Selasa, 01 Juni 2021

Cara Agar Jeruk Keprok Cepat Berbuah


Jeruk keprok selayar merupakan komoditas primadona bagi petani setempat. Pertanaman jeruk tersebar di daratan Pulau Selayar terutama di Kecamatan Bontoharu, Bontomatene, dan Bontosikuyu. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat menetapkan jeruk sebagai salah satu komoditas andalan dan dikembangkan dalam skala agribisnis Jeruk keprok selayar merupakan salah satu komoditas sumber pendapatan petani pada tiga kecamatan di Kabupaten Selayar. Teknologi budi daya yang berkembang di tingkat petani masih bertumpu pada sumber daya setempat sehingga diperlukan perbaikan/introduksi teknologi untuk memperoleh hasil yang optimal.


Untuk mempercepat proses berbuah/produksi pada tanaman jeruk keprok dapat dilakukan dengan “metode pelenturan percabangan” sehingga  petani tidak perlu khawatir untuk menanam jeruk keprok karena umur produksi awal relatif sama dengan jeruk siam bahkan mampu berbuah sangat lebat rata-rata per pohon menghasilkan buah 20 s/d 25 kg pada awal produksi. Kebun Percobaan Banaran di Batu, Jawa Timur menggunakan metode ini untuk mempercepat proses berbuah untuk tanaman jeruk Keprok Batu 55 dan sekarang sudah terlihat hasilnya.

Prinsip dasar metode ini adalah perlakuan gangguan pada percabangan dengan cara melenturkan atau membuat cabang menjadi lentur sehingga terjadi gangguan yang terdapat pada jaringan xilem ataupun floem, yang berdampak meningkatnya akumulasi karbohidat (CH2O)n yang ada didalam daun dan akan mempengaruhi kecepatan kesiapan primordia bakal bunga dan bakal buah.

Disamping itu harus dilakukan pengaturan derajad sudut percabangan tanaman agar menjadi lebih besar dari sebelumnya, sehingga porstur tanaman terbentuk lebih ideal dengan pertumbuhan pada tajuknya cenderung menyamping (harisontal) sehingga pengaruh gravitasi bumi sedikit terhambat untuk menarik atau mengurangi ketersediaan carbon (C) dan nitrogen (N) yang terdapat pada bagian tubuh tanaman.


Waktu yang tepat untuk melakukan perlakuan pelenturan percabangan adalah pada saat tanaman mulai layu tepatnya diawal musim kemarau (awal tanaman mengalami kondisi strees air) alasanya pada kondisi tersebut tanaman berhenti bertunas dengan kondisi sedikit layu sehingga cabang tidak mudah patah saat dilakukan proses pelenturan. Perlu diingat selama 2-3 bulan tanaman yang sudah diperlakukan pelenturan tidak perlu disiram air. Disamping itu faktor utama penentu keberhasilan dari metode ini adalah, harus merubah komposisi dosis pemupukan yang diberikan pada tanaman, karena adanya perubahan fisiologis tanaman dari fase vegetatif (pertumbuhan) ke fase generatif (produksi).


OLEH : DATULANGI


0 komentar:

Posting Komentar

PEMANFAATAN SARANA DIGITAL BPP BENTENG BONTOHARU SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

  Perkembangan teknologi di era digitalisasi 4.0 menuntut penyuluh pertanian untuk memiliki kemampuan Internet of Things (IOT), Teknologi 3D...