Senin, 31 Oktober 2022

PANEN DAN PASCA PENEN BAWANG MERAH

 



Panen

Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan dan strategis yang mempengaruhi perekonomian nasional dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Agar mendapatkan hasil yang berkualitas, budidaya bawang merah harus memperhatikan proses panen dan pascapanen yang benar. Penanganan pascapanen yang tepat dapat menekan tingkat kerusakan dan meminimalkan kehilangan hasil.

Penentuan Saat  Panen, Pengamatan Teoritis.  Pengamatan teoritis berdasarkan umur  tanaman dengan melihat deskripsi varietas bawang • Umur Tanaman 60-70 hari untuk bawang konsumsi, Umur Tanaman 80-90 hari untuk bawang bibit. Pemanenan bawang pada umur yang masih muda menyebabkan bawang kurang padat dan jika disimpan banyak susutnya, mudah membusuk

Penampakan visual tanaman bawang merah yang siap dipanen  adalah sebagai berikut:

a.    Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.

b.    Sebagian besar daun (70-80%) sudah berwarna kuning pucat.

c.    Umbi sudah terbentuk penuh dan kompak.

d.    Sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah.

e.    Umbi berwarna merah tua/merah keunguan dan berbau khas.

f.      Sebagian besar (>80%) daun tanaman telah rebah

 

Pemanenan

Pemanenan bawang merah dilakukan dengan mencabut tanaman dengan tangan. Bila tanahnya terlalu padat pemanenan dapat dibantu dengan membongkar tanah bedeng. Agar batang tidak mudah patah atau putus sewaktu dicabut, pemanenan sebaiknya dilakukan sebelum batang benar-benar kering dan masih cukup liat. Pemanenan sebaiknya dilakukan di pagi hari dalam kondisi cerah dan tidak hujan. Tanahnya harus dalam keadaan kering. Ini dimaksudkan untuk mempermudah pencabutan dan menghindari kemungkinan serangan penyakit busuk umbi berlendir yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora sewaktu umbi disimpan.

 Penumpukan dan Pengumpulan Seteleh dicabut umbi dibiarkan di atas bedeng beberapa jam kemudian sekelompok umbi diikat bagian batangnya untuk mempermudah penanganan

 

Pascapanen

Pascapanen bawang merah terletak pada pengeringan dan pelayuan. Panen di musim hujan dapat menyebabkan pengeringan dan pelayuan tidak sempurna yang bisa menurukan mutu bawang merah seperti susut bobot, kekerasan menurun, keriput, umbi bertunas dan keluar akar, serta lebih cepat busuk yang menyebabkan masa simpan menurun. “Kejadian ini bisa menyebabkan kehilangan hasil sekitar hasil 30-40%,” tuturnya.

Proses curing dan pengeringan dilakukan melalui penjemuran untuk menghilangkan air di kulit luar dan ujung batang (ujung umbi) agar tidak terjadi susut bobot, keriput, umbi tidak busuk, serta warna kulit mengkilat dan menarik. Pelayuan biasanya dilakukan menggunakan sinar matahari selama 2-3 hari tergantung cuaca.

Penjemuran, sebaiknya dilakukan dengan alas daun kelapa/daun kering di atas bambu. Pada awal penjemuran umbi di bawah dan daun di atas sehingga tidak terkena matahari langsung. Setelah hampir kering, umbi di atas dan daun di bawah agar warna bagus.

 Pengeringan Lanjutan

Setelah melewati tahap pengeringan awal, maka proses pengolahan selanjutnya yaitu pengeringan lanjutan. Pengeringan lanjutan pada bawang merah berfungsi untuk menurunkan kadar air pada umbi bawang merah sehingga lebih tahan lama. Pengeringan ini biasa dilakukan selama 12-15 hari hingga umbi berwarna merah cerah dan bobot mulai menyusut sebanyak 17-22%.

