Masyarakat Indonesian dalam
kehidupannya sehari-hari sudah terbiasa berkelompok. Bisa dalam bentuk kelompok
sosial (seperti, kelompok pengajian, kelompok arisan ), bisa juga dalam bentuk
kelompok ekonomi (seperti kelompok atau persatuan pedagang pasar, perusahaan
–perusahaan patungan dll).
Mereka berkelompok karena ada
persamaan diantara mereka dan ada satu keinginan yang sama. Kelompok pengajian,
karena sama agamanya dan sama-sama ingin meperdalam soal keagamaan. Persatuan
pedagang pasar, karena sama-sama berdagang dipasar. Tujuan adalah untuk dapat
saling membantu.
Dengan pengertian seperti itu, jelas
bahwa kelompok tani merupakan alat bagi petani untuk mencapai tujuan –tujuan
kelompok bukan alat dari pihak lain (pemerintah, swasta dll) yang
dimobilisasi untuk mencapai keberhasilan proyek atau program.
ALASAN BERKELOMPOK.
1. Untuk
mengembangkan usaha tani.
2. Memperluas
pemasaran hasil.
3. Memperoleh
informasi pertanian /inovasi teknologi secara berkelanjutan.
4. Bertukar
pengalaman dan fikiran antar sesama anggota.
5. Memecahkan masalah yang dihadapi
anggota.
TUJUAN BERKELOMPOK
Sebagai manusia termasuk petani di
perdesaan, tentu mempunyai cita-cita atau keinginan untuk hidup sejahtera.
Kebutuhan dasar seperti makan dan perumahan yang layak dapat dinikmati, biaya
anak sekolah atau pengobatan dikala sakit dapat terpenuhi dsb.
Harapan –harapan tersebut tidak secara otomatis dapat dicapai, karena banyak
kendala atau masalah yang harus dihadapi, harus diusahakan.
Petani denhan penghasilan yang
pas-pasan akan lebih mudah memecahkan permasalahan yang dihadapinya
melalui kelompok, misalnya pembelian saprodi, kekurangan tenaga kerja,
kekurangan modal , perbaikan saluran dsb.
Demikian pula kegiatan lainnya,
dengan bergabungya dalam kelompok tani, banyak keuntungan diperoleh diantaranya
: (1) mempererat siraturahmi, (2)saling belaJar, (3) saling membantu, (4)
saling menolong, (5) Belajar mendengar pendapat orang lain (6) belajar
menyampaikan saran, usul, pendapat atau pikiran, (7) belajar memimpin dan
m,eningkatkan tanggunghjawab dan (8) meningkatkan kerjasama.
MANFAAT KELOMPOK TANI
1. Wadah proses belajar memimpin dan
meningkatkan tanggungjawab.
2. Wadah mengembangkan kerjasama.
3. Melatih anggota berfikir dan
bermusyawarah.
4. Mempererat ikatan silaturrahmi
antara anggota.
5. Meningkatkan kepercayaan dari
pihak luar.
MENINGKATKAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK TANI
Partisipasi anggota
kelompok atau peran serta anggota kelompok adalah
keterlibatan semua anggota kelompok dalam setiap pengambilan keputusan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dengan adanya
partisipasi ini maka anggota kelompok tidak dianggap sebagai obyek
tetapi sebagai subyek atau pelaku .
Partisipasi kelompok ditunjukkan oleh indikasi bahwa anggota
kelompok tersebut bersedia datang disetiap kegiatan dan aktif memberikan
tanggapan atau aktif melakukan kegiatan dan juga ikut serta
mengambil keputusan bersama.
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DIWUJUDKAN DALAM BENTUK :
1. Kesediaan
hadir dalam setiap perrtemuan kelompok.
2. Terpanggil
untuk menyumbang tenaga, materi , gagasan atau fikiran secara
sukarela untuk kemajuan kelompok;
3. Saling
mengingatkan hak dan kewajiban sesma anggota;
1. Adanya
pertemuan secara rutin dan berkala dengan agenda yang baik dan berjalan secara
demokratis.
