Senin, 07 November 2022

KEUNTUNGAN BERKELOMPOK

 


Masyarakat Indonesian dalam kehidupannya sehari-hari sudah terbiasa berkelompok. Bisa dalam bentuk kelompok sosial (seperti, kelompok pengajian, kelompok arisan ), bisa juga dalam bentuk kelompok ekonomi (seperti kelompok atau persatuan pedagang pasar, perusahaan –perusahaan patungan dll).

Mereka berkelompok karena ada persamaan diantara mereka dan ada satu keinginan yang sama. Kelompok pengajian, karena sama agamanya dan sama-sama ingin meperdalam soal keagamaan. Persatuan pedagang pasar, karena sama-sama berdagang dipasar. Tujuan adalah untuk dapat saling membantu.

Dengan pengertian seperti itu, jelas bahwa kelompok tani merupakan alat bagi petani untuk mencapai tujuan –tujuan kelompok bukan alat dari pihak lain (pemerintah, swasta dll) yang dimobilisasi untuk mencapai keberhasilan proyek atau program.

 

ALASAN BERKELOMPOK.

1.   Untuk mengembangkan usaha tani.

2.    Memperluas pemasaran hasil.

3.    Memperoleh informasi pertanian /inovasi teknologi secara berkelanjutan.

4.    Bertukar pengalaman dan fikiran antar sesama anggota.

5.    Memecahkan masalah yang dihadapi anggota.

 

TUJUAN BERKELOMPOK

Sebagai manusia termasuk petani di perdesaan, tentu mempunyai cita-cita atau keinginan untuk hidup sejahtera. Kebutuhan dasar seperti makan dan perumahan yang layak dapat dinikmati, biaya anak sekolah atau pengobatan dikala sakit dapat terpenuhi  dsb. Harapan –harapan tersebut tidak secara otomatis dapat dicapai, karena banyak kendala atau masalah yang harus dihadapi, harus diusahakan.

Petani denhan penghasilan yang pas-pasan akan lebih  mudah memecahkan permasalahan yang dihadapinya melalui kelompok, misalnya pembelian saprodi, kekurangan tenaga kerja, kekurangan modal , perbaikan saluran dsb.

Demikian pula kegiatan lainnya, dengan bergabungya dalam kelompok tani, banyak keuntungan diperoleh diantaranya : (1) mempererat siraturahmi, (2)saling belaJar, (3) saling membantu, (4) saling menolong, (5) Belajar mendengar pendapat orang lain (6) belajar menyampaikan saran, usul, pendapat atau pikiran, (7) belajar memimpin dan m,eningkatkan tanggunghjawab dan (8) meningkatkan kerjasama.

 

MANFAAT KELOMPOK TANI

1.    Wadah proses belajar memimpin dan meningkatkan tanggungjawab.

2.    Wadah mengembangkan kerjasama.

3.    Melatih anggota berfikir dan bermusyawarah.

4.    Mempererat ikatan silaturrahmi antara anggota.

5.    Meningkatkan kepercayaan dari pihak luar.

 

MENINGKATKAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI

Partisipasi anggota kelompok  atau peran serta anggota  kelompok adalah keterlibatan semua anggota kelompok dalam setiap pengambilan keputusan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dengan adanya partisipasi  ini maka anggota kelompok tidak dianggap sebagai obyek tetapi sebagai subyek atau pelaku .

Partisipasi kelompok ditunjukkan oleh indikasi bahwa anggota kelompok tersebut bersedia datang disetiap kegiatan dan aktif memberikan tanggapan  atau aktif melakukan kegiatan dan juga ikut serta mengambil keputusan bersama.

 

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DIWUJUDKAN DALAM BENTUK :

1.     Kesediaan hadir dalam setiap perrtemuan kelompok.

2.    Terpanggil untuk menyumbang tenaga, materi , gagasan atau fikiran  secara                       sukarela  untuk kemajuan kelompok;

3.    Saling mengingatkan hak dan kewajiban sesma anggota;

 

 UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK

1. Adanya pertemuan secara rutin dan berkala dengan agenda yang baik dan berjalan             secara demokratis.

2. Menjelaskan berbagai hal dan semua masalah yang dihadapi oleh kelompok secara         terbuka misalnya : penggunaan dana, rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, monev      dan pelunasan kredit dll.