Untuk melakukan pengeringan lanjutan, gabungkan 3-4 ikatan roji bawang menjadi satu lalu jemur di bawah sinar matahari. Bolak-balikkan umbi setiap 3 jam sekali saat panas sehingga umbi dapat kering merata. Ciri-ciri umbi bawang merah yang telah selesai melewati masa pengeringan lanjutan yaitu kulit bagian luarnya sudah mulai kering dan mengelupas.

   Pembersihan Bawang

Bawang yang telah kering sempurna kemudian dikumpulkan di bangsal untuk dibersihkan. Bersihkan bawang dengan menggunakan sarung tangan sehingga hasil panennya lebih bersih. Pembersihan bawang dilakukan dengan cara memotong bagian akar serta daun yang sudah mengering di bagian atas leher umbi.

  Sortasi

  Setelah selesai dibersihkan, umbi bawang kemudian disortasi untuk memilih produk yang baik dan yang rusak. Pisahkan bawang yang rusak akibat hama penyakit atau akibat pemanenan dari umbi yang baik. Setelah didapatkan umbi bawang merah berkualitas baik, Anda bisa menyortirnya kembali berdasarkan kelas dan standar mutu yang telah ditetapkan.

     Penyimpanan

  Setelah disortasi dan diseleksi sesuai dengan standar mutunya, adakalanya bawang merah tidak serta merta langsung dipasarkan namun disimpan didalam gudang. Agar kualitas bawang merah yang disimpan tidak menurun, maka proses penyimpanan harus dilakukan dengan tepat dan sesuai


OLEH : RETY APRIANI

Minggu, 16 Oktober 2022

BUDIDAYA SAYURAN SISTIM AQUAPONIK

 


Dengan semakin menyempitnya potensi lahan di perkotaan yang bisa dimanfaatkan, maka pemanfaatan pekarangan merupakan salah satu opsi yang bisa dipilih  untuk mendukung  pembangunan pertanian di perkotaan. Pemanfaatan pekarangan kemudian sangat erat kaitannya dengan usaha mencapai ketahanan pangan masyarakat yang dimulai dari skala yang paling kecil, yaitu skala rumah tangga. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam pemanfaatan pekarangan adalah teknologi budidaya tanaman dengan metode  aquaponik.

Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang  mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas.

Ikan adalah kunci dalam sistem aquaponik. Ikan menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem aquaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim lokal dan jenis yang tersedia di pasaran, tetapi yang paling saring digunakan yaitu ikan nila.

Aquaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponik akan menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah yang berkinerja baik adalah; terung (ungu), tomat, cabe, melon dll.



Manfaat Aquaponik

Beberapa manfaat  dari budidaya dengan sistem aquaponik antara lain adalah :

  • Kotoran ikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

  • Produk yang dihasilkan merupakan produk organik karena hanya menggunakan pupuk dari kotoran ikan yang telah melalui proses biologis.

  • Menghasilkan dua produk sekaligus; yaitu sayur dan ikan, dari satu unit produksi.

  • Dapat menghasilkan sayuran segar dan ikan sebagai sumber protein pada daerah-daerah kering dan ketersediaan lahan terbatas.

  • Bersifat berkelanjutan dengan perpaduan tanaman dan ikan dan siklus nutrien.

  • Populasi tanaman organik yang dapat ditanam 10 kali lipat lebih banyak. Dengan aquaponik tanaman dapat ditanam dengan kerapatan tinggi dengan sistem terapung di atas air.

  • Sistem ini mampu menampung hingga 10 kali lipat jumlah tanaman pada luasan yang sama. Dan setiap akar tanaman selalu mendapat pasokan air yang kaya akan zat hara. 

  • Pemeliharaan yang mudah, tidak memerlukan penyiangan, terbebas dari hama tanah dan tidak memerlukan penyiraman.
  • Bila pertumbuhannya baik, tanaman akan tumbuh lebih cepat.

