1. Membuat Bibit Pisang dengan Teknologi Kultur Jaringan
Apa itu kultur
jaringan? Apa yang dimaksud dengan kultur jaringan? Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak
diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik kultur jaringan
memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik
perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan
dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa
Latin), berarti “di dalam
kaca” karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur
dengan medium dan kondisi tertentu (wikipedia).
Kultur jaringan adalah
suatu metode untuk memisahkan/mengisolasi bagian dari tanaman seperti sel,
jaringan atau organ (daun, akar, batang, tunas dan sebagainya) serta
membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali [secara in vitro] dan
aseptik sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri/beregenerasi
menjadi tanaman lengkap.
Teknik kultur jaringan berkembang dari
adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan Schleiden, tahun 1838 yang
menyatakan didalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan
sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila
ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.
Kelebihan kultur jaringan dibandingkan dengan perbanyakan bibit
secara konvensional adalah; perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cepat dan
dalam skala banyak, kontinuitas ketersediaan bibit akan terjaga sepanjang
waktu, tanpa harus menunggu musim berbuah, bibit yang dihasilkan akan sama
dengan induknya, tingkat keseragaman pertumbuhan bibit di lapangan tinggi,
hemat biaya pengiriman/transportasi, dan bebas hama penyakit.
Kelemahan kultur
jaringan antara lain; Membutuhkan biaya operasional dan fasilitas produksi yang
mahal, membutuhkan tenaga kerja yang khusus dan terampil, dan harga bibit
kultur jaringan lebih mahal.
Kegunaan Kultur
Jaringan
Selain untuk
perbanyakan bibit unggul, kegunaan kultur jaringan di bidang lainnya, yaitu:
1. Dibidang pemuliaan
tanaman untuk meningkatkan keragaman genetik, seperti induksi variasi
somaklonal, induksi mutasi.
2.
Dibidang bioteknologi tanaman, teknik kultur jaringan sangat
diperlukan untuk meregenerasikan sel tanaman yang telah direkayasa genetiknya
menjadi tanaman transgenik.
3.
Dibidang pengendalian penyakit tanaman, kultur jaringan dapat
menghasilkan tanaman yang bebas patogen yaitu melalui kultur meristem.
4. Dibidang konservasi, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman yang hampir punah, atau untuk penyimpanan plasma nutfah.
2. Cara Membuat Bibit Pisang Dengan Anakan Pedang
Perbanyakan tanaman pisang
atau pembibitan tanaman pisang melalui anakan adalah perbanyakan yang dilakukan
dengan memisahkan anakan pisang dari induknya, cara ini adalah yang paling
mudah dalam membuat bibit pisang dan paling banyak dilakukan oleh masyarakat.
Bibit pisang yang diperoleh dengan cara ini harus segera ditanam kelahan.
Berikut ini cara membuat bibit pisang melalui anakan :
a). Bahan yang paling
baik digunakan adalah anakan pedang (tinggi 41-100 cm), daunnya berbentuk
seperti pedang dengan ujung runcing. Anakan rebung (20-40 cm) kurang baik jika
ditanam langsung karena bonggolnya masih lunak dan belum berdaun sehingga mudah
kekeringan. Sedangkan anakan dewasa (tinggi >100 cm) terlalu berat dalam
pengangkutan dan kurang tahan terhadap cekaman lingkungan karena telah memiliki
daun sempurna.
b). Bibit anakan setelah
dipisahkan harus segera ditanam, jika terlambat akan meningkatkan serangan hama
penggerek dan kematian di kebun. Apabila pada saat tanam kekurangan air dalam
waktu yang cukup lama, bibit akan layu dan mati bagian batangnya, tetapi
bonggol yang tertimbun dalam tanah masih mampu untuk tumbuh dan memulai
pertumbuhan kembali membentuk bonggol baru diatas bonggol yang lama.
c).
Untuk menghindari kejadian tersebut, sebelum menanam anakan dipotong 5 cm
diatas leher bonggol dan cara menanamnya ditimbun 5 cm dibawah permukaan tanah
3. Perbanyakan dengan system belah bonggol (Bit
Anakan/Mini Bit)
Cara
perbanyakan benih pisang konvensional belahan bonggol (bit) – Kunci sukses
dalam melakukan budidaya tanaman buah pada kususnya budidaya pisang adalah
kualitas bibit / benih yang digunakan. Dengan bibit yang sehat dan berkualitas
tentu saja akan menghasilkan buah yang berkualitas dan menekan kematian
tanaman. Cara ini merupakan salah satu teknik yang paling mudah dan murah dalam
memperbanyak bibit pohon pisang adalah dengan teknik belah bonggiol (Bit).
Dengan teknik ini pembibitan pohon pisang dapat menghasilkan bibit yang banyak
dan cepat dan sangat efektif dibandingkan teknik lainya. Dari poses pembibitan
hingga bibit pohon pisang siap ditanam hanya membuthkan waktu kurang lebih 3
bulan saja.
Berikut ini
Prosedur perbanyakan benih tanaman pisang dengan menggunakan bonggol sebagai
sumber perbanyakan :
- Pilihlah anakan pisang dengan
bonggol berukuran 15 cm hingga 20 cm dari tanaman induk yang sehat dan
berproduksi tinggi serta mutunya bagus.
- Potong anakan pisang lebih
kurang 5 cm diatas bonggol dan kemudian buang semua bekas pelepah daun
pisang.
- Buatlah lubang dengan kedalaman
4 cm dan berdiameter 2 cm tepat di bagian tengah bonggol.
- Tunas-tunas yang tumbuh dari bonggol yang diperlakukan merupakan G-2S (generasi kedua).
- 3 bulan setelah tumbuh bonggol G-3S) (generasi ketiga) tunas telah berukuran lebih kurang 15 cm dan sudah bisa diperlakukan lagi seperti pada anakan generasi pertama dengan cara dipotong batangnya dan dibuang tunasnya, hal tersebut bertujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar