Minggu, 06 Juni 2021

CARA MEMBUAT PUPUK CAIR DARI LIMBAH IKAN

 

Limbah ikan, khususnya tulang ikan dan jeroan ikan ternyata dapat diolah menjadi berbagai produk yang menguntungkan termasuk dijadikan pupuk organik. Beberapa industri pengolahan ikan sudah mulai melakukan inovasi pengolahan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis, salah satunya adalah pupuk organik.

Kandungan unsur makro dalam pupuk biasa terbatas, tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Dengan begitu harus dilengkapi dengan penambahan unsur lain agar kandungan nitrogen, fosfor, dan kaliumnya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Unsur hara makro terdiri dari makro primer seperti Natrium (N), Phospor (P) dan Kalium (K). Makro sekunder seperti Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari Ferrum (Fe), Zincum (Zn), Cuprum (Cu), Mangan (Mn), Chlor (Cl), Boron (Bo), Molibdenum (Mo), dan banyak lagi lainnya.

Unsur N,P,K adalah unsur makro yang penting bagi tumbuhan. Nitrogen sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan rendah.

Kemudian Phospor atau Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein yang berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.

Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga. Jika kekurangan unsur P tanaman mengalami pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.

Sementara Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakar dan akhirnya gugur.

Nah, kandungan protein yang sangat tinggi dalam limbah ikan, memungkinkan limbah ini diolah menjadi pupuk organik untuk membantu pertumbuhan tanaman. Secara umum, teknik pembuatan pupuk ikan dari limbah cair cukup sederhana. Pertama limbah ikan baik jeroan, maupun tulang, sisik, diblender denga air secukupnya hingga halus. Setiap kali diblender tambahkan 2 sendok makan gula pasir atau gula merah secukupnya.

Kemudian masukkan Masukkan EMx (Effective Microorganism) atau MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan takaran 10cc atau 2 sendok makan per 1 liter larutan limbah ikan dan air, lalu diaduk rata. Cairan ini kemudian diperam tergantung sumber mikro organisme yang kita gunakan.

Bila menggunakan EMx yang sifatnya anaerob alias tidak membutuhkan oksigen, maka larutan pupuk diperam ke dalam botol atau jerigen yang tertutup rapat. Setiap pagi dan sore buka tutupnya sekadar untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi agar wadah botol tidak meledak, setelah itu tutup rapat kembali botolnya.

Bila menggunakan MOL yang bersifat aerob alias membutuhkan oksigen untuk melakukan fermentasi, masukkan larutan pupuk ke dalam botol, lalu tutup botolnya dibiarkan terbuka atau bisa juga tutupnya dipasang namun diberi lubang kecil. Pemeraman dilakukan selama dua hari hingga larutan terlihat jernih.

Keunggulan pupuk organik dari limbah ikan antara lain: (1) pupuk yang dihasilkan merupakan pupuk organik dengan unsur hara lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik. (2) membuat daun tanaman hias menjadi lebih mengilap, bunga lebih banyak, dan bertahan lebih lama. (3) ketersediaan bahan baku melimpah dan murah karena memanfaatkan limbah pengolahan ikan. (4) harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor yang sangat mahal. (5) memenuhi konsep back to nature melalui pertanian organik.

Sementara kelemahan limbah ikan untuk dijadikan pupuk cair adalah bau busuk yang sangat menyengat dan membuat kepala pusing. Namun, masalah bau busuk dapat diatasi dengan menurunkan pH limbah cair, memberi aerasi, menambahkan bahan penyerap bau, serta menggunakan mikroba dekomposer yang merombak senyawa yang menimbulkan bau.

Proses penurunan pH limbah ikan dari 8,0 menjadi 6,0 dengan menambahkan HCl, menambahkan molase, dan menginokulasi limbah ikan dengan kultur bakteri asam laktat. Kultur ini diinkubasi pada shaker dengan memberikan aerasi secara terputus selang dua jam dengan dikocok pada 120 rpm. Dengan cara ini, bau busuk limbah ikan hilang dalam waktu inkubasi selama lima hari.


OLEH : DATULANGI

 

0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...