3. Memberi kesempatan kepada semua anggota untuk mengungkapkan gagasan dan             memikiran.

4. Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk melakukan koreksi dan                 memberikan kritik.

5.   Menangani semua keluhan yang disampaikan anggota secara baik.

 

Pentingnya Pertemuan Rutin Petani

Pertemuan antar petani membutuhkan fasilitator yang punya semangat kebersamaan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Fasilitatornya harus memiliki semangat “membumi dalam kebersamaan” dan para petani memiliki semangat untuk memperbaiki keadaan.

“Kandungan nilai” dalam pertemuan rutin di antaranya adalah, saling berbagi pengalaman antar petani. Setiap kampung bahkan setiap individu petani memiliki perbedaan yang beragam mulai dari pengalaman personal, keadaan lingkungan budidaya, problem pasca panen, hingga problem sosial yang melingkupi kehidupan para petani.

Kedua, bernilai untuk mengatasi kekurangan dari masing-masing petani. Ada yang mahir bercocok tanam tapi tidak mahir melakukan modernisasi. Ada yang kurang mahir bercocok tanam tapi mahir berdadang. Ada yang berdagang secara tradisional tetapi buta market modern. Ada yang kesulitan pupuk sementara petani kampung lain kelebihan pupuk, dan seterusnya.

Ketiga, mengikat jaringan sosial melalui perkenalan. Antar petani beda kampung mungkin saja sudah kenal atau saling mengetahui sosoknya, namun hubungannya sebatas kenal. Dengan sering berjumpa mereka menjadi mitra dan lekat sistem persaudaraan. Jalinan yang baik menjadikan para petani juga mendapatkan berkah, bukan hanya dalam urusan ekonomi, melainkan saling membantu manakala ada persoalan dari setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk mengatasi konflik.
Keempat, dengan seringnya pertemuan antara petani melalui fasilitator, pergaulan petani akan lebih baik. Karena itulah penting peran fasilitator dalam setiap pertemuan untuk membawa pihak-pihak lain dari kalangan berpendidikan seperti ahli hukum, perangkat desa, pejabat kabupaten, anggota DPRD, dokter, aktivis LSM, ilmuwan kampus dan peneliti. Pertemuan petani dengan lintas profesi ini bukan hanya menguntungkan petani, melainkan juga kalangan terpelajar agar lebih memahami kehidupan riil masyarakat perdesaan dari kaum tani dengan segenap problemnya dan membantu mengatasi persoalan yang mereka hadapi.

Kelima, selama ini kegiatan pertanian hanya melibatkan unsur lelaki dalam urusan perencanaan, pelaksanaan dan hasil hasil akhir. Peran perempuan masih minim karena semua hal kegiatan rumah tangga desa memang masih bergantung pada laki-laki. Namun belakangan banyak fakta perempuan dari istri-istri pegiat pertanian sangat menentukan dalam keberhasilan suaminya melaksanakan program pembaharuan usaha ekonomi. Oleh karena itu salah satu evaluasi kegiatan adalah adanya keharusan memainkan kaum perempuan untuk terlibat aktif. Training-training kapasitas dan melibatkan perempuan tani dalam keorganisasian menjadi bagian penting. Demikian juga dengan keterlibatan anak-anak remaja dan pemuda/pemudi juga sangat penting untuk membangun pengetahuan melalui keteladananrembug/musyawarah/deliberasi.

Kegiatan membasis dengan model pendampingan yang rutin dilakukan setiap pekan di beberapa kampung harus dioptimalkan dengan model pertemuan-pertemuan rutin.


OLEH : RETY APRIANI

Penyuluh Pertanian Madya

0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...