin ketat. Akibatnya
partumbuhan tanaman akan terganggu dan produksi per tanaman akan menurun.
Jarak
tanam yang rapat akan menghasilkan populasi tanaman yang lebih banyak per
satuan luas, akan tetapi memperkecil pembagian unsur hara, cahaya dan air
sehingga dapat menurunkan hasil. Semakin tinggi kerapatan suatu tanaman akan
mengakibatkan semakin besarnya tingkat persaingan antar tanaman dalam
mendapatkan unsur hara dan cahaya, sehingga hasil yang diperoleh per satuan
luas menjadi lebih rendah
Jarak
tanam yang tepat pada dasarnya akan memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh
dengan baik tanpa mengalami persaingan unsur hara, air dan sinar matahari.
Kompetisi tanaman untuk mendapatkan sinar matahari semakin tinggi pada
kerapatan tanaman yang padat dibandingkan dengan kerapatan tanaman yang lebih
renggang yang dapat berakibat tanaman saling menaungi sehingga tampilan tanaman
menjadi lebih tinggi karena tanaman kekurangan cahaya sehingga terjadi etiolasi
yang menyebabkan tinggi tanaman menjadi lebih tinggi.
Kompetisi
di atas dan di dalam tanah saling mempengaruhi tanaman yang sangat ternaungi
akan mempunyai sistem perakaran lebih lemah bila dibandingkan tanaman yang
mendapat cahaya penuh. Usaha untuk mengurangi kompetisi dalam pemanfaatan
cahaya matahari dapat dilakukan dengan pengaturan tanam. Salah satunya adalah
pengaturan tanam dengan jarak tertentu terutama untuk tanaman yang berhabitus
lebih tinggi. Pengaturan tanam adalah cara mengatur jarak tanam atau letak
tanaman dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada
masing-masing individu tanaman sehingga dapat mengurangi besarnya pengaruh
negatif yang ditimbulkan oleh tanaman lainnya dalam suatu pertanaman.
Pengaturan tanam erat kaitannya dengan intersepsi radiasi surya oleh tanaman.
Pada
jarak tanam 40 cm x 20 cm jumlah cabang produktif bertambah, dikarenakan dapat
mempengaruhi populasi tanaman, cahaya, air dan zat hara lebih mudah diserap
oleh tanaman sehingga membentuk cabang lebih banyak. Hasil penelitian
menujukkan bahwa produksi kacang hijau meningkat pada jarak tanam
40 cm x 15 cm diduga jarak tanam tersebut memiliki kerapatan yang tepat
sehingga mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman.
Kehadiran gulma pada tanaman budidaya kacang hijau tidak dapat dihindari dan selalu menjadi masalah. Gulma merupakan tumbuhan yang merugikan dan tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki. Pengaruh yang merugikan dari gulma terhadap tanaman budidaya dapat berupa persaingan dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya serta ruang tempat tumbuh. Kemampuan persaingan antara tanaman dengan gulma dipengaruhi oleh jenis gulma, kerapatan gulma saat dan lamanya persaingan, cara budidaya, dan varietas yang ditanam serta tingkat kesuburan tanah. Tindakan penyiangan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menekan pertumbuhan gulma
.
Pengendalian
gulma kadangkala sebagai suatu hal yang diabaikan oleh petani karena dianggap
membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. Sehingga perlu dilakukan
upaya pola penyiangan yang tepat disesuaikan dengan tingkat stres tanaman
terhadap keberadaan gulma. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan mencari
intensitas penyiangan yang tepat yang dapat mempertahankan hasil.
Intensitas penyiangan gulma yang tepat akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan kacang hijau dan akan mengurangi jumlah gulma yang tumbuh
serta dapat mempersingkat masa persaingan dengan tanaman pokok.
Dari hasil
penelitian waktu penyiangan memberikan dampak yang tinggi terhadap peningkatan
hasil dan komponen hasil pada tanaman kacang hijau meliputi jumlah polong per
tanaman, bobot biji per tanaman, bobot biji per petak efektif dan bobot biji
per tanaman.
OLEH : RETY APRIANI R.GAUK, SP, M.Si
0 komentar:
Posting Komentar