Alat dan Bahan

Untuk melakukan budidaya aquaponik tidak memerlukan alat yang mahal, tetapi kita dapat menggunakan barang-barang yang ada di sekitar kita. Adapun alat yang digunakan dalam budidaya aquaponik yaitu :

  • Pompa aquarium                                      - Gabus filter bekas
  • Paralon                                                      - Sumbu kompor
  • Botol/gelas bekas air mineral                  - Sekam/batu

Langkah-langkah sistem budidaya aquaponik :

1. Menyiapkan kolam yang telah disi dengan ikan

2. Pembuatan wadah untuk tanaman

Untuk menaruh tanaman, digunakan pipa paralon yang di diberi lobang diatasnya sesuai dengan ukuran wadah tanaman. Pada ujung paralon dibuat lubang kecil sebagai tempat untuk mengalirkan air ke kolam ikan. Lubang tempat mengalirnya air tersebut dibuat agak ke tengah paralon sehingga walaupun listrik pada air masih tetap ada di dalam paralon sehingga tanaman tidak layu.

3.Penyemaian Benih

Benih disemai pada tray atau wadah semai. Gunakan benih yang tingkat germinasinya diatas 80%. Media semai yang baik dan umum digunakan adalah rockwool. Rockwool sangat praktis karena memiliki daya serap air yang tinggi dan steril, tetapi karena rockwool masih sulit didapatkan bisa diganti dengan gabus filter aquarium atau spon. Jika bibit telah cukup umur dan tumbuh baik,  pindahkan  bibit ke media tanam.

4. Menyiapkan pot tanaman

Wadah tanaman dapat menggunakan pot/gelas khusus untuk tanaman hidroponik, atau  membuat pot dari botol plastik bekas dengan memberi sumbu kompor atau kain resapan di bawah pot sebagai alat untuk resapan airnya.

5. Jika benih tanaman sudah mulai tumbuh, atau sudah mempunyai dua daun maka tanaman sudah bisa dipindahkan ke paralon yang dibuat  Untuk media tanamnya bisa digunakan gabus filter bekas aquarium ataupun sekam.

6. Setelah tanaman dimasukkan  ke dalam  paralon, kemudian pada kolam dipasangkan pompa aquarium, dimana selang dari pompa aquarium tersebut dimasukkan ke dalam paralon sehingga air dari kolam ikan mengalir ke dalam paralon dan kembali ke kolam ikan lagi.

7. Bila pertumbuhannya baik, tanaman dapat dipanen dalam satu bulan, sedangkan ikan nila dapat dipanen dalam waktu 5-6 bulan.


OLEH : Rety Apriani

Senin, 10 Oktober 2022

MENGENAL HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TERONG SERTA CARA PENGENDALIANNYA

 


Terong (Solanum melongena L.), merupakan salah satu dari sepuluh tanaman sayuran penting di dunia. Terong mudah beradaptasi pada keadaan curah hujan dan temperatur tinggi serta merupakan salah satu tanaman yang dapat berproduksi tinggi pada lingkungan basah dan panas. Tanaman terong mengandung nutrisi seperti serat, asam askorbit, Vitamin K, Vitamin B6, asam pantotenik, potasium, besi, mangan, pospor, dan tembaga. Nutrisi yang terdapat pada terong mempunyai kontribusi sebagai makanan tambahan terutama pada saat ketersediaan sayuran lain terbatas.

Kendala utama dalam meningkatkan produksi tanaman terong di daerah tropis adalah serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit ini berperan langsung maupun tidak langsung pada pertanaman terong sehingga menurunkan produksi. Hama utama yang menyerang tanaman terong yaitu penggerek pucuk dan buah terong, wereng daun, kutu putih (whitefly), trips, aphid, kumbang lembing, penggerek batang, dan tungau merah.

