Kebutuhan
akan sayuran sebenarnya bisa diusahakan sendiri oleh masyarakat dengan
memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam dengan memanfaatkan waktu
luang sepulang bekerja atau waktu libur, dengan menggunakan curahan waktu
tertentu dan teknologi yang digunakan kebutuhan akan sayuran bisa dipenuhi
secara mandiri, tentunya dengan kualitas yang diinginkan.
Rumah
yang pekarangannya sempit atau tidak punya pekarangan diintroduksikan inovasi
teknologi budidaya tanaman dalam polybag secara vertikultur untuk mengatasi keterbatasan
luas lahan pekarangan, terutama di perkotaan seperti di komplek-komplek perumahan,
rusun (rumah susun), dan kawasan padat penduduk.
Selain
inovasi teknologi budidaya tanaman dalam polybag teknologi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah penggunaan teknologi hidroponik. Teknologi
hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah, tetapi menggunakan
larutan nutrisi sebagai sumber. Teknologi hidroponik ini memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan teknik bertanam secara tradisional. Keunggulan hidroponik
antara lain ramah lingkungan, produk yang dihasilkan higienis, pertumbuhan tanaman
lebih cepat, kualitas hasil tanaman dapat terjaga, dan kuantitas dapat lebih meningkat.
Sayuran yang diproduksi dengan sistem hidroponik juga menjadi lebih sehat karena
terbebas dari kontaminasi logam berat industri yang ada di dalam tanah, segar
dan tahan lama serta mudah dicerna.
Kegiatan
pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan yang dilaksanakan di Kelurahan Benteng
Selatan Kecamatan Benteng bertujuan memanfaatkan pekarangan rumah dengan
berbagai macam tanaman dengan teknik hidroponik maupun menanam dalam polybag,
sehingga kebutuhan pangan dan gizi keluarga bisa terpenuhi, serta meningkatkan
pendapatan keluarga dengan menjual tanaman hasil budidaya.
Sasaran
dari kegiatan pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan kepada masyarakat ini
adalah anggota kelompok wanita tani dan Dasawisma. Selain itu diharapkan
nantinya ini bisa mendifusikan atau menyebarluaskan kembali ke masyarakat lainnya.
Metode
yang digunakan dalam melaksanakan pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan ini
yaitu metode penyuluhan tatap muka untuk menyampaikan informasi teknologi
kepada anggota kelompok kemudian dilakukan kunjungan lapangan untuk melakukan
pelatihan keterampilan. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Aula Kantor
Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng.
Penyuluhan
tatap muka untuk menyampaikan informasi teknologi kepada anggota kelompok
Wanita Tani dan Dasawisma. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dengan
pemaparan materi yang dikemas dalam presentasi yang interaktif.
Materi
penyuluhan sebagai berikut:
Penyuluhan
Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Media Tanam Polybag
Siapkan
pot dan polibag atau wadah lainnya seperti ember plastik atau kaleng bekas. Lubangi
bagian kiri, kanan dan bawah 4-5 buah untuk mengalirkan kelebihan air. Dengan demikian
sayuran tidak akan tergenang. Apabila menggunakan polibag, sebaiknya polybag dibalik
dahulu sebelum diisi media agar polibag dapat berdiri dengan kokoh dan tidak
udah roboh. Media tanam yang digunakan berupa campuran dan pupuk kandang atau kompos
dengan perbandingan 1:1, 1:2 atau 1:3 tergantung pada kesuburan atau berat ringannya
tanah.
Sayuran
yang bijinya berukuran kecil, seperti selada, sawi, cabai dan tomat perlu disemai
dulu agar mudah dalam pemeliharaan. Untuk tanaman bawang daun, bawang merah,
dan bawang putih tidak perlu disemai, tetapi dapat langsung ditanam dalam pot atau
polybag berukuran besar. Tempat persemaian dapat berupa kotak kayu polibag, pot,
daun pisang, daun dracanae, atau wadah lainnya yang berdiameter 10 cm. Wadah persemaian
yang belum berlubang, bagian bawahnya dibuat lubang untuk mengeluarkan air.
Adapun media untuk persemaian dapat digunakan campuran tanah dan kompos dengan perbandingan
1:3. Bila tanahnya terlalu berat, dapat diberi pasir. Biji atau benih ditanam pada
wadah persemaian yang telah diisi media tanam dengan jarak 1-3 cm bila menggunakan
wadah berupa kotak kayu. Bila menggunakan wadah persemaian yang lain, dalam
satu wadah dapat ditanam 1-2 biji atau benih. Kemudian di atas biji ditabur
kompos halus. Lamanya persemaian tergantung dari jenis tanaman, misalnya 2-3
minggu untuk sawi, selada dan kubis, 2 minggu untuk tomat, serta 3 minggu untuk
cabai dan terung.
Penanaman
sayuran dalam pot atau polibag sangatlah mudah, 1) Wadah diisi media tanam,
lalu disiram atau dimasukan ke dalam air. Bila media tanamnya turun, tambahkan media
tanam lagi hingga hampir penuh.2) Bila semai di tanam di polibag atau pot, buat
lubang besar di wadahnya. Kemudian semai beserta medianya dikeluarkan dari
polibag atau pot persemaian. Setelah itu tanam semai dan medianya dalam pot
atau polibag yang telah disiapkan. 3) Bila semai ditanam dalam kotak kayu,
lubang tanam dibuat dengan solet yang ditusukan sambil diputar sehingga
terbentuk lubang berbentuk kerucut. Setelah itu semai diambil secara hati-hati
jangan samapi akar terputus lalu ditanam. 4) Di sekitar semai diberi media lagi
sambil ditekan agar semai dapat berdiri tegak.
Perawatan
sayuran organik dalam pot atau polibag lebih mudah karena tanaman lebih terkontrol
dan penularan penyakit lewat akar relatif kecil. Beberapa perawatan rutin yang harus
dilakukan, 1) Tanaman dijaga setiap hari dari serangan hama dan penyakit.
Caranya bila ada hama seperti ulat dan kutu, hama tersebut diambil dan
dimatikan dengan dipijit. Apabila ada tanaman yang terserang penyakit layu,
sebaiknya tanaman segera dicabut dan medianya dibuang. Wadah penanaman dapat
digunakan lagi dengan media dan tanaman yang baru dan sehat. 2) Bila masih
kelihatan kurang subur, tanaman dapat dipupuk dengan pupuk kandang atau kompos
yang telah matang. 3) Bila tanah terlihat kering tanaman dapat disiram. 4)
Untuk tanaman tomat, cabai, terung dan tanaman lain yang menghasilkan buah,
perlu diberi turus agar tanaman tidak roboh saat berbuah lebat.
Umur
panen tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman tomat, terung dan cabai dapat
dipanen mulai umur 3-4 bulan hingga umur 6 bulan. Tanaman bawang daun, bawang merah,
sawi, selada dan kubis dapat dipanen pada umur 3-4 bulan. Selain umur panen, berat
panen pun berbeda untuk setiap jenis. Misalnya, untuk tanaman tomat dapat menghasilkan
1,5-2 kg/tanaman, bawang daun menghasilkan 200 gram/rumpun, produksi kubis
sekitar 1kg/tanaman, sawi dan selada sekitar 150 gram/tanaman, serta bawang
merah dapat menghasilkan 100 gram/tanaman. Bila dijual bersama potnya, tanaman
terung, cabai, tomat, dan tanaman sayuran buah lainnya dijual pada saat buah
pertama telah siap panen dan bunga
selanjutnya telah muncul.
Penyuluhan
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Secara Hidroponik
Media
tanam hidroponik bisa menggunakan arang sekam, cocopeat, rockwool ataupun
zeolite. Namun pada umumnya untuk skala usaha yang menggunakan system hidroponik
NFT yaitu menggunakan media tanam rockwool. Potong-potong rockwool dengan
ukuran 1,5 cm x 1,5 cm, 2 cm x 2 cm atau sesuai dengan kebutuhan. Rendam media
tanam dengan air biasa selama 5-15 menit, hingga benar-benar basah. Kibaskan
media
tanam agar tidak terlalu berair, lalu masukan ke dalam netpot. Buat
lubang di media tanam sesuai ukuran biji, lalu letakan didalamnya. Cek benih
setiap hari dan pindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari pagi jika sudah
mulai bertunas, agar tidak terjadi etiolasi. Semprot bibit menggunakan air
biasa pada pagi dan sore hari sampai saatnya dipindahtanamkan ke instalasi
hidroponik.
Lubang
tanam hidroponik telah tersedia di pipa PVC dengan jarak 20 cm x 20 cm untuk
tanaman selada. Pindah tanam ke instalasi hidroponik dilakukan jika daun sejati
sudah tumbuh 2-4 helai, biasanya pada umur sekitar 14 hari (Hendra, 2014). Sayuran
yang dibudidayakan secara hidroponik sepenuhnya mengandalkan pasokan air dan
unsur hara dari larutan nutrisi, sehingga penyiraman menjadi faktor penting
yang tidak bisa diabaikan. Pada hari pertama, bibit dipindahtanamkan ke
instalasi hidroponik NFT larutan nutrisi harus sudah dialirkan. Nyalakan pompa
dan atur debit sedemikian rupa sehingga larutan nutrisi mengalir melewati dasar
pipa PVC sekaligus membasahi rockwool sebagai media tanam.
Dalam
budidaya secara hidroponik, derajat keasaman (pH) larutan nutrisi juga harus diperhatikan.
Nilai pH berkisar 0-14, pH di bawah 7 menunjukkan larutan bersifat asam, sedangkan
pH di atas 7 menunjukkan larutan bersifat basa. Derajat keasaman sangat berhubungan
dengan ketersediaan unsur hara dan penyerapan nutrisi oleh akar yang pada gilirannya
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Rentang pH ideal untuk tanaman hidroponik
berkisar 5,5-6,5.
Hal
lain yang perlu diperhatikan yaitu kepekatan larutan nutrisi. Kepekatan larutan
berkaitan dengan ketersediaan hara. Semakin pekat larutan maka semakin kaya
unsur hara, demikian sebaliknya. Namun, bukan berarti semakin pekat semakin
baik bagi tanaman, karena pada kepekatan ekstrim justru tidak baik bagi
tanaman. Karena itu secara berkala, 2-3 hari sekali, kepekatan larutan harus
dicek agar sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Kebutuhan
nutrisi yang ideal untuk tanaman selada yaitu berkisar antara 800-900 ppm. Tingkat
kepekatan larutan dinyatakan dalam satuan ppm (part per million),
sedangkan alat yang dipakai untuk mengukurnya disebut TDS meter.
Panen
dan Pasca Panen
Waktu
panen tergantung pada pertumbuhan setiap tanaman. Semakin subur tanaman, maka
semakin cepat waktu panen. Sayuran yang ditanam dengan metode hidroponik umumnya
lebih cepat panen dibandingkan dengan tanaman yang ditanam di media tanah secara
konvensional. Untuk tanaman selada panen biasanya dilakukan 30-45 Hari Setelah Semai
(HSS). Cara panen sayuran pada sistem hidroponik biasanya dengan mencabut tanaman
yang sudah siap panen dari wadah atau netpot. Setelah itu, wadah atau netpot
dapat diisi kembali dengan sayuran yang baru.
OLEH : DATULANGI, S.ST