Arachis hypogaea L atau
yang biasa kita kenal dengan nama kacang tanah merupakan salah satu tanaman
polong-polongan atau legume anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan di
Indonesia dan termasuk ke dalam kacang-kacangan terpenting kedua setelah
kedelai di Indonesia.
Peningkatan produksi kacang tanah lebih
banyak ditentukan oleh peningkatan areal panen daripada peningkatan
produktivitas. Hal ini tercermin dari kecilnya peningkatan produktivitas dalam
satu dekade terakhir petani di Indonesia masih menanam kacang tanah varietas lokal
dan hanya sekitar 24% petani yang menanam varietas unggul baru (VUB). Padahal VUB
memiliki potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas lokal, selain umur
varietas unggul genjah dan tahan hama penyakit. penggunaan varietas unggul dengan teknik budi daya
yang baik, dapat meningkatkan produktivitas kacang tanah lebih dari dua
kalilipat.
Demi memperoleh hasil panen yang melimpah dan kualitas yang bagus,
pastikan Anda memilih benih yang tepat., yaitu : Warna cokelat kehitaman. Tidak
ada selaput saat cangkang dibuka. Benih berasal dari varietas unggul dan murni,
tidak bercampur dengan varietas lain. Memiliki daya tumbuh minimal 90 persen. Tampilan
kulit benih mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan tidak kotor. Kadar air 9
hingga 12 persen. Benih bersertifikat.
Selain penggunaan
varietas lokal, petani juga belum melakukan pemberian pupuk sesuai dengan
anjuran, padahal pemberian unsur hara
seperti bahan organik dan pupuk pada lahan kering
dan lahan sawah tadah hujan sangat dianjurkan, mengingat rendahnya kesuburan tanah
dan banyaknya lahan ini yang terdegradasi. Meskipun sumbangan hara bahan
organik rendah, tetapi bahan organik dan dolomit serta interaksinya masing-masing
dapat meningkatkan serapan hara P dan K tanaman.
Tanaman kacang tanah cocok ditanam pada
ketinggian 50 - 500 meter di atas permukaan laut dan memiliki curah hujan
sedang. Karena curah hujan tinggi akan menyebabkan sulit untuk melakukan
penyerbukan dan dapat mempengaruhi kesuburan jamur yang bermanfaat untuk
pertumbuhan kacang tanah
Hasil tanaman ditentukan oleh ketersediaan
unsur hara baik unsur hara makro seperti; C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S serta
unsur hara mikro seperti; Fe, Zn, Co, Mn, Mo, Bo, dan Cl. Cekaman kekeringan
menjadi kendala produksi tanaman kacang tanah yang kebanyakan ditanam di lahan
kering. Cekaman kekeringan juga menyebabkan tanaman memperlihatkan gejala
defisiensi hara karena penyerapan hara terhambat. Cekaman kekeringan merupakan
kendala bagi peningkatan produksi tanaman di lahan kering. Pertumbuhan tanaman
dapat terhambat bila unsur hara kurang tersedia. penggunaan bahan organik tidak
hanya menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman, tetapi juga menciptakan
kondisi yang sesuai untuk tanaman dengan memperbaiki aerasi, mempermudah
penetrasi akar dan memperbaiki kapasitas menahan air. Kekurangan air selama
fase-fase pertumbuhan kacang tanah pada stadia pembentukan hingga pengisian
polong dapat menyebabkan penurunan.
Kacang tanah
membutuhkan unsur hara N, P, K, dan Ca dalam jumlah yang cukup, sehingga
membutuhkan pemberian kapur dan pemupukan baik organik maupun anorganik.
menambahkan bahwa penambahan bahan organik dapat meningkatkan efisiensi
penyerapan unsur fosfor (P), yang dapat meningkatkan agregasi tanah sehingga
tanah menjadi lebih gembur, dan sangat menguntungkan untuk pertumbuhan ginofor.
Pengapuran juga dapat
mengatasi lahan asam untuk meningkatkan produksi Beberapa daerah sentra
produksi kacang tanah menunjukkan gejala kekurangan unsure mikro Fe (besi)
yaitu daun berwarna kuning pucat. Gejala ini dapat diatasi dengan penyemprotan
pupuk daun yang mengandung unsur mikro, yang dilakukan pada saat tanaman
berumur 3 dan 6 minggu.
Fosfor (P) memainkan
peran kunci dan mengontrol efisien pemanfaatan sebagian besar nutrisi didalam
tanaman dan memperbaiki pertumbuhan vegetatif menjadi lebih baik mengatur pembentukan
dan trans lokasi dari substansi atau material seperti gula dan pati, penting
dalam proses pematangan dan pembentukan buah dan biji Dengan demikian dapat
dihasilkan bahan kering yang tinggi dan terjadi translokasi fotosintesis yang
baik ke bagian reproduktif menyebabkan meningkatnya komponen hasil dan hasil
polong.
Di
samping itu, meningkatnya jumlah polong isi kacang tanah terjadi karena
pemberian Ca, di duga karena ada hubungannya dengan peranan Ca yang mendorong
perkembangan polong kacang tanah. Tersedianya Ca dalam tanah dengan jumlah yang
cukup menyebabkan perkembangan polong dan biji lebih baik dan akibatnya hasil
polong dan biji akan meningkat. Unsur Ca bagi kacang tanah mempunyai peranan
penting sebagai aktivator tertentu pada reaksi enzimatik dalam pembentukan
polong. Kalsium berguna dalam mencegah gugurnya bakal biji dan menambah
terbentuknya polong yang beruang dua, juga dilaporkan bahwa pemberian Ca di
daerah ginosfor dapat meningkatkan secara nyata jumlah dan bobot polong isi
karena Ca sangat esensial untuk pertumbuhan normal akar
Kacang tanah seperti
tanaman kacang-kacangan lainnya tidak menunjukkan respons yang nyata terhadap
tambahan pupuk. Akan tetapi untuk mempertahankan keseimbangan unsur hara di
dalam tanah, maka pemberian bahan organik 20 t/ha dapat meningkatkan serapan
hara P tanaman dari 7,21 menjadi 9,12 mg/pot dan serapan hara K dari 461,90
menjadi 517,37 mg/pot. Sementara pemberian dolomit 2 ton/ha meningkatkan
serapan P dari 4,51 menjadi 9,31 mg/pot dan serapan hara K dari 115,58 menjadi
660,82 mg/pot Unsur K merupakan hara yang tergolong
banyak diserap tanaman kacang tanah setelah hara
N. Serapan hara K pada tanaman kacang tanah mencapai 116 kg K2O/ha dan hara N mencapai
230 kg N/ha, hara P sekitar 39 kg P2O5/ha dan Ca hanya 66 kg Ca/ha
Pemberian pupuk K satu kali pada saat tanam lebih efektif dan lebih efisien daripada diberikan dua kali, sedangkan bila diberikan tiga kali, justru menurunkan hasil. Hara K bukan pembentuk senyawa organic dalam tanaman tetapi sangat penting peranannya.
Pupuk dapat diberikan dengan disebar merata pada petakan tanah sebelum tanam lalu dicampur/diaduk dengan tanah. Dapat pula pupuk diberikan secara larikan yaitu dengan membuat parit sekitar 7−10 cm di samping lubang benih Selama masa perawatan kacang tanah, Anda tetap diwajibkan untuk memberikan nutrisi melalui pupuk. Supaya kacang tanah bisa tumbuh serempak dan sesuai harapan.
Menggunakan
pupuk organik dalam bentuk cair. Lakukan penyemprotan setiap seminggu sekali.
Penggunaan pupuk cair ini efektif dalam mencegah berbagai penyakit tanaman dan
hama. Selain itu, baik untuk mempercepat tumbuhnya sulur bunga dan
memaksimalkan jumlah polong yang dihasilkan. Bunga biasanya keluar pada umur 20
HST hingga umur 75 hari. Selanjutnya bakal buah atau ginifor biasanya terbentuk
pada hari ke 3 hingga 4. Ginifor inilah yang bakal tumbuh ke dalam tanah,
membentuk polong kacang tanah. Pastikan kembali, Anda melakukan penyiangan untu
membasmi gulma supaya kacang polong bisa tumbuh sempurna.
OLEH : RETY APRIANI, R.GAUK