Dalam melakukan budidaya tanam terong baik terong ungu, terong lalap, terong belanda, terong putih ataupun terong hijau pastilah akan ada kendala yang dialami, salah satunya serangan hama dan penyakit. Serangan hama penyakit tersebut dapat menimbulkan hal yang merugikan seperti pertumbuhan lambat, produktivitas menurun dan gagal panen bahkan tanaman mengalami kematian. Nah kali ini kita akan membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman terong beserta cara pengendaliannya, berikut penjelasan lengkapnya:

1.    Kumbang Daun (epilachna spp.)

Hama ini membuat permukaan daun tidak rata, ada lubang dan memiliki warna kuning serta layu. Kumbang pemakan daun Epilachna sp. merupakan hama yang dominan pada tanaman terung fase vegetatif dan fase generatif. Imago kumbang ini berwarna jingga kusam dengan bintik-bintik hitam pada elitranya dan panjang tubuhnya berkisar antara 5-8 mm. Larvanya berwarna kuning dan terdapat seta yang terl;ihat seperti duri pada bagian tubuhnya. Baik larva maupun imago merusak tanaman dengan memakan lapisan epidermis di bawah daun tetapi bagian atas daun tetap utuh. Sehingga daun yang terserang tinggal kerangka dan menjadi kering seperti jaring. Kumbang Epilacna sp. aktif makan terutama pada pagi hari sedangkan pada siang hari aktivitas makannya menurun, pada sore hari kembali aktif makan dan kemudian menjelang malam aktifitas makannya menurun lagi. Pada tanaman terung fase vegetatif populasi kumbang Epilachna sp. meningkat pada bulan Desember. Peningkatan ini dipengaruhi oleh umur tanaman, kumbang Epilachna sp. lebih menyukai tanaman muda sebelum berbunga. Sedangkan pada fase generatif populasi kumbang Epilachna sp. cenderung mengalami penurunan memasuki bulan November. Hal ini disebabkan karena hujan yang turun secara terus-menerus dan umur tanaman yang semakin tua. Pada bulan Desember tanaman terung fase generatif tidak ada lagi karena telah mencapai akhir usia tanaman.

Pengendalian :
Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara manual dengan cara mengambil kumbang tersebut lalu dimusnahkan atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida sesuai dosis yang ditentukan.

2.    Kutu daun (Aphis spp). Hama ini menyerang tanaman terong pada bagian daun yang masih muda sehingga daun akan rusak, tidak beraturan dan daun akan kering dan mati. Ciri Ciri kutu Daun