2. Menjelaskan
berbagai hal dan semua masalah yang dihadapi oleh kelompok secara terbuka
misalnya : penggunaan dana, rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, monev dan
pelunasan kredit dll.
3. Memberi
kesempatan kepada semua anggota untuk mengungkapkan gagasan dan memikiran.
4. Memberikan
kesempatan kepada semua anggota untuk melakukan koreksi dan memberikan kritik.
5. Menangani
semua keluhan yang disampaikan anggota secara baik.
Pentingnya Pertemuan Rutin Petani
Pertemuan antar petani membutuhkan fasilitator yang punya semangat kebersamaan
untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Fasilitatornya harus memiliki
semangat “membumi dalam kebersamaan” dan para petani memiliki semangat untuk
memperbaiki keadaan.
“Kandungan nilai” dalam pertemuan rutin di antaranya adalah,
saling berbagi pengalaman antar petani. Setiap kampung bahkan setiap individu
petani memiliki perbedaan yang beragam mulai dari pengalaman personal, keadaan
lingkungan budidaya, problem pasca panen, hingga problem sosial yang melingkupi
kehidupan para petani.
Kedua, bernilai untuk mengatasi kekurangan dari
masing-masing petani. Ada yang mahir bercocok tanam tapi tidak mahir melakukan
modernisasi. Ada yang kurang mahir bercocok tanam tapi mahir berdadang. Ada
yang berdagang secara tradisional tetapi buta market modern. Ada yang kesulitan
pupuk sementara petani kampung lain kelebihan pupuk, dan seterusnya.
Ketiga, mengikat jaringan sosial
melalui perkenalan. Antar petani beda kampung mungkin saja sudah kenal atau
saling mengetahui sosoknya, namun hubungannya sebatas kenal. Dengan sering
berjumpa mereka menjadi mitra dan lekat sistem persaudaraan. Jalinan yang baik
menjadikan para petani juga mendapatkan berkah, bukan hanya dalam urusan
ekonomi, melainkan saling membantu manakala ada persoalan dari setiap kegiatan
yang dilakukan, termasuk mengatasi konflik.
Keempat, dengan seringnya pertemuan antara petani melalui fasilitator,
pergaulan petani akan lebih baik. Karena itulah penting peran fasilitator dalam
setiap pertemuan untuk membawa pihak-pihak lain dari kalangan berpendidikan
seperti ahli hukum, perangkat desa, pejabat kabupaten, anggota DPRD, dokter,
aktivis LSM, ilmuwan kampus dan peneliti. Pertemuan petani dengan lintas
profesi ini bukan hanya menguntungkan petani, melainkan juga kalangan
terpelajar agar lebih memahami kehidupan riil masyarakat perdesaan dari kaum
tani dengan segenap problemnya dan membantu mengatasi persoalan yang mereka
hadapi.
Kelima, selama ini kegiatan pertanian hanya melibatkan unsur
lelaki dalam urusan perencanaan, pelaksanaan dan hasil hasil akhir. Peran
perempuan masih minim karena semua hal kegiatan rumah tangga desa memang masih
bergantung pada laki-laki. Namun belakangan banyak fakta perempuan dari
istri-istri pegiat pertanian sangat menentukan dalam keberhasilan suaminya
melaksanakan program pembaharuan usaha ekonomi. Oleh karena itu salah satu
evaluasi kegiatan adalah adanya keharusan memainkan kaum perempuan untuk
terlibat aktif. Training-training kapasitas dan melibatkan perempuan tani dalam
keorganisasian menjadi bagian penting. Demikian juga dengan keterlibatan
anak-anak remaja dan pemuda/pemudi juga sangat penting untuk membangun
pengetahuan melalui keteladananrembug/musyawarah/deliberasi.
Kegiatan membasis dengan model pendampingan yang rutin
dilakukan setiap pekan di beberapa kampung harus dioptimalkan dengan model
pertemuan-pertemuan rutin.
OLEH : RETY APRIANI
Penyuluh Pertanian Madya
0 komentar:
Posting Komentar