Tanaman
Kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah lama dikenal dan
sangat berperan bagi kehidupan masyarakat. Beroperasinya Industri kelapa
terpadu ini akan membantu perputaran ekonomi daerah dan pada gilirannya
pendapatan daerah dan masyarakat petani akan ikut terangkat.
Komoditas hasil
pertanian / perkebunan dalam hal ini kelapa pada kenyataannya memiliki ragam
karakteristik baik bentuk, ukuran dan sifat reologi bahan.
Pemahaman terhadap sifat bahan tersebut
selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk desain sistem pengeringan dan wadah
bahan. Sistem pengeringan akan mengintegrasikan faktor fisik dalam bentuk
ketersediaan sumber energi yang dibutuhkan dan yang mampu disediakan oleh
lingkungan secara kontinyu dan ekonomis. Sedangkan wadah bahan akan mengintegrasikan
bentuk, ukuran dan sifat reologi yang mendukung proses pengeringan bahan secara
optimal dalam sistem pengeringan yang didesain
Cara- cara system pengeringan
1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun-drying)
Peralatan yang dibutuhkan untuk
cara pengolahan / pengeringan dengan sinar matahari adalah lantai pengering
atau pun rak-rak terbuat dari bambu. Bila cuaca baik, dalam waktu 2 hari pengeringan,
daging buah dengan mudah dapat dicungkil dari tempurungnya. Dengan pengeringan
kembali selama 3 – 5 hari sudah akan didapatkan kopra kering. Pada cuaca baik,
pengeringan secara kontinyu selama 8 jam mampu menguapkan ± 1/3 kadar air yang
terdapat pada buah. Selama penjemuran dilakukan pembalikkan hamparan kopra 1-2
jam sekali. Dalam perdagangan hasil pengeringan tersebut dinamakan sebagai
sun-dried kopra.
Keuntungan
- keuntungan sun-drying:
1. Biaya
murah
2. Tidak
memerlukan bahan bakar
3.Relatif
sedikit memerlukan pemeliharaan alat
4. menghasilkan kopra dengan mutu tinggi
Kelemahan-kelemahan
sun-drying:
1.
Sangat tergantung cuaca.
2. Waktu
dan kondisi pengeringan tidak dapat diatur.
3. kemungkinan pertumbuhan jamur bila cuaca kurang atau tidak baik atau bila
waktu pengeringannya terlalu lama.
2.
Metoda Rumah Pengering Plastik
Teknologi rumah pengering plastik dapat
menghasilkan kopra berkualitas. Rumah pengering ini terdiri dari atap dan
dinding yang terbuat dari plastik transaparan. Sinar matahari akan menembus
atap yang terbuat dari plastik transaparan dan memanasi daging buah kelapa yang
dikeringkan. Dengan cara ini panas yang dipantulkan kembali oleh lantai atau
daging buah akan tertahan sehingga terjadi peningkatan suhu didalam rumah
plastik, dengan demikian bahan/kopra yang dikeringkan akan lebih cepat menjadi
kering dan terlindungi dari hujan. Alat ini terdiri dari dua lantai atas dan
bawah, lantai bawah berjarak 100 cm dari permukaan tanah, untuk menghindari
kelembaban tanah.
Kopra
yang dikeringkan dilantai bawah lebih lama keringnya karena lantai bawah hanya
memanfaatkan panas yang dipantulkan oleh dinding plastik, sedangkan kopra yang
dilantai atas mendapat cahaya sinar matahari langsung.
Teknologi
rumah pengering plastik menghasilkan kopra yang dikenal dengan ”Kopra Putih”
dengan kadar air 5-6%, mengandung minyak 62-63% dan asam lemak bebas maksimal
0.5-1 % dan berwarna putih sampai putih kekuningan, berbau khas kopra,
tidak/sedikit mengandung bagian yang berjamur (maksimum 8%).
3. Pengasapan (smoke-dried copra)
Dengan cara ini, daging
buah akan kontak langsung dengan gas-gas yang timbul dari pembakaran dalam
dapur api. Hasil yang diperoleh dengan pengeringan dengan pemanasan secara langsung
disebut sebagai smoke-dried copra, dengan ciri khas berbau asap dengan
permukaan berwarna putih kecoklatan. Contoh model alat pengering ini adalah:
rak-rak bambu dengan dinding terbuat dari daun-daun kelapa. Model pengering ini
merupakan alat pengering buatan paling sederhana. Bahan bakar menggunakan
tempurung kering. Hasilnya tidak bisa dikategorikan sebagai kopra putih
sehingga harganya cnderung murah.
4. Pemanasan secara tidak langsung
Terdapat berbagai cara
pengeringan buatan, salah satunya dengan memanfaatkan aliran udara yang
dipanaskan untuk mengurangi kadar air di dalam kopra dengan panas pengeringan
sekitar 60-70oC, sehingga kadar air turun menjadi 5-6%.Proses perpindahan panas
dengan cara ini berlangsung secara konduksi dan konveksi. Udara bergerak
melintasi hamparan kopra setelah terlebih dahulu melalui penukar panas. Alat
pengering dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu
sesuai dengan kadar air kopra yang diinginkan.
Cara ini lebih baik karena tidak tergantung cuaca dan bahan
bakar lebih sedikit. Cara ini memerlukan modal lebih besar sehingga akan
mempengaruhi biaya produksi kopra yang dihasilkan. Kopra yang dihasilkan mutu
yang baik (warna yang baik, minyak yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma
baik, dan tidak menunjukkan gejala tengik selama penyimpanan 8 bulan).
5. Alat pengering hybrid
Alat pengering hybrid merupakan pengering yang menggunakan dua
atau lebih sumber energi untuk proses penguapan air. Pengering hybrid disini
menggunakan energi matahari dan listrik/biomassa sebagai sumber energi.
Dikatakan hybrid karena bekerja saling membantu dalam proses
pengeringan. Apabila pada saat pagi hari dan cuaca cerah maka yang akan
digunakan adalah energi sinar matahari, dan apabila pada saat malah hari atau
pada saat cuaca hujan atau mendung maka yang digunakan adalah energi listrik
dari heater dan panas api dari oven Biomassa.
Prinsip kerja mesin pengering hybrid
adalah pemanfaatan dua sumber energi, yaitu pancaran sinar matahari dan energi
listrik/panas api. Gelombang pendek energidari pancaran sinar matahari memenuhi
ruang pengering melalui kaca kolektor. Gelombang ini diteruskan ke seluruh
bagian ruang pengering. Seluruhkomponen di dalam ruang pengering juga
meradiasikan energi.
Dengan demikianterjadi akumulasi energi di dalam ruang pengering
dan menyebabkan suhu meningkat. Kenaikan suhu ruang akan menguapkan air yang
terkandung dalam bahan. Listrik sebagai sumber energi kedua yang akan
memanaskan ruangan untuk mengeringkan bahan. Alat Pengering Hybrid dianggap
sebagai solusi yang paling ideal untuk mengatasi berbagai kelemahan dari metode
pengeringan kopra di atas, namun membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk
mengadakannya.
OLEH : ZUBAIR
0 komentar:
Posting Komentar