Morfologi/Bioekologi

Secara umum kutu berukuran kecil, antara 1 – 6 mm, tubuhnya lunak, berbentuk seperti buah pir, mobilitasnya rendah dan biasanya hidup secara berkoloni. Kutu daun kapas Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) merupakan salah satu hama yang menyerang daun muda dan pucuk tanaman , terutama pada tanaman musim kemarau. Serangga ini bersifat polifag dan kosmopolitan, menyerang dengan cara menusuk dan mengisap cairan sel-sel epidermis dan mesofil daun dengan menggunakan stiletnya. Nimfa berukuran kecil, berwarna hijau kekuning-kuningan, stadium nimfa berlangsung selama 6 sampai 7 hari A. gossypii berkembangbiak secara parthenogenesis yaitu melahirkan anak yang telah berkembang di tubuh induknya sebelum dilahirkan. Nimfa yang telah menjadi imago akan siap beranak setelah berumur 4 – 5 hari (Kalshoven, 1981). Dalam keadaan iklim dingin, sebagian besar serangga aphids berkembang biak secara tidak kawin (dengan menghasilkan nimfa). Nimfa tersebut akan berubah secara bertahap menjadi serangga dewasa dalam ideal waktu kurang lebih 8 – 10 minggu. Kondisi alam dengan suhu yang dingin dan kelembaban tinggi menyebabkan perubahan nimfa menjadi aphids dewasa membutuhkan waktu lebih lama. Mulai dari nimfa tahap pertama hingga keempat, bentuknya nyaris sama. Dan setelah memasuki bentuk nimfa tahap empat itulah nimfa pradewasa akan berubah menjadi serangga dewasa yang bersayap maupun tanpa sayap. Serangga dewasa ini akan berkembangbiak kembali (reproduksi) dalam waktu kurang lebih 2 – 3 hari kemudian. Di Australia, sebagian besar aphids adalah betina. Karena dia bisa berkembang biak secara tidak kawin, maka untuk dapat memiliki keturunan, mereka tidak memerlukan pasangan sehingga daur hidupnya pun sangat singkat. Selama hidupnya aphids betina mampu menghasilkan ribuan aphids baru yakni hanya dalam waktu 4 – 6 minggu saja. Seiring dengan perkembangannya, maka aphids akan mudah sekali berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Apabila dari suatu tempat terdapat sumber inokulum virus, maka sangat mudah bagi virus tersebut berpindah ke tanaman lain yang lebih sehat. Tanaman yang diserang oleh kutu daun , daunnya akan mengeriting karena cairan dalam daun dihisap oleh hama ini. Pada serangan hebat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman mengerdil. Hama ini juga merupakan vektor (pembawa) penyakit virus. Hama dapat mengeluarkan kotoran “embun madu`, sehingga kadang pada tanaman yang terdapat banyak kutu ini akan ditemui semut-semut yang akan memamfaatkan kotorannya. Embun madu yang dapat menjadi media tumbuhnya jamur jelaga yang dapat menutupi daun dalam proses fotosintesa. Kutu daun termasuk dalam famili Aphididae ordo Homoptera, serangga ini bertubuh lunak, berukuran 4-8 mm. Kelompok Aphids biasanya berkoloni di bawah permukaan daun atau sela-sela daun, hama ini mengekskresikan embun madu, adanya embun madu yang dikeluarkan kutu daun dapat dilihat dengan terdapatnya semut atau embun jelaga yang berwarna hitam. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan permukaan daun tertutupi sehingga akan menghambat proses fotosintesis. Aphids menyerang tanaman Cabe, Paprika, Timun, Semangka, Melon, Kubis, Terong dan Kailan.

Cara pengendalian

·         Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang mengarah pada budidaya tanaman sehat yaitu : terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curah hujan, angin, ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi tunas seluas 0,25 m2. Hitung serangga dewasa yang ada setiap 2 minggu.

·         Pengendalian mekanis dan fisik, dilakukan dengan membersihkan kebun/ sanitasi terhadap gulma atau dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk, serta membunuh langsung serangga yang di-temukan.

·         Pengendalian biologi, dengan memanfaatkan musuh alami predator dari famili Syrphidae, Menochillus sp., Scymnus sp. (Coccinelidae), Crysophidae, Lycosidae dan parasitoid Aphytis sp.

·         Pengendalian kimiawi, dengan menggunakan insektisida selektif dan efektif sesuai rekomendasi, dilakukan secara spot spray pada tunas bila tunas terserang 25 %. Misalnya Lannate 25 WP, Razor 360 SC

3.    Tungau (Tetranynichus spp)

  • Hama ini menyebabkan permukaan daun berbintik cokelat kehitaman serta daun akan berlubang dan layu, Cara pengendalian hama ini umumnya dilakukan dengan sanitasi lahan, melakukan perendaman benih dengan larutan sebelum tanam serta penjarangan tanaman. Selain itu bisa juga dengan cara kimiawi yaiu dengan cara melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

4.    Ulat Buah (Helicoverpa armigera hubn)

  • Hama ini menyerang buah baik itu muda atau tua yang mengakibatkan buah akan berlubang lalu busuk dibagian dalamnya. Pengendalian dengan cara manual yaitu dengan membuang buah yang terserang dan melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan buah dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
5.    Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn), Hama ini menyerang tanaman muda atau tanaman dalam proses pembenihan, hama ini menyebabkan tanaman membusuk lalu mati. Pengendalian

Hama ini dapat dikendalikan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang berkualitas dan tahan terhadap hama serta melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan menyemprotkan insektisida sesuai dengan anjuran.

6.    Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Hama ini menyerang daun yang muda ataupun tua, biasanya daun yang terserang akan berlubang dan bentukya tidak beraturan. Cara Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mengambil ulat lalu dimusnakan dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

7.    Kutu Kebul

Hama ini dapat menyebabkan daun mengkerut, keriting dan tanaman akan menjadi kerdil. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman, melakukan penyiangan gulma dan juga tanaman inang serta melakukan penyemprotan akarisida.

Penyakit Tanaman Terong

1.    Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora sp. Tanaman yang terserang penyakit ini akan memiliki bercak cokelat kehitaman pada permukaan daun sehingga dau layu dan kering. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang berkualitas dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik. Selain itu bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis.

2.    Busuk Buah.

Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. Buah yang terseranmg penyakit ini akan memiliki bercak berwarna cokelat kehitaman lalu buah akan busuk dan mudah jatuh. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara memetik lalu membuang buah yang busuk atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan anjuran.

3.    Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Gloesporium melongena. Permukaan daun tanaman yang terserang penyakit ini akan memiliki bercak coklat kehitaman, daun keriting dan menggulung. Pengendalian penyakit  ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara melakukan sanitasi lahan, menggunakan benih yang tahan penyakit dan melakukan penjarangan tanaman atau bisa dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

4.    Rebah Semai

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan Phthium spp. Penyakit ini menyeran tanaman saat pembibitan atau persemaian, tanaman yang terserang akan menguning, layu lalu mati. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan melakukan sanitasi lahan dan juga penggunaan benih yang berkualitas atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida yang sesuai dengan dosis yang berlaku.

5.    Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit ini membuat tanaman layu dan mati. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lahan atau juga dengan melakukan penyemprotan bakterisida sesuai dengan anjuran.

 

OLEH : Rety Apriani



 

Minggu, 02 Oktober 2022

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (SERBUK GERGAJI) UNTUK MEDIA TANAMAN

 

 

Serbuk gergaji merupakan salah satu limbah yang ketersediaannya melimpah, mudah diperoleh, murah dan dapat terbarukan. Serbuk gergaji merupakan biomassa yang belum termanfaatkan secara optimal. Upaya pemanfaatan limbah serbuk gergaji dapat diolah menjadi bahan media sapih, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Demikian juga dengan sekam padi, sekam padi merupakan limbah penggilingan padi, yang keberadaannya cukup melimpah dan sulit terdekomposisikan. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengurangi limbah sekam padi yaitu dengan memanfaatkan arang sekam padi sebagai media sapih. Dengan demikian, perlu dilakukan kajian tentang penelitian pemanfaatan serbuk gergaji dan arang sekam padi sebagai media sapih untuk cempaka kuning

Selain itu, tanah lapisan atas (top soil) mempunyai daya mengikat air dan unsur hara yang baik. Hal tersebut tampaknya menjadikan pertumbuhan bagian atas dan bagian bawah pada bibit cempaka kuning yang tumbuh pada media sapih tanah lapisan atas (top soil) saja lebih seimbang dibanding dengan media sapih lainnya. Pertumbuhan tanaman yang baik dan normal adalah tanaman yang mempunyai keseimbangan antara bagian atas tanah berupa batang, cabang, dan daun dengan bagian di dalam tanah berupa akar, sehingga tanaman akan kokoh dan tidak mudah roboh.

Penyebab dari matinya tanaman kemungkinan besar akibat porositas media limbah kayu yang menjadi media tanam terlalu padat sehingga menyebabkan air sulit diserap oleh akar tanaman dan menjadikan tanaman mati akibat kekurangan air. Penyebab lain yang memungkinkan kegagalan ini adalah kurangnya unsur hara pada media tanam. Media tanam yang dibuat dari limbah kayu sendiri tidak memiliki cukup unsur hara yang dimiliki oleh tanah. Selain itu, media tanam yang dibuat dari limbah kayu juga tidak memiliki cukup unsur penyubur seperti kompos. Meskipun limbah kayu merupakan material yang dapat terurai dan menjadi kompos penyubur akan tetapi hal ini membutuhkan waktu. Kelalaian ini, biasanya merupakan faktor gagalnya penerapan media tanam dengan menggunakan limbah kayu.

Serbuk gergaji atau serbuk kayu banyak tersedia di tempat penggergajian kayu atau tempat tukang kayu, serbuk gergaji ini biasanya hanya dibakar atau dibuang begitu saja. Sebenarnya serbuk gergaji ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan media tanam, terutama tanaman hias yang ditanam pada pot.

Serbuk kayu ini banyak digunakan sebagai bahan media tanam karena memiliki tekstur yang ringan sehingga akar tanaman akan lebih cepat tumbuh dan berkembang. Selain itu serbuk gergaji juga dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara pada tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan air serta unsur hara, maka kondisi kesuburan tanaman akan lebih baik, tanaman akan mudah berkembang dan tumbuh subur.

Kelebihan Dan Kekurangan Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam Kelebihan

serbuk kayu sebagai media tanam biasanya digunakan jika menanam menggunakan pot atau polybag. serbuk ini juga dipilih karena teksturnya yang ringan, sehingga akar akan lebih cepat tumbuh dan berkembang.

kelebihan lainnya adalah memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi namun masih bisa diatur kepadatanya. sehingga anda bisa mendapatkan tingkat porositas yang anda inginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan.

kekurangan

sangat mudah diserang jamur. jika dibiarkan terlalu lama dalam keadaan lembab maka tanaman yang ditanam dengan media ini akan mati. jadi pastikan tanaman itu mendapatkan intensitas cahaya yang cukup.

Langkah dan cara membuat media tanam menggunakan limbah industri kayu :

Haluskan limbah kayu sampai menjadi serbuk.

Untuk membuat media tanam menggunakan media kayu atau limbah kayu, penting untuk kita ketahui bahwa media tanam harus berbentuk serbuk. Serbuk yang dibuat menggunakan limbah kayu tersebut harus benar-benar halus atau setidaknya pada tahap dimana kita dapat menyebut limbah kayu tersebut sebagai serbuk gergaji. Tentunya, kita dapat membayangkan sendiri seberapa besar serbuk gergaji itu. Tujuannya, agar air dapat lebih mudah masuk dan limbah dapat lebih mudah dicampur.

 

Letakkan serbuk kayu pada wadah untuk menanam tanaman

Serbuk kayu yang telah kita miliki kemudian perlu kita taruh dalam sebuah wadah. Wadah tersebut dapat berupa pot, atau bentuk lain yang memungkinkan untuk kita menanam tanaman.


Campur dengan tanah dan kompos

Serbuk kayu yang telah kita taruh dalam wadah perlu kita campur menggunakan kompos atau pupuk dan tanah. Pada dasarnya serbuk kayu sendiri masih kurang dan tidak memiliki unsur penyubur yang diperlukan oleh tanaman. Karena itu, pencampuran serbuk dengan tanah dan pupuk perlu untuk dilakukan agar tanaman menjadi lebih subur. Kemudian kita dapat menanam bibit tanaman yang kita inginkan.

Siram setiap hari dengan rasio yang pas

Tentunya setelah kita menanam bibit tanaman kita perlu merawat tanaman tersebut. Penyiraman tanaman dan pengaturan porositas media tanam perlu dilakukan agar media tanam tidak bersifat padat. Pengaturan porositas media tanam ini dapat dilakukan dengan menggunakan air. Dengan demikianpemanfaatan limbah kayu telah mencapai pada tahap yang baik sebagai media tanam.


OLEH : RETY APRIANI




PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...