Helmintiasis
atau biasa disebut cacingan adalah penyakit yang sering menyerang hewan ternak.
Baik sapi, kambing, domba, babi, maupun kerbau sangat rentan terinfeksi cacing
dikarenakan kondisi lingkungan kotor, becek, dan lembab. Pada umumnya ciri-ciri
hewan cacingan antara lain lesu, mata sayu, diare, rambut kusam, dan mudah
rontok.
Cacing
pada ternak dapat menyerang berbagai organ, diantaranya : mata, liver/hati,
paru-paru, ginjal, otot/daging, maupun alat pencernaan. Jika infeksi sudah
parah, berpotensi mengakibatkan terganggunya fungsi organ. Ketika organ sudah
tidak dapat berfungsi dengan baik, maka metabolisme dalam tubuh ternak menjadi
kacau. Sehingga tidak menutup kemungkinan mengakibatkan komplikasi penyakit
bahkan kematian. Hal ini merupakan kendala serius yang dialami peternak karena
sangat mempengaruhi tingkat produktivitas dan menyebabkan kerugian ekonomi.
Sebagai
upaya menghindari dampak yang merugikan, pemberian obat cacing sebaiknya
diberikan secara rutin. Selain menjaga kesehatan, tubuh ternak yang bebas
cacing akan mampu menyerap nutrisi dari pakan secara optimal, pemberian vitamin
dan pengobatan penyakit lainnya pun menjadi lebih efektif.
Gejala
cacingan
Gejala cacingan tergantung dari
jenis cacing yang menyerang ternak. Pada umumnya, ternak menunjukkan gejala
kurus, bulu kusam dan berdiri, diare atau bahkan sembelit, nafsu makan ternak
berkurang, telinga sapi tampak terkulai, dan bagian anus ternak terlihat kotor
akibat diare bahkan tidak jarang pada kasus yang parah, dapat ditemukan cacing
pada feses ternak. Namun, pada kasus cacingan yang masih awal gejala sulit
diamati .
Faktor yang memicu penyakit cacingan
Penyakit cacingan umumnya disebabkan
oleh kesalahan dalam pola pemberian pakan, faktor-faktor lingkungan seperti
suhu, kelembapan dan curah hujan. Kebersihan kandang yang tak terjaga juga
menjadi pemicu terjadinya penyakit ini. (Larasati et al, 2017). Pedet cenderung
lebih mudah terkena cacingan meskipun penyakit cacingan dapat menyerang semua
umur. Metode pemeliharaan secara tradisional cenderung lebih beresiko terserang
penyakit cacingan dibandingkan dengan pemeliharaan yang lebih modern (Anonim,
2013)
Manajemen pencegahan
Cara paling sederhana untuk mencegah
penyakit cacingan adalah menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit.
Kebersihan kandang harus selalu terjaga. Hindari kandang yang lembab dan becek
agar tidak menjadi sumber pertumbuhan cacing. pengembalaan ternak terlalu pagi
sebaiknya di hindari karena larva cacing biasanya banyak ditemukan dipermukaan
rumput yang masih basah. Agar dapat memutus siklus hidup cacing, sebaiknya
ternak digembalakan secara bergilir yang artinya ternak tidak digembalakan
secara terus menerus. Kualitas pakan yang baik juga mampu menurunkan resiko
terjadinya penyakit ini. Selain itu, pastikan ternak mendapat program pemberian
obat cacing mulai dari pedet hingga dewasa yang diulang 3-4 bulan sekali untuk
membasmi siklus hidup cacing tersebut.
OLEH : DATULANGI