Rabu, 23 Juni 2021

SISTEM PENGERINGAN KOPRA

 

Tanaman Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan masyarakat. Beroperasinya Industri kelapa terpadu ini akan membantu perputaran ekonomi daerah dan pada gilirannya pendapatan daerah dan masyarakat petani akan ikut terangkat.

Komoditas hasil pertanian / perkebunan dalam hal ini kelapa pada kenyataannya memiliki ragam karakteristik baik bentuk, ukuran dan sifat reologi bahan.

Pemahaman terhadap sifat bahan tersebut selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk desain sistem pengeringan dan wadah bahan. Sistem pengeringan akan mengintegrasikan faktor fisik dalam bentuk ketersediaan sumber energi yang dibutuhkan dan yang mampu disediakan oleh lingkungan secara kontinyu dan ekonomis. Sedangkan wadah bahan akan mengintegrasikan bentuk, ukuran dan sifat reologi yang mendukung proses pengeringan bahan secara optimal dalam sistem pengeringan yang didesain

Cara- cara system pengeringan

1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun-drying)
       Peralatan yang dibutuhkan untuk cara pengolahan / pengeringan dengan sinar matahari adalah lantai pengering atau pun rak-rak terbuat dari bambu. Bila cuaca baik, dalam waktu 2 hari pengeringan, daging buah dengan mudah dapat dicungkil dari tempurungnya. Dengan pengeringan kembali selama 3 – 5 hari sudah akan didapatkan kopra kering. Pada cuaca baik, pengeringan secara kontinyu selama 8 jam mampu menguapkan ± 1/3 kadar air yang terdapat pada buah. Selama penjemuran dilakukan pembalikkan hamparan kopra 1-2 jam sekali. Dalam perdagangan hasil pengeringan tersebut dinamakan sebagai sun-dried kopra.

Keuntungan - keuntungan sun-drying:

1. Biaya murah

2. Tidak memerlukan bahan bakar

3.Relatif sedikit memerlukan pemeliharaan alat
4. menghasilkan kopra dengan mutu tinggi

Kelemahan-kelemahan sun-drying:

1. Sangat tergantung cuaca.

2. Waktu dan kondisi pengeringan tidak dapat diatur.
3. kemungkinan pertumbuhan jamur bila cuaca kurang atau tidak baik atau bila waktu pengeringannya terlalu lama.

2. Metoda Rumah Pengering Plastik

 Teknologi rumah pengering plastik dapat menghasilkan kopra berkualitas. Rumah pengering ini terdiri dari atap dan dinding yang terbuat dari plastik transaparan. Sinar matahari akan menembus atap yang terbuat dari plastik transaparan dan memanasi daging buah kelapa yang dikeringkan. Dengan cara ini panas yang dipantulkan kembali oleh lantai atau daging buah akan tertahan sehingga terjadi peningkatan suhu didalam rumah plastik, dengan demikian bahan/kopra yang dikeringkan akan lebih cepat menjadi kering dan terlindungi dari hujan. Alat ini terdiri dari dua lantai atas dan bawah, lantai bawah berjarak 100 cm dari permukaan tanah, untuk menghindari kelembaban tanah.

Kopra yang dikeringkan dilantai bawah lebih lama keringnya karena lantai bawah hanya memanfaatkan panas yang dipantulkan oleh dinding plastik, sedangkan kopra yang dilantai atas mendapat cahaya sinar matahari langsung.

Teknologi rumah pengering plastik menghasilkan kopra yang dikenal dengan ”Kopra Putih” dengan kadar air 5-6%, mengandung minyak 62-63% dan asam lemak bebas maksimal 0.5-1 % dan berwarna putih sampai putih kekuningan, berbau khas kopra, tidak/sedikit mengandung bagian yang berjamur (maksimum 8%).

3. Pengasapan (smoke-dried copra)

   Dengan cara ini, daging buah akan kontak langsung dengan gas-gas yang timbul dari pembakaran dalam dapur api. Hasil yang diperoleh dengan pengeringan dengan pemanasan secara langsung disebut sebagai smoke-dried copra, dengan ciri khas berbau asap dengan permukaan berwarna putih kecoklatan. Contoh model alat pengering ini adalah: rak-rak bambu dengan dinding terbuat dari daun-daun kelapa. Model pengering ini merupakan alat pengering buatan paling sederhana. Bahan bakar menggunakan tempurung kering. Hasilnya tidak bisa dikategorikan sebagai kopra putih sehingga harganya cnderung murah.

4. Pemanasan secara tidak langsung

 Terdapat berbagai cara pengeringan buatan, salah satunya dengan memanfaatkan aliran udara yang dipanaskan untuk mengurangi kadar air di dalam kopra dengan panas pengeringan sekitar 60-70oC, sehingga kadar air turun menjadi 5-6%.Proses perpindahan panas dengan cara ini berlangsung secara konduksi dan konveksi. Udara bergerak melintasi hamparan kopra setelah terlebih dahulu melalui penukar panas. Alat pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air kopra yang diinginkan.

Cara ini lebih baik karena tidak tergantung cuaca dan bahan bakar lebih sedikit. Cara ini memerlukan modal lebih besar sehingga akan mempengaruhi biaya produksi kopra yang dihasilkan. Kopra yang dihasilkan mutu yang baik (warna yang baik, minyak yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma baik, dan tidak menunjukkan gejala tengik selama penyimpanan 8 bulan).

 

5. Alat pengering hybrid

Alat pengering hybrid merupakan pengering yang menggunakan dua atau lebih sumber energi untuk proses penguapan air. Pengering hybrid disini menggunakan energi matahari dan listrik/biomassa sebagai sumber energi.

Dikatakan hybrid karena bekerja saling membantu dalam proses pengeringan. Apabila pada saat pagi hari dan cuaca cerah maka yang akan digunakan adalah energi sinar matahari, dan apabila pada saat malah hari atau pada saat cuaca hujan atau mendung maka yang digunakan adalah energi listrik dari heater dan panas api dari oven Biomassa.

Prinsip kerja mesin pengering hybrid
adalah pemanfaatan dua sumber energi, yaitu pancaran sinar matahari dan energi listrik/panas api. Gelombang pendek energidari pancaran sinar matahari memenuhi ruang pengering melalui kaca kolektor. Gelombang ini diteruskan ke seluruh bagian ruang pengering. Seluruhkomponen di dalam ruang pengering juga meradiasikan energi.

Dengan demikianterjadi akumulasi energi di dalam ruang pengering dan menyebabkan suhu meningkat. Kenaikan suhu ruang akan menguapkan air yang terkandung dalam bahan. Listrik sebagai sumber energi kedua yang akan memanaskan ruangan untuk mengeringkan bahan. Alat Pengering Hybrid dianggap sebagai solusi yang paling ideal untuk mengatasi berbagai kelemahan dari metode pengeringan kopra di atas, namun membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk mengadakannya.


OLEH : ZUBAIR

0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...