Kamis, 24 Juni 2021

Pencegahan Penyakit Cacingan Pada Ternak Sapi

 


Helmintiasis atau biasa disebut cacingan adalah penyakit yang sering menyerang hewan ternak. Baik sapi, kambing, domba, babi, maupun kerbau sangat rentan terinfeksi cacing dikarenakan kondisi lingkungan kotor, becek, dan lembab. Pada umumnya ciri-ciri hewan cacingan antara lain lesu, mata sayu, diare, rambut kusam, dan mudah rontok.

Cacing pada ternak dapat menyerang berbagai organ, diantaranya : mata, liver/hati, paru-paru, ginjal, otot/daging, maupun alat pencernaan. Jika infeksi sudah parah, berpotensi mengakibatkan terganggunya fungsi organ. Ketika organ sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, maka metabolisme dalam tubuh ternak menjadi kacau. Sehingga tidak menutup kemungkinan mengakibatkan komplikasi penyakit bahkan kematian. Hal ini merupakan kendala serius yang dialami peternak karena sangat mempengaruhi tingkat produktivitas dan menyebabkan kerugian ekonomi.

Sebagai upaya menghindari dampak yang merugikan, pemberian obat cacing sebaiknya diberikan secara rutin. Selain menjaga kesehatan, tubuh ternak yang bebas cacing akan mampu menyerap nutrisi dari pakan secara optimal, pemberian vitamin dan pengobatan penyakit lainnya pun menjadi lebih efektif.


Selain pemberian obat cacing, untuk mencegah infeksi cacing sebaiknya tidak memotong hijauan/rumput terlalu pagi guna menghindari cacing atau telur cacing yang kemungkinan masih berada di batang rumput. Kebersihan kandang juga perlu diperhatikan terutama saat musim hujan.

Gejala cacingan

Gejala cacingan tergantung dari jenis cacing yang menyerang ternak. Pada umumnya, ternak menunjukkan gejala kurus, bulu kusam dan berdiri, diare atau bahkan sembelit, nafsu makan ternak berkurang, telinga sapi tampak terkulai, dan bagian anus ternak terlihat kotor akibat diare bahkan tidak jarang pada kasus yang parah, dapat ditemukan cacing pada feses ternak. Namun, pada kasus cacingan yang masih awal gejala sulit diamati .

Faktor yang memicu penyakit cacingan

Penyakit cacingan umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam pola pemberian pakan, faktor-faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan dan curah hujan. Kebersihan kandang yang tak terjaga juga menjadi pemicu terjadinya penyakit ini. (Larasati et al, 2017). Pedet cenderung lebih mudah terkena cacingan meskipun penyakit cacingan dapat menyerang semua umur. Metode pemeliharaan secara tradisional cenderung lebih beresiko terserang penyakit cacingan dibandingkan dengan pemeliharaan yang lebih modern (Anonim, 2013)

Manajemen pencegahan

Cara paling sederhana untuk mencegah penyakit cacingan adalah menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit. Kebersihan kandang harus selalu terjaga. Hindari kandang yang lembab dan becek agar tidak menjadi sumber pertumbuhan cacing. pengembalaan ternak terlalu pagi sebaiknya di hindari karena larva cacing biasanya banyak ditemukan dipermukaan rumput yang masih basah. Agar dapat memutus siklus hidup cacing, sebaiknya ternak digembalakan secara bergilir yang artinya ternak tidak digembalakan secara terus menerus. Kualitas pakan yang baik juga mampu menurunkan resiko terjadinya penyakit ini. Selain itu, pastikan ternak mendapat program pemberian obat cacing mulai dari pedet hingga dewasa yang diulang 3-4 bulan sekali untuk membasmi siklus hidup cacing tersebut.


OLEH : DATULANGI

Rabu, 23 Juni 2021

SISTEM PENGERINGAN KOPRA

 

Tanaman Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan masyarakat. Beroperasinya Industri kelapa terpadu ini akan membantu perputaran ekonomi daerah dan pada gilirannya pendapatan daerah dan masyarakat petani akan ikut terangkat.

Komoditas hasil pertanian / perkebunan dalam hal ini kelapa pada kenyataannya memiliki ragam karakteristik baik bentuk, ukuran dan sifat reologi bahan.

Pemahaman terhadap sifat bahan tersebut selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk desain sistem pengeringan dan wadah bahan. Sistem pengeringan akan mengintegrasikan faktor fisik dalam bentuk ketersediaan sumber energi yang dibutuhkan dan yang mampu disediakan oleh lingkungan secara kontinyu dan ekonomis. Sedangkan wadah bahan akan mengintegrasikan bentuk, ukuran dan sifat reologi yang mendukung proses pengeringan bahan secara optimal dalam sistem pengeringan yang didesain

Cara- cara system pengeringan

1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun-drying)
       Peralatan yang dibutuhkan untuk cara pengolahan / pengeringan dengan sinar matahari adalah lantai pengering atau pun rak-rak terbuat dari bambu. Bila cuaca baik, dalam waktu 2 hari pengeringan, daging buah dengan mudah dapat dicungkil dari tempurungnya. Dengan pengeringan kembali selama 3 – 5 hari sudah akan didapatkan kopra kering. Pada cuaca baik, pengeringan secara kontinyu selama 8 jam mampu menguapkan ± 1/3 kadar air yang terdapat pada buah. Selama penjemuran dilakukan pembalikkan hamparan kopra 1-2 jam sekali. Dalam perdagangan hasil pengeringan tersebut dinamakan sebagai sun-dried kopra.

Keuntungan - keuntungan sun-drying:

1. Biaya murah

2. Tidak memerlukan bahan bakar

3.Relatif sedikit memerlukan pemeliharaan alat
4. menghasilkan kopra dengan mutu tinggi

Kelemahan-kelemahan sun-drying:

1. Sangat tergantung cuaca.

2. Waktu dan kondisi pengeringan tidak dapat diatur.
3. kemungkinan pertumbuhan jamur bila cuaca kurang atau tidak baik atau bila waktu pengeringannya terlalu lama.

2. Metoda Rumah Pengering Plastik

 Teknologi rumah pengering plastik dapat menghasilkan kopra berkualitas. Rumah pengering ini terdiri dari atap dan dinding yang terbuat dari plastik transaparan. Sinar matahari akan menembus atap yang terbuat dari plastik transaparan dan memanasi daging buah kelapa yang dikeringkan. Dengan cara ini panas yang dipantulkan kembali oleh lantai atau daging buah akan tertahan sehingga terjadi peningkatan suhu didalam rumah plastik, dengan demikian bahan/kopra yang dikeringkan akan lebih cepat menjadi kering dan terlindungi dari hujan. Alat ini terdiri dari dua lantai atas dan bawah, lantai bawah berjarak 100 cm dari permukaan tanah, untuk menghindari kelembaban tanah.

Kopra yang dikeringkan dilantai bawah lebih lama keringnya karena lantai bawah hanya memanfaatkan panas yang dipantulkan oleh dinding plastik, sedangkan kopra yang dilantai atas mendapat cahaya sinar matahari langsung.

Teknologi rumah pengering plastik menghasilkan kopra yang dikenal dengan ”Kopra Putih” dengan kadar air 5-6%, mengandung minyak 62-63% dan asam lemak bebas maksimal 0.5-1 % dan berwarna putih sampai putih kekuningan, berbau khas kopra, tidak/sedikit mengandung bagian yang berjamur (maksimum 8%).

3. Pengasapan (smoke-dried copra)

   Dengan cara ini, daging buah akan kontak langsung dengan gas-gas yang timbul dari pembakaran dalam dapur api. Hasil yang diperoleh dengan pengeringan dengan pemanasan secara langsung disebut sebagai smoke-dried copra, dengan ciri khas berbau asap dengan permukaan berwarna putih kecoklatan. Contoh model alat pengering ini adalah: rak-rak bambu dengan dinding terbuat dari daun-daun kelapa. Model pengering ini merupakan alat pengering buatan paling sederhana. Bahan bakar menggunakan tempurung kering. Hasilnya tidak bisa dikategorikan sebagai kopra putih sehingga harganya cnderung murah.

4. Pemanasan secara tidak langsung

 Terdapat berbagai cara pengeringan buatan, salah satunya dengan memanfaatkan aliran udara yang dipanaskan untuk mengurangi kadar air di dalam kopra dengan panas pengeringan sekitar 60-70oC, sehingga kadar air turun menjadi 5-6%.Proses perpindahan panas dengan cara ini berlangsung secara konduksi dan konveksi. Udara bergerak melintasi hamparan kopra setelah terlebih dahulu melalui penukar panas. Alat pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air kopra yang diinginkan.

Cara ini lebih baik karena tidak tergantung cuaca dan bahan bakar lebih sedikit. Cara ini memerlukan modal lebih besar sehingga akan mempengaruhi biaya produksi kopra yang dihasilkan. Kopra yang dihasilkan mutu yang baik (warna yang baik, minyak yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma baik, dan tidak menunjukkan gejala tengik selama penyimpanan 8 bulan).

 

5. Alat pengering hybrid

Alat pengering hybrid merupakan pengering yang menggunakan dua atau lebih sumber energi untuk proses penguapan air. Pengering hybrid disini menggunakan energi matahari dan listrik/biomassa sebagai sumber energi.

Dikatakan hybrid karena bekerja saling membantu dalam proses pengeringan. Apabila pada saat pagi hari dan cuaca cerah maka yang akan digunakan adalah energi sinar matahari, dan apabila pada saat malah hari atau pada saat cuaca hujan atau mendung maka yang digunakan adalah energi listrik dari heater dan panas api dari oven Biomassa.

Prinsip kerja mesin pengering hybrid
adalah pemanfaatan dua sumber energi, yaitu pancaran sinar matahari dan energi listrik/panas api. Gelombang pendek energidari pancaran sinar matahari memenuhi ruang pengering melalui kaca kolektor. Gelombang ini diteruskan ke seluruh bagian ruang pengering. Seluruhkomponen di dalam ruang pengering juga meradiasikan energi.

Dengan demikianterjadi akumulasi energi di dalam ruang pengering dan menyebabkan suhu meningkat. Kenaikan suhu ruang akan menguapkan air yang terkandung dalam bahan. Listrik sebagai sumber energi kedua yang akan memanaskan ruangan untuk mengeringkan bahan. Alat Pengering Hybrid dianggap sebagai solusi yang paling ideal untuk mengatasi berbagai kelemahan dari metode pengeringan kopra di atas, namun membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk mengadakannya.


OLEH : ZUBAIR

Manfaat Pemberian Vitamin B-Kompleks Pada Ternak Sapi

Optimalisasi dan peningkatan produktivitas usaha peternakan secara tradisional telah banyak dilakukan oleh peternak. Diantaranya adalah pemberian pakan dengan nutrisi yang tepat dan juga perlu diberikan tambahan asupan mineral dan vitamin. Vitamin merupakan senyawa organik yang penting dan sangat diperlukan dalam proses metabolisme tubuh ternak. Berbagai macam vitamin dibutuhkan oleh ruminansia (sapi, kerbau, kambing, domba) seperti juga vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Salah satu jenis vitamin yang sangat dibutuhkan oleh ternak adalah Vitamin B-kompleks.

Vitamin B-kompleks merupakan grup vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B1 (thiamine), B2 (riboflavin), B3 (niacin atau niacin amide), B5 (pantothenic acid), B6 (piridoksin), B7 (biotin), B9 (folic acid), dan B12 (cobalamins). Masing-masing vitamin tersebut memiliki kandungan yang bersinergis satu sama lain dan mendukung aktivitas ternak. Sebenarnya vitamin B-kompleks dapat dibentuk (disintesis) dalam tubuh ruminansia. Namun saat ternak ruminansia dalam kondisi stres, sakit, maupun kekurangan nutrisi pakan, kerja bakteri di lambung dalam mensistesis vitamin B-kompleks akan menurun. Untuk itu diperlukan suplementasi vitamin B-kompleks saat kondisi khusus tersebut untuk mencegah kurangnya asupan vitamin B-kompleks. Terlebih pemberian vitamin B-kompleks penting untuk ternak bunting, laktasi (menyusui), serta ternak muda yang membutuhkan asupan vitamin B-kompleks lebih banyak. Kekurangan vitamin B-kompleks rawan terjadi ketika induk bunting, kelelahan akibat pengangkutan, induk menyusui, ternak stres akibat cuaca maupun luka, ternak yang sedang terserang penyakit, maupun ternak muda yang belum disapih.

Pada ternak yang kekurangan vitamin B-kompleks dapat menunjukkan gejala seperti berikut:

1.       Nafsu makan menurun

2.       Pertumbuhan bobot badan lambat

3.       Produksi susu rendah

4.    Dapat muncul gangguan pencernaan seperti diare atau konstipasi (sulit mengeluarkan feses)



 

Dengan pemberian suplementasi vitamin B-kompleks pada ternak, dapat memberikan banyak manfaat antara lain:

1. Vitamin B-kompleks berperan sebagai kofaktor enzim metabolisme sehingga penyerapan dan pemanfaatan nutrisi di dalam tubuh ternak akan meningkat. Ternak akan muncul rasa lapar dan nafsu makan meningkat

2. Membantu mempercepat kesembuhan ternak saat terjadi infeksi. Kombinasi vitamin B yang terkandung dalam vitamin B-kompleks berperan meningkatkan respon kekebalan tubuh ternak dengan meningkatkan produksi sel darah putih sehingga dapat membantu proses penyembuhan penyakit

3. Mencegah defisiensi vitamin yang dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan ternak


Itu sebabnya pemberian vitamin B-kompleks pada sapi perlu dilakukan secara rutin, minimal setiap 3-4 bulan sekali. Vitamin B-kompleks dapat juga diberikan pada ternak yang sedang sakit untuk membantu kesembuhan dari infeksi. Misalnya dengan Vita B-Plex Bolus atau Injeksi Vitamin B Kompleks.

Kekurangan vitamin B-kompleks sering terjadi pada induk yang sedang bunting, laktasi (menyusui), lelah akibat pengangkutan, stres akibat cuaca maupun luka, terserang penyakit, maupun anak sapi yang belum disapih, termasuk pedet yaitu anak sapi  yang berusia kurang lebih 8 bulan.

Perawatan harus dilakukan sejak dalam kandungan. Usia 2-3 minggu sebelum kelahiran, induk sapi harus diberi pakan tambahan, baik konsentrat atau hijauan yang berkualitas agar setelah melahirkan induk dapat menghasilkan kolostrum sebagai sumber protein, antibodi, aneka vitamin yang bagus  seperti vitamin B kompleks bagi pedetnya.

Pemberian vitamin yang tepat akan menghasilkan produktivitas ternak yang lebih baik. Pemberian vitamin B-kompleks pada ruminansia perlu dimasukkan dalam program pemeliharaan kesehatan secara rutin. Vitamin B-kompleks dapat diberikan minimal setiap 3-4 bulan sekali. Vitamin B-kompleks dapat juga diberikan pada ternak yang sedang sakit untuk membantu kesembuhan dari infeksi. Misalnya dengan Vita B-Plex Bolus atau Injeksi Vitamin B Kompleks. Untuk hasil yang optimal tentu perlu memperhatikan juga manajemen pakan yang diberikan.


OLEH : DATULANGI


Senin, 21 Juni 2021

Cara Semai Benih Jeruk Keprok

 


Menanam jeruk keprok paling mudah dilakukan dari bijinya. Pertama-tama bisa memulainya dengan memilih buah jeruk yang telah matang dari pohonnya. Kalau bisa pilihlah buah yang berukuran paling besar dan rasanya paling manis. Buah dengan karakteristik seperti ini pasti mempunyai biji yang berkualitas tinggi serta memiliki daya tumbuh yang baik. Anda dapat menggunakannya sebagai benih yang unggul.

Dibandingkan dengan jenis-jenis buah jeruk lainnya, jeruk keprok mempunyai penggemar yang paling banyak. Alasannya karena buah ini memiliki rasa yang manis dan menyegarkan. Jeruk keprok biasa dinikmati sebagai buah. 

Kelebihan utama menanam dari biji yaitu biaya yang kita keluarkan relatif murah. Selain itu, tanaman yang ditumbuhkan dari biji mempunyai perakaran yang kuat dan banyak. Sehingga tanaman tersebut akan tumbuh besar, memiliki usia yang lama, serta tingkat produktivitasnya dalam menghasilkan buah pun tinggi.

 

Langkah 1. Menyiapkan Biji Jeruk

Kumpulkan biji-biji dari buah jeruk keprok yang telah masak di pohon. Setelah itu, rendamlah biji tersebut di dalam air hangat selama 8-10 jam. Hal ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhannya sekaligus menyeleksi mana biji yang bisa ditanam dan mana pula biji yang telah mati. hanya perlu menggunakan biji jeruk yang tenggelam di dalam air. Biji ini layak untuk ditanam.

Langkah 2. Menyemai Biji Jeruk

Proses penyemaian biji jeruk bisa dilakukan menggunakan media berupa kapas, kain, atau tanah. Disarankan menggunakan media tanah sebagai media tanamnya, karena penggunaan media tanam berupa tanah memungkinkan untuk sekaligus membibitkan biji tersebut. Jadi benih yang sudah berkecambah tidak perlu dipindah lagi. Masukkan tanah yang telah diayak ke dalam polybag. Lalu tanamkan 1 biji jeruk per polybag. Letakkan polybag ini di tempat yang teduh. Siramlah setiap 2-3 hari sekali.

 

Langkah 3. Memindahkan Bibit Jeruk

Selama proses pembibitan, polybag wajib diletakkan di tempat yang teduh dan terlindung dari air hujan. Barulah setelah tinggi bibit jeruk keprok mencapai lebih dari 15 cm, Anda bisa memindahkan polybag ke tempat terbuka supaya tanaman bisa mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Kemudian setelah tinggi bibit jeruk ini mencapai setidaknya 30 cm, Anda bisa memindahkannya dari polybag ke tanah. Hati-hati saat memindahkan bibit agar sistem perakaran tanaman tidak rusak.

Proses pemindahan tanaman paling baik dilakukan di pagi hari. Sebelumnya tanaman tidak perlu disiram selama 2 hari berturut-turut untuk membuat kondisi media tanamnya agak kering. Tujuannya agar saat dilepaskan dari polybag, media tanam tetap berbentuk utuh dan menempel ke akar tanaman. Lakukan proses pemindahan ini secepat mungkin. Namun Anda wajib berhati-hati tentunya. Setelah tanaman berhasil dipindahkan, Anda bisa menyiraminya dengan air secukupnya saja.

 

OLEH : DATULANGI

Minggu, 06 Juni 2021

CARA MEMBUAT PUPUK CAIR DARI LIMBAH IKAN

 

Limbah ikan, khususnya tulang ikan dan jeroan ikan ternyata dapat diolah menjadi berbagai produk yang menguntungkan termasuk dijadikan pupuk organik. Beberapa industri pengolahan ikan sudah mulai melakukan inovasi pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis, salah satunya adalah pupuk organik.

Kandungan unsur makro dalam pupuk biasa terbatas, tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Dengan begitu harus dilengkapi dengan penambahan unsur lain agar kandungan nitrogen, fosfor, dan kaliumnya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Unsur hara makro terdiri dari makro primer seperti Natrium (N), Phospor (P) dan Kalium (K). Makro sekunder seperti Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Ferrum (Fe), Zincum (Zn), Cuprum (Cu), Mangan (Mn), Chlor (Cl), Boron (Bo), Molibdenum (Mo), dan banyak lagi lainnya.

Unsur N,P,K adalah unsur makro yang penting bagi tumbuhan. Nitrogen sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan rendah.

Kemudian Phospor atau Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein yang berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.

Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga. Jika kekurangan unsur P tanaman mengalami pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.

Sementara Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.

Nah, kandungan protein yang sangat tinggi dalam limbah ikan, memungkinkan limbah ini diolah menjadi pupuk organik untuk membantu pertumbuhan tanaman. Secara umum, teknik pembuatan pupuk ikan dari limbah cair cukup sederhana. Pertama limbah ikan baik jeroan, maupun tulang, sisik, diblender denga air secukupnya hingga halus. Setiap kali diblender tambahkan 2 sendok makan gula pasir atau gula merah secukupnya.

Kemudian masukkan Masukkan EMx (Effective Microorganism) atau MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan takaran 10cc atau 2 sendok makan per 1 liter larutan limbah ikan dan air, lalu diaduk rata. Cairan ini kemudian diperam tergantung sumber mikro organisme yang kita gunakan.

Bila menggunakan EMx yang sifatnya anaerob alias tidak membutuhkan oksigen, maka larutan pupuk diperam ke dalam botol atau jerigen yang tertutup rapat. Setiap pagi dan sore buka tutupnya sekadar untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi agar wadah botol tidak meledak, setelah itu tutup rapat kembali botolnya.

Bila menggunakan MOL yang bersifat aerob alias membutuhkan oksigen untuk melakukan fermentasi, masukkan larutan pupuk ke dalam botol, lalu tutup botolnya dibiarkan terbuka atau bisa juga tutupnya dipasang namun diberi lubang kecil. Pemeraman dilakukan selama dua hari hingga larutan terlihat jernih.

Keunggulan pupuk organik dari limbah ikan antara lain: (1) pupuk yang dihasilkan merupakan pupuk organik dengan unsur hara lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik. (2) membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap, bunga lebih banyak, dan bertahan lebih lama. (3) ketersediaan bahan baku melimpah dan murah karena memanfaatkan limbah pengolahan ikan. (4) harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat mahal. (5) memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.

Sementara kelemahan limbah ikan untuk dijadikan pupuk cair adalah bau busuk yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing. Namun, masalah bau busuk dapat diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan penyerap bau, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang menimbulkan bau.

Proses penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dengan menambahkan HCl, menambahkan molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan kultur bakteri asam laktat. Kultur ini diinkubasi pada shaker dengan memberikan aerasi secara terputus selang dua jam dengan dikocok pada 120 rpm. Dengan cara ini, bau busuk limbah ikan hilang dalam waktu inkubasi selama lima hari.


OLEH : DATULANGI

 

Rabu, 02 Juni 2021

Metode Pengeringan Kopra dengan Rumah UV

 

Kopra putih adalah jenis kopra yang bermutu tinggi, berwarna putih mutiara dan coklat terang, bersih, higienis, berbau harum, tidak terkontaminasi aflatoksin, jamur, kotoran dan unsur-unsur berbahaya bagi kesehatan manusia. Pembuatan kopra putih merupakan upaya mengubah kebiasaan membuat kopra secara tradisional untuk meningkatkan kualitas hasil produksi kopra dan mendapatkan nilai tambah sehingga berdampak positif terhadap peningkatan penghasilan petani pemilik kebun kelapa. Minyak yang dihasilkan dari kopra putih digunakan terutama untuk minyak makan/goreng dan untuk minyak campuran (edible oil) untuk produk maragarin, kosmetik, parfum, sabun, pelembab, campuran coklat, es krim, bahan farmasi dan kebutuhan industri lainnya.

Kualitas kopra putih jauh lebih baik dari kualitas kopra asapkarena kopra putih memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kopra asap. Kelebihan itu diantaranya kopra putih memiliki kadar air yang cukup rendah hingga 6%, kopra putih relatif bebas dari serangan cendawan dan warnanya jauh lebih putih dan bersih. Kopra putih juga bebas dari aroma yang ditimbulkan dari proses pengasapan sehingga aroma asli kopranya jauh lebih dominan. Dengan kualitas seperti itu, kopra putih jauh lebih disukai oleh kalangan industri minyak kelapa karena produk yang dihasilkan sangat jernih dengan kualitas tinggi.

Dengan teknologi sederhana kopra dapat diproduksi dengan cara pengeringan alami menggunakan sinar matahari dan pengasapan. Dengan metoda ini pasokan kopra sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Dengan demikian harga kopra juga akan mengalami naik turun secara tidak stabil dan sulit diprediksi

Konsep pengeringan dengan Rumah UV tetap menggunakan sinar matahari sebagai pengering utama nya. Beda nya dengan metode dijemur langsung, rumah UV terdiri dari atap dan dinding yang terbuat dari plastik transparan sehingga sinar matahari bisa menembus plastik tersebut dan panas nya bisa mengeringkan daging kelapa yang sudah ditata di dalam nya. Metode rumah UV ini juga disebut sebagai metode efek rumah kaca. Cahaya matahari yang panas akan dipantulkan oleh lantai sehingga daging kelapa di dalam nya akan mengalami peningkatan suhu dan lambat laun akan mengering menjadi kopra.Cara ini tentu saja lebih efektif sebab bahan kopra akan tetap terkena sinar matahari namun tetap terlindungi apabila terjadi perubahan cuaca seperti mendung dan hujan.

Kelebihan Metode Pengeringan dengan Rumah UV

  • Tingkat kekeringan lebih merata
  • Lebih minim jamur yang umumnya diakibatkan oleh perubahan cuaca yang ekstrem.

 

 

  • Kopra lebih cepat kering
  • Suhu lebih stabil
  • Tidak membutuhkan tenaga listrik

Kelemahan Metode Pengeringan dengan Rumah UV

  • Membutuhkan biaya ekstra untuk membuat rumah UV
  • Bergantung pada sinar matahari sehingga rentan terhadap perubahan cuaca
  • Membutuhkan lahan yang luas


Teknologi rumah pengering plastik dapat menghasilkan kopra berkualitas. Rumah pengering ini terdiri dari atap dan dinding yang terbuat dari plastik transaparan. Sinar matahari akan menembus atap yang terbuat dari plastik transaparan dan memanasi daging buah kelapa yang dikeringkan. Dengan cara ini panas yang dipantulkan kembali oleh lantai atau daging buah akan tertahan sehingga terjadi peningkatan suhu didalam rumah plastik, dengan demikian bahan/kopra yang dikeringkan akan lebih cepat menjadi kering dan terlindungi dari hujan.

Alat ini terdiri dari dua lantai atas dan bawah, lantai bawah berjarak 100 cm dari permukaan tanah, untuk menghindari kelembaban tanah. Kopra yang dikeringkan dilantai bawah lebih lama keringnya karena lantai bawah hanya memanfaatkan panas yang dipantulkan oleh dinding plastik, sedangkan kopra yang dilantai atas mendapat cahaya sinar matahari langsung.
Teknologi rumah pengering plastik menghasilkan kopra yang dikenal dengan ”Kopra Putih” dengan kadar air 5-6%, mengandung minyak 62-63% dan asam lemak bebas maksimal 0.5-1 % dan berwarna putih sampai putih kekuningan, berbau khas kopra, tidak/sedikit mengandung bagian yang berjamur (maksimum 8%).

Pada   pengering   rumah   plastik   terdapat   ventilasi   yang   berfungsi   untuk  pertukaran udara. Tujuan pertukaran udara dalam rumah pengering adalah agar udara  yang  mengandung  uap  air  dapat  dikeluarkan  dari  ruang  pengering  sedangkan  udara  panas  yang  baru  masuk  dapat  menguapkan  air  yang  ada  pada  bahan  yang  sedang  dikeringkan.

Untuk   mengatur   pengeluaran   udara   yang   sudah   digunakan   untuk  pengeringan, biasanya dipasang ventilasi untuk mengeluarkan udara dan uap air. Pengamatan  dilakukan  terhadap  komoditas  segar  dan  kopra,  yaitu  terhadap  mutu  fisik  dan  kimia.


OLEH : ZUBAIR

Selasa, 01 Juni 2021

Cara Agar Jeruk Keprok Cepat Berbuah


Jeruk keprok selayar merupakan komoditas primadona bagi petani setempat. Pertanaman jeruk tersebar di daratan Pulau Selayar terutama di Kecamatan Bontoharu, Bontomatene, dan Bontosikuyu. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat menetapkan jeruk sebagai salah satu komoditas andalan dan dikembangkan dalam skala agribisnis Jeruk keprok selayar merupakan salah satu komoditas sumber pendapatan petani pada tiga kecamatan di Kabupaten Selayar. Teknologi budi daya yang berkembang di tingkat petani masih bertumpu pada sumber daya setempat sehingga diperlukan perbaikan/introduksi teknologi untuk memperoleh hasil yang optimal.


Untuk mempercepat proses berbuah/produksi pada tanaman jeruk keprok dapat dilakukan dengan “metode pelenturan percabangan” sehingga  petani tidak perlu khawatir untuk menanam jeruk keprok karena umur produksi awal relatif sama dengan jeruk siam bahkan mampu berbuah sangat lebat rata-rata per pohon menghasilkan buah 20 s/d 25 kg pada awal produksi. Kebun Percobaan Banaran di Batu, Jawa Timur menggunakan metode ini untuk mempercepat proses berbuah untuk tanaman jeruk Keprok Batu 55 dan sekarang sudah terlihat hasilnya.

Prinsip dasar metode ini adalah perlakuan gangguan pada percabangan dengan cara melenturkan atau membuat cabang menjadi lentur sehingga terjadi gangguan yang terdapat pada jaringan xilem ataupun floem, yang berdampak meningkatnya akumulasi karbohidat (CH2O)n yang ada didalam daun dan akan mempengaruhi kecepatan kesiapan primordia bakal bunga dan bakal buah.

Disamping itu harus dilakukan pengaturan derajad sudut percabangan tanaman agar menjadi lebih besar dari sebelumnya, sehingga porstur tanaman terbentuk lebih ideal dengan pertumbuhan pada tajuknya cenderung menyamping (harisontal) sehingga pengaruh gravitasi bumi sedikit terhambat untuk menarik atau mengurangi ketersediaan carbon (C) dan nitrogen (N) yang terdapat pada bagian tubuh tanaman.


Waktu yang tepat untuk melakukan perlakuan pelenturan percabangan adalah pada saat tanaman mulai layu tepatnya diawal musim kemarau (awal tanaman mengalami kondisi strees air) alasanya pada kondisi tersebut tanaman berhenti bertunas dengan kondisi sedikit layu sehingga cabang tidak mudah patah saat dilakukan proses pelenturan. Perlu diingat selama 2-3 bulan tanaman yang sudah diperlakukan pelenturan tidak perlu disiram air. Disamping itu faktor utama penentu keberhasilan dari metode ini adalah, harus merubah komposisi dosis pemupukan yang diberikan pada tanaman, karena adanya perubahan fisiologis tanaman dari fase vegetatif (pertumbuhan) ke fase generatif (produksi).


OLEH : DATULANGI


PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...