Selasa, 01 November 2022

OPTIMALISASI PEKARANGAN MELALUI BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK

 



Potensi pekarangan sebagai sumber pemenuhan gizi keluarga cukup besar. Luas pekarangan rata -  rata 1 – 4 are di perdesaan diharapkan mampu mewujudkan kemandirian pangan dalam rumah tangga. Namun tidak demikian halnya dengan lingkungan perkotaan atau daerah dengan penduduk padat. Berbagai kendala yang ditemui dalam pengelolaan pekarangan antara lain sempitnya pekarangan dan karakteristik sosial ekonomi masyarakat bukan petani.

Anggapan bahwa pekarangan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman adalah pekarangan yang luas, cukup untuk membuat bedengan. Sedangkan pekarangan yang sempit masih jarang dimanfaatkan dan sebatas ditanami rumput atau tanaman hias saja. Padahal dengan teknologi yang sederhana masyarakat dapat menanami pekarangan mereka dengan berbagai jenis tanaman termasuk tanaman konsumsi. Selain itu sistem pengelolaan tanaman komoditas sayuran khususnya, masih menggunakan tanah sebagai media tanam dan teknik pengairan yang masih sederhana. Hal ini merupakan kendala jika lahan pekarangan tidak mempunyai tanah sebagai media tanam dan waktu terbatas bagi warga untuk memelihara tanaman karena kesibukan bekerja.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sistem budidaya hidroponik. Hidroponik merupakan sistem budidaya yang menggunakan media tanam selain tanah.

Tanaman hidroponik bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Budididaya tanaman ini tidak memerlukan lahan yang luas, bisa juga dilakukan di pekarangan atau di teras rumah. Perawatan hidroponik ini sangat mudah, karena tumbuhan, tanaman atau sayur-sayuran dapat tumbuh dengan mudah tanpa menggunakan tanah, hanya dengan talang air, botol-botol kemasan yang sudah tidak terpakai dan juga bisa memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak diperlukan seperti ember, baskom dan sebagainya. Hidroponik bisa mengasah kreativitas untuk mengolah dan menciptakan media baru untuk bercocok tanam,

Sistem Hidroponik

Sistem dari tanaman hidroponik ini adalah sebagai berikut:(1)Memberikan

bahan makanan dalam larutan mineral atau nutrisi yang diperlukan tanaman dengan cara siram atau diteteskan.(2) Melalui teknik ini dapat dipelihara lebih banyak tanaman dalam satuan ruang yang lebih sempit. Bahkan, tanpa media tanah dapat dipelihara sejumlah tanaman lebih produktif. (3) Sistem

dari tanaman hidroponik ini harus bebas pestisida sehingga tidak ada serangan hama danpenyakit. (4)Aeroponik adalah modifikasi hidroponik terbaru, tanaman diletakkan diatas Styrofoam hingga akarnya menggantung.



Keuntungan Sistem Hidroponik

(1)Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. (2)Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.(3) Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien).(4)Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru . (5) Tidak membutuhkan banyak tenaga

kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki standarisasi.(6)Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan

yang tidak kotor dan rusak.(7) Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi

di banding dengan penanama ditanah. (8)Harga jual hidroponik lebih tinggi dari produk non-hydroponic.(9)Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim.(10)Tidak ada resiko kebanjiran,erosi, kekeringan, atau ketergantungan dengan  kondisi alam.(11) Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya di atap, dapur atau garasi.

Berdasarkan media tanam yang digunakan, maka hidroponik dapat dilakukan dalam tiga sistem, yaitu sistem kultur air, sistem kultur pasir dan sistem kultur bahan porous (kerikil, pecahan genting, gabus putih dan lain-lain. Sistem kultur air adalah hiroponik sesungguhnya. Air yang mengandung nutrisi diberikan melalui pancaran di daerah perakaran tanaman tanpa bahan penahan air.

Sedangkan sistem kultur pasir dan bahan porous adalah pengembangan dari kultur air. Pada dasarnya sistem kultur pasir dan kultur bahan porous adalah sama, karena pada prinsipnya fungsi media tanam ini adalah sebagai bahan penopang berdirinya tanaman sekaligus mengalirkan

makanan dalam jumlah yang dibutuhkan. Bahan porous merupakan agregat yang sangat baik untuk mengalirkan sejumlah air yang berlebih.

Berdasarkan cara pengairan, ada beberapa system hidroponik yang dikenal yaitu hidroponik system Wick, Aqua kultur, Ebb dan Aliran, tetes (drip

irigation), Film Teknik Hara (Nutrient Film Technique/NFT), dan aerophonik.

        Pada kesempatan ini, yang akan di bahas adalah system hidroponik berdasarkan cara pengairan, yaitu system  NFT (Nutrient Film Technique) dan Wick Sistem

A.  Hydroponic NFT(Nutrient Film Technique)

NTF merupakan model budidaya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersikulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang didalam larutan nutrisi, karena disekitar perakaran terdapat selapis larutan nutrisi maka sistem dikenal dengan nama NFT. Kelebihan air akan mengurangi jumlah oksigen, oleh sebab itu lapisan nutrisi dalam system NFT dibuat maksimal tinggi larutan 3 mm, sehingga kebutuhan air (nutrisi) dan oksigen dapat terpenuhi.

Media hidroponik ini dapat juga menggunakan bak – bak atau pipa bekas. Jika menggunakan pipa, maka pipa tersebut harus disambung–sambung hingga berbeda pola yang mana dari pola tersebut nantinya dapat berdiri tegak. Sebagai tempat untuk memasukkan benih, dibagian atas pipa yakni yang nantinya menjadi tempat tumbuhnya benih harus dilubangi dengan diameter sekitar 4 cm. pipa–pipa yang saling tersambung tersebut di bagian ujung paling bawah diarahkan ke dalam bak penampung air


OLEH : RETY APRIANI R.GAUK